Salin Artikel

Pengakuan Otak Pembunuh 2 Pria di Banten: Korban Minta Dicarikan Dukun Santet

SERANG, KOMPAS.com - Sebelum dibunuh 4 pelaku, salah satu korban berinisial WD (39), meminta pelaku utama MT (36) untuk diantarkan ke dukun santet.

Hal itu dikatakan MT kepada wartawan di Mapolda Banten, Jalan Syekh Nawawi Al Bantani, Kota Serang, Banten, Senin (16/1/2023).

"Korban datang minta dicarikan dukun, untuk santet mertua dan adik iparnya," kata MT.

Meski sudah menyiapkan uang Rp 8 juta untuk bisa diantarkan ke dukun, MT tidak mempunyai kenalan dukun santet.

Pada Kamis (12/1/2023) sore, korban WD dan KJA bertemu tersangka MT di Rumah Sakit Hermina Ciruas lalu berjalan bersama ke Petilasan Cirewu.

MT kemudian bertemu dengan 3 rekannya SM (30), MA (30), dan SP (40). Mereka kemudian dikenalkan kepada WD bersama sopirnya KJA (48) saat di petilasan di daerah Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang.

Petilasan itu dijadikan lokasi untuk membunuh 2 korbannya dengan cara meracuni hingga menjerat lehernya menggunakan tali kabel yang sudah dipersiapkan.

MT mengaku terpaksa menghabisi nyawa rekannya yang dikenal saat menjadi relawan Covid-19 pada tahun 2020 di Jakarta itu karena faktor ekonomi.

Warga Desa Penggalang, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang itu terpaksa karena sedang terlilit utang yang harus dibayarkan ke tetangganya.

"(Faktor) Ekonomi, karena utang Rp 6 juta, sudah engga ada pinjaman lainnya, ini (membunuh) pilihan terakhir," ujar MT.

Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Shinto Silitonga mengatakan, sejak awal para pelaku sudah merencanakan aksinya untuk membunuh korban dengan menyiapkan racun padi hingga tali kabel.

"Korban WD diberi kopi yang sudah dicampur racun padi dengan harapannya korban meninggal. Namun korban tidak meninggal ketika itu," kata Shinto kepada wartawan, Senin (16/1/2023)

Tak putus asa, 2 pelaku kemudian mengambil tali untuk menjerat korban untuk menghabisi nyawanya.

"Dalam kondisi duduk ketika itu, korban WD kemudian dijerat pada bagian leher dari samping oleh tersangka SP dan SM hingga meninggal dunia," ujar Shinto.

Alhasil, korban terjatuh ke lantai dan tersangka MA memastikan saat itu bahwa korban WD sudah dalam kondisi meninggal.

Saat korban WD dibunuh, secara bersamaan tersangka utama mengajak korban KJA keluar petilasan untuk membeli kopi.

Bukannya membeli kopi, justru KJA dijerat lehernya secara menyilang oleh para pelaku hingga korban tak sadarkan diri lalu meninggal dunia.

Saat kedua korban sudah dipastikan meninggal, para pelaku kemudian memasukkan ke dalam mobil untuk dibuang ke wilayah Warunggunung atau Malimping, Lebak.

Bukannya di 2 lokasi tersebut, para tersangka memilih lokasi pembuangan terakhir di perkebunan karet karena situasi sangat sepi sekitar pukul 03.00 WIB pada Jumat (13/1/2023).

Keempatnya kini sudah ditahan dan terancam hukuman seumur hidup maksimal hukuman mati.

"Dikenakan pasal berlapis yaitu Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan atau Pasal 365 KUHP tentang Pencurian," kata Shinto.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/16/184727478/pengakuan-otak-pembunuh-2-pria-di-banten-korban-minta-dicarikan-dukun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke