Salin Artikel

Mengaku Kecewa Tak Dihargai, Ketua dan Ratusan Pengurus Partai Perindo di Kutai Timur Undur Diri, Ramai-ramai Pindah Partai

Sumarno mengatakan hal itu dipicu kekecewaan para pengurus setelah ada pergantian posisi ketua DPD baru tanpa mekanisme partai.

Sumarno mengaku diminta meninggalkan jabatan ketua dan menjadi sekretaris, namun dirinya menolak.

“Saya (ketua) tiba-tiba diganti oleh Mahyunadi. Saya diminta jadi sekretarisnya. Tapi teman-teman (pengurus 18 kecamatan) ini enggak mau, makanya semua mundur dan melebur ke PKN (Partai Kebangkitan Nusantara)," ungkap Sumarno saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/1/2023).

Sumarno menduga penunjukan Mahyunadi sebagai Ketua Perindo Kutai Timur menggantikan dirinya, tidak lepas dari peran Ketua Dewan Pertimbangan DPP Perindo, Mahyudin.

Mahyunadi adalah adik atau saudara kandung dari Mahyudin. Keduanya sama-sama politisi, mengawali karier politik dari Kutai Timur. Sempat lama jadi pengurus DPP Partai Golkar.

Mahyudin akhirnya pindah ke Perindo sejak Agustus 2022 lalu, setelah dilantik Ketua Umum DPP Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) dengan jabatan barunya.

Mahyudin mengakui berperan di balik pergantian Ketua Perindo Kutai Timur dari Sumarno ke adiknya.

"Kalau bicara intervensi, intervensi saya bukan hanya di Kutai Timur tapi seluruh Indonesia. Kami akan melihat mana yang lemah, akan diperkuat, mana yang sudah kuat kita support lebih kuat lagi, karena kita mau menang pemilu 2024 nanti," ungkap Mahyudin saat dihubungi Kompas.com terpisah.

Tuding tak sesuai mekanisme

Sumarno menuding pergantian dirinya oleh Mahyunadi sebagai ketua Perindo Kutai Timur baru tanpa mekanisme musyawarah daerah (musda), melainkan hanya penunjukan langsung.

Karena itu, kata dia, ratusan pengurus dari 18 kecamatan keberatan, merasa tak dihargai, dan mendesak agar ramai-ramai mundur dari Perindo, termasuk dirinya.

Politisi yang telah delapan tahun jadi kader Perindo Kutai Timur mengaku sebenarnya tak menyoal posisinya tergeser, asal dilakukan sesuai mekanisme partai.

Menurut dia, penunjukan langsung ketua baru tanpa forum musda partai membuktikan ada kesewenang -wenangan dan tak menghargai kerja keras pengurus dalam proses pergantian itu.

"Perindo kayak main seenaknya gonta-ganti. Seolah kami pengurus ini merasa tidak dihargai,” keluh dia.

Padahal selama kepengurusannya, Sumarno mengaku semua kader Perindo Kutai Timur sudah bekerja keras demi meloloskan Perindo, sebagai satu-satunya partai non-parlamen di Kutai Timur yang berhasil lolos verifikasi faktual (verfak) sebagai peserta pemilu 2024 oleh KPU.

“Nah pasca-pengumuman lolos, langsung ada pergantian ketua," pungkas dia.

Bantah

Mahyudin membantah disebut tak sesuai mekanisme. Baginya, proses pergantian melalui pembahasan dan diskusi panjang dengan pengurus.

"Kami komunikasi dengan Ketua DPD lama Pak Marno. Kami juga enggak langsung mengganti. Didiskusikan sama Pak Marno. Awalnya kooperatif enggak masalah. Tiba-tiba keluar dari kepengurusan. Kalau begitu ya, kita enggak bisa apa-apa," ungkap senator DPD RI daerah pemilihan Kaltim ini.

Mahyudin menjelaskan alasan penunjukan Mahyunadi sebagai Ketua Perindo Kutim, untuk penguatan Perindo guna hadapi pemilu 2024. Terlebih, kata dia, Mahyunadi memiliki basis massa yang perlu ditampung di Perindo.

"Karena target kami mau menang," ujarnya.

Disinggung soal pengunduran diri para pengurus, Mahyudin tak ambil pusing. Baginya, itu hal biasa.

"Kalau ada yang mau keluar, ya enggak bisa kita tahan juga. Tapi kalau ada yang bertahan tentu kita prioritaskan," pungkas dia.

Ramai-ramai masuk PKN

Sumarno bersama ratusan pengurus Perindo dari 18 kecamatan di Kutai Timur ternyata ramai-ramai masuk kader Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) cabang Kutai Timur.

“Alasannya karena PKN lebih mengedepankan etika politik. Paling pokok dalam berpartai itu kita harus beretika. Teman-teman pengurus dari 18 kecamatan ini yang mendesak semua masuk PKN,” kata Sumarno.

Hal itu, dia amati dari pidato Ketum PKN Gede Pasek Suardika dan juga Ketua Pimpinan Cabang (Pimcab) Kaltim, Rudi Prianto. Setiap ajakannya, kata Sumarno selalu menyematkan kata etika dan santun dalam berpolitik.

Sumarno langsung dipercaya jadi Ketua Pimpinan Cabang (Pimcab) PKN Kutai Timur. Usai pegang jabatan itu, Sumarno langsung melantik pengurus 18 kecamatan yang sebelumnya Perindo menjadi PKN Kutai Timur.

Ketua Pimda PKN Kaltim, Rudi Prianto mengajak para kader agar berpolitik santun dan riang gembira. Jangan saling menyikut satu sama yang lain.

"Mari bergandengan tangan, saling menguatkan dan berkolaborasi demi kepentingan rakyat banyak,” ajak Rudi.

Rudi mengatakan kehadiran PKN dalam kancah perpolitikan nasional maupun daerah, bakal memberi warna baru dan meramaikan helatan pemilu 2024.

PKN sebagai partai baru, akan berjuang dengan riang gembira dan mengedepankan politik santun, bukan politik identitas.

"Mari kita berpolitik yang santun, asyik dan riang gembira. Kami bukan ancaman," tutup Rudi.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/12/075146078/mengaku-kecewa-tak-dihargai-ketua-dan-ratusan-pengurus-partai-perindo-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke