Salin Artikel

Benteng Oranje, Hadiah Sultan Ternate yang Jadi Benteng VOC Pertama di Indonesia

KOMPAS.com - Benteng Oranje atau Fort Oranje merupakan salah satu bangunan bersejarah yang menjadi destinasi wisata di Ternate, Maluku Utara.

Berada di pusat Kota Ternate, lokasi Benteng Oranje berada di Jaan Hasan Boesoeri, Gamalama, Ternate Tengah, Kota Ternate, Maluku Utara.

Tak banyak yang tahu jika dulu lokasi Benteng Oranje berada tepat di sisi laut yang kemudian berubah karena adanya reklamasi.

Wisatawan yang berkunjung ke tempat ini dapat menikmati keindahan bangunan, atau napak tilas masa kejayaan Ternate.

Tempat wisata di Ternate ini memang merekam jejak kedatangan bangsa-bangsa Eropa di masa lalu yang bertujuan menguasai komoditi rempah-rempah.

Saat ini Benteng Oranje memiliki status sebagai cagar budaya nasional karena menjadi salah satu bukti peninggalan jaman kolonial dan kemasyuran rempah di Indonesia.

Sejarah Benteng Oranje

Sejarah Benteng Oranje bermula dari kedatangan bangsa Eropa ke Ternate yang tidak hanya bermaksud untuk berdagang, namun juga ingin menguasai sumber daya alamnya.

Hal ini membuat benteng-benteng kemudian dibangun untuk mengukuhkan wilayah kekuasaan mereka.

Benteng ini pun menjadi salah satu benteng tua yang dibangun oleh Portugis pada abad ke -16.

Mulanya tempat ini bernama Benteng Melayu/Malayo, yang disematkan karena saat itu kawasan ini mayoritas penghuninya merupakan orang-orang berkebangsaan Melayu.

Karena serangan bangsa Spanyol, benteng ini pun sempat hancur dan terbengkalai.

Oleh Sultan Ternate, benteng ini kemudian dihadiahkan kepada Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) karena telah berhasil mengusir bangsa Spanyol dari Ternate.

Selain mendirikan benteng, VOC kemudian diberikan kuasa untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah.

Benteng pertama milik VOC di Indonesia ini kemudian dibangun kembali pada tahun 1607 oleh Gubernur Jenderal Belanda, Cornelis Matelief De Jonge.

Baru kemudian pada tahun 1609, nama Fort Oranje atau Benteng Oranje kemudian disematkan oleh Francois Witlentt yang digunakan hingga saat ini.

Nama Oranje diambil dari nama dinasti Oranje-Nassau di Belanda. yang memegang peran besar dalam sejarah kerajaan Belanda.

Lokasi Beragam Peristiwa Sejarah

Pada abad ke-17, Benteng Oranje memegang peran penting karena sempat menjadi tempat tinggal Gubernur Jenderal VOC.

Beberapa petinggi VOC yang pernah tinggal di tempat ini adalah, Jan Pieterszoon Coen, Herald Reynst, Pieter Both dan Laurenz Reaal.

Benteng Oranje juga sempat digunakan Pieter Both sebagai tempat berunding dengan Sultan Mudaffar dari Ternate.

Peristiwa ini terjadi setelah VOC menetapkan wilayah Maluku Utara sebagai lokasi pusat pemerintahan Hindia Belanda.

Kawasan Benteng Oranje kemudian digunakan sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda sebelum akhirnya dipindahkan ke Batavia pada tahun 1619.

Benteng ini kemudian berubah fungsi menjadi penjara, seperti yang tertulis pada batu prasasti yang dibangun tahun 1756.

Pada tahun 1822, Benteng Oranje sempat dijadikan pengasingan pahlawan nasional Sultan Mahmud Badarudin II (Sultan Palembang).

Sultan Mahmud Badarudin II berada di pengasingan ini hingga beliau meninggal dunia pada tahun 1852 dan dimakamkan tidak jauh dari Benteng Oranje.

Benteng Oranje adalah sebuah bangunan pertahanan bertipe kastil, dengan denah trapesium yang memiliki empat bastion di keempat sisinya.

Di dalam benteng terdapat beberapa bangunan, seperti rumah Gubernur Jenderal dan Gubernur VOC, barak, dan gudang senjata.

Di beberapa sisi benteng juga ditemukan prasasti berbahasa Latin, 1 prasasti berbahasa Belanda, dan lambang VOC.

Ada juga 13 meriam yang beberapa di antaranya sudah hilang dan meninggalkan jejak pondasi meriam pada sudut barat laut benteng.

Benteng Oranje Saat Ini

Cagar Budaya Benteng Oranje, kini statusnya merupakan milik negara dan dikelola oleh Pemerintah Kota Ternate.

Sempat terbengkalai, bangunan yang menjadi landmark kota Ternate ini kemudian mulai ditata oleh pemerintah.

Pedagang kaki lima dan bangunan liar di wilayah benteng juga mulai ditertibkan.

Selain menjadi tempat wisata sejarah, sebagian tempatnya digunakan sebagai perkantoran.

Di bagian pelataran depan benteng juga dibangun taman yang dilengkapi dengan air mancur, lampu hias, serta papan nama benteng berukuran besar.

Kemudian, bekas kediaman Gubernur VOC, Pieter Both juga dialihfungsikan menjadi Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate.

Sumber:
 jalurrempah.kemdikbud.go.id  
 kebudayaan.kemdikbud.go.id  
 eprints.upnjatim.ac.id  
 bobo.grid.id  
 tribunnewswiki.com  

https://regional.kompas.com/read/2023/01/15/181304278/benteng-oranje-hadiah-sultan-ternate-yang-jadi-benteng-voc-pertama-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke