Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Ritual Darah Dukun Pengganda Uang di Gresik | Identitas Perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar Terkuak dari Tali

KOMPAS.com - Pria berinisial MY (42), yang mengaku bisa menggandakan uang, ditangkap polisi karena diduga melakukan penipuan terhadap para korbannya.

MY alias Abahh Yanto membuka praktik di rumah kontrakannya di Perum Gran Verona, Kabupaten Gresik, Jawa Timur (Jatim).

Saat beraksi, MY melakukan ritual menggunakan darah dan jenglot. Ritual ini dilangsungkan untuk menyakinkan para korban, sehingga mau menyerahkan uang mencapai ratusan juta rupiah kepada Abah Yanto.

Berita lainnya, identitas perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar terkuak. Tiga dari lima pelaku berhasil ditangkap polisi.

Identitas para pelaku terbongkar usai polisi melakukan scientific crime investigation terhadap barang bukti di lokasi kejadian, yakni tali tampar berwarna putih.

Dalam tali yang digunakan untuk mengikat anggota Satpol PP yang berjaga di rumah dinas itu terdapat DNA pelaku.

Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Sabtu (14/1/2023).

Ketika menangkap seorang dukun pengganda uang di Gresik, polisi menemukan sejumlah kantong darah berlogo Palang Merah Indonesia (PMI). Kantong darah itu disimpan di dalam kulkas.

Tiap kantong berisi 250 cc darah. Selain puluhan kantong darah, polisi juga menyita sejumlah uang mainan.

Kepala Unit Tindak Pidana Ekonomi (Kanit Pidek) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Gresik Ipda Lutfi Hadi mengatakan, polisi kini tengah menyelidiki dari mana Abah Yanto mendapat kantong darah tersebut.

"Memang ada yang terdapat logo PMI, ada juga yang tidak. Itu juga yang masih kami dalami, dia dapat dari mana, dari siapa, masih kami lakukan pendalaman lagi," ujarnya, Rabu (11/1/2023).

Benda-benda yang disita polisi itu diduga merupakan alat bagi MY alias Abah Yanto saat menjalankan ritual penggandaan uang.

Baca selengkapnya: Ritual Darah Abah Yanto, Dukun Pengganda Uang di Gresik, Gunakan Jenglot hingga Uang Gambar Sukarno

Polisi menggunakan scientific crime investigation untuk mengungkap identitas perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar.

Kepala Unit (Kanit) III Sub Direktorat (Subdit) III Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Jatim Kompol Trie Sis Biantoro menuturkan, profil pelaku terbongkar dari DNA yang berada pada barang bukti.

Barang bukti yang diidentifikasi oleh Tim Bidang Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim adalah tali tampar berwarna putih. Tali tersebut dipakai pelaku untuk mengikat tiga anggota Satpol PP yang menjaga rumah dinas.

"Dan semua berhasil terprofil, iya karena DNA, iya pakai crime scientific investigation," ucapnya, Jumat (13/1/2023).

Selain mengidentifikasi lewat barang bukti tali, profil pelaku juga terlacak melalui analisis rekaman 33 CCTV yang berada di dalam maupun luar Rumah Dinas Wali Kota Blitar Santoso.

Baca selengkapnya: Terbongkarnya Identitas Perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Barang Bukti Tali Berwarna Putih Jadi Petunjuk

Pemerintah berencana membatasi penjualan gas elpiji 3 kilogram atau gas melon hanya di penyalur resmi atau sub penyalur (pangkalan).

Terkait aturan tersebut, sejumlah warga mengaku kebingungan lantaran tak lagi bisa membeli gas elpiji 3 kilogram di warung kecil.

Riduan Ahmad (30), warga Kelurahan Way Kandis, Bandar Lampung, menuturkan, dirinya khawatir dengan aturan tersebut. Satu hal yang ia khawatirkan ialah menyangkut ketersediaan gas melon dan juga jam operasional pangkalan.

"Kalau pas malam gas habis dan kita lagi butuh banget, gimana?" ungkapnya, Sabtu.

Ditambah lagi, pangkalan gas terdekat dari rumahnya jaraknya cukup jauh.

Baca selengkapnya: Warung Kecil Tak Bisa Jual Gas 3 Kg, Warga: Kalau Kehabisan Pas Malam Gimana?

Jatim akan menjadi "medan perang" Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto bila keduanya maju dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024. Hal ini diketahui berdasarkan survei terbaru Lembaga Survei Nasional (LSN).

Peneliti senior LSN, Gema Nusantara Bakry, menjelaskan, andaikata Prabowo didampingi calon wakil presiden (cawapres) yang disukai masyarakat Jatim, bukan tak mungkin Ketua Umum Partai Gerindra itu akan menang di provinsi tersebut.

"Jika koalisi Gerindra dan PKB terus berlanjut, serta Prabowo didampingi cawapres yang disukai Nahdiyin, bisa jadi Prabowo akan menang di Jatim sekaligus secara nasional," tuturnya.

Adapun di Jawa Barat (Jabar), tingkat elektabilitas Prabowo masih di atas dua nama lainnya, yakni Anies Baswedan dan Ganjar.

"Dugaan Anies (Baswedan) yang katanya menggerus kantong suara Prabowo di tanah Parahyangan (Jabar) ternyata belum terbukti," jelasnya.

Baca selengkapnya: Survei LSN Terbaru: Anies Baswedan Unggul di Jakarta, Jatim Jadi Medan Tempur Ganjar dan Prabowo

Sejumlah warga di Desa Watuwey, Kecamatan Dawelor Dawera, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, hingga Sabtu (14/1/2023) tetap bertahan di pegunungan.

Mereka masih mengungsi karena terus merasakan gempa susulan di wilayah tersebut. Meski demikian, sejumlah warga Desa Watuwey lainnya telah kembali ke kediaman masing-masing.

Kepala Desa Watuwey Erley Wardulianus mengungkapkan, terdapat sekitar 50 kepala keluarga yang masih mengungsi di wilayah pegunungan di desa tersebut.

“Sampai hari ini masih sekitar 50 kepala keluarga yang masih mengungsi di gunung, ya sebagian yang masih mengungsi,” terangnya, Sabty.

Para warga mulai mengungsi saat gempa magnitudo 7,5 mengguncang desa mereka pada Selasa (10/1/2023).

Baca selengkapnya: Terus Rasakan Gempa Susulan, Warga Maluku Barat Daya Bertahan di Pegunungan

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya; Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty | Editor: Rachmawati, Reza Kurnia Darmawan, Teuku Muhammad Valdy Arief, Muhammad Syahrial)

https://regional.kompas.com/read/2023/01/15/060600778/-populer-nusantara-ritual-darah-dukun-pengganda-uang-di-gresik-identitas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke