Salin Artikel

2 Pekan Tak Hujan, Ratusan Hektar Tanaman Jagung Petani di Bima Terancam Puso

Kondisi ini membuat sejumlah petani resah, sebab mereka tidak bisa melakukan pemupukan sehingga mengakibatkan tanaman jagung layu.

Salah seorang petani di Kecamatan Madapangga, M Tahir mengaku, dua pekan terakhir hujan tidak pernah turun di wilayahnya.

Akibatnya, puluhan hektar tanaman jagung yang usia tanamnya baru sebulan mulai layu dan mengering.

"Sudah dua pekan ini tidak ada hujan, jagung layu karena kekurangan air," ungkapnya saat dikonfirmasi, Rabu (11/1/2023).

Dengan kondisi krisis air dimasa pertumbuhan tanaman jagung saat ini, petani tidak berani melakukan pemupukan karena khawatir jagungnya akan mati.

M Tahir bersama puluhan petani menggelar shalat minta hujan atau istisqa.

Kegiatan serupa juga dilakukan petani lain di Kecamatan Soromandi dan Wawo, Kabupaten Bima.

"Biasanya tujuh hari, tapi sekarang tumben sampai 10 hari tidak turun hujan di Wawo," kata Sekretaris Desa Kombo, Kecamatan Wawo, Jeni Rahmat saat dihubungi, Rabu.

Rahmat mengungkapkan, kegiatan shalat istisqa yang dikuiti tokoh agama, masyarakat, pemuda dan anak-anak digelar petani di area persawahan di Desa Kombo.

Harapannya, lahan pertanian warga bisa segera diguyur hujan agar tidak layu dan mati.

"Kalau tidak turun hingga beberapa hari kedepan bisa dipastikan tanaman petani ini akan rusak bahkan mati," jelasnya.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bima, Topan Primadi mengemukakan, saat ini wilayah Kabupaten Bima dan sekitarnya masih berada pada musim hujan.

Hanya saja, beberapa pekan terakhir intensitasnya berkurang akibat pergerakan angin bertiup dari selatan barat daya kearah utara.

Selain itu, kondisi awan konvektif di Pulau Sumbawa sangat berkurang, sehingga potensi hujan sangat kecil.

"Kalau kita lihat lapisan angin 3.000 vit itu kondisi angin di atas cukup kencang, sehingga awan hujan diatas Pulau Sumbawa semua bergerak kearah utara. Itu yang menyebabkan peluang hujan menjadi lebih sedikit," kata Topan Primadi.

BMKG Bima memprediksi kondisi ini akan berlangsung hingga pertengahan Januari 2023. Setelah itu, curah hujan akan kembali normal, namun harapannya tidak sampai berdampak pada terjadinya bencana alam.

"Mudah-mudahan kondisi ini bisa kembali normal ada hujan, namun tidak menimbulkan dampak bencana," ungkapnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/11/142013378/2-pekan-tak-hujan-ratusan-hektar-tanaman-jagung-petani-di-bima-terancam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke