Salin Artikel

Tolak Pembangunan Tol Lingkar Solo, Bupati Klaten: Anak Cucu Kita Nanti Mau Makan Apa kalau Sawah untuk Tol Terus

Pembangunan jalan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo ini akan melintasi tiga wilayah, yakni Klaten, Sukoharjo, dan Karanganyar.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten Widiyanti mengatakan, ada sekitar 30 hektar lahan pertanian di Klaten yang bakal terkena dampak dari pembangunan jalan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo.

"Ini kan belum ditetapkan. Jadi kami kan istilahnya berdasarkan rapat sudah menginformasikan kalau daerah sumber sawah. Paling utama sumber sawah di sana. Hampir sebagian besar lahan persawahan," kata Widiyanti saat dikonfirmasi, Selasa (3/1/2023).

Widiyanti menyampaikan, lahan persawahan yang bakal terkena dampak pembangunan jalan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo berada di tiga kecamatan, yakni Polanharjo, Delanggu, dan Wonosari.

"Tapi, desanya fix-nya nanti baru setelah ada tindak lanjutnya bisa disampaikan data detailnya," kata dia.

Dengan adanya dampak pembangunan jalan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo, diperkirakan produksi beras di Klaten bakal berkurang.

"Tapi, nanti dampaknya kan kita hitung sejauh mana, solusinya seperti apa kan nanti kita hitung kalau sudah pasti. Jangan sampai kita hiruk pikuk," jelas dia.

Widiyanti menambahkan, luas lahan yang ditanami padi di Klaten ada 31.000 hektar. Sedangkan untuk luas tanahnya ada sekitar 73.000 hektar. Dalam setahun ada yang dua kali panen dan tiga kali panen.

"Kalau daerah seperti Polanharjo, Delanggu, Wonosari ada yang tiga kali panen," jelas dia.

Secara terpisah, Bupati Klaten Sri Mulyani mengatakan tidak setuju dengan rencana pembangunan tol proyek strategi nasional (PSN) lingkar Timur-Selatan Kota Solo yang menggunakan sawah lestari.

"Saya tidak setuju. Karena pertimbangan bahwa tol PSN yang saat ini direncanakan dibangun ini kan sudah menggunakan sawah lestari atau pertanian 300 hektar," katanya.

Menurut dia, rencana pembangunan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo akan mengurangi sawah pertanian lagi. Diketahui, sebelumnya sejumlah wilayah di Kabupaten Klaten juga terdampak pembangunan tol Yogyakarta-Solo. 

"Sehingga, kasihanlah anak cucu kita. Anak cucu kita nanti mau makan apa kalau sawah pertaniannya dipakai untuk tol terus," ungkap Sri Mulyani.

Sebelumnya, sebanyak 50 desa di 11 kecamatan, di Kabupaten Klaten telah terdampak pembangunan Tol Yogyakarta-Solo. Adapun rinciannya, Desa Mendak dan Sidomulyo di Kecamatan Delanggu. Lalu Desa Kranggan, Sidoharjo, Keprabon, Polan, Kahuman, Kapungan, dan Glagahwangi di Kecamatan Polanharjo.

Kemudian Desa Kuncen, Kecamatan Ceper. Selanjutnya Desa Barenglor, Gergunung, Jebugan, di Kecamatan Klaten Utara. Lalu Desa Ngabeyan, Brangkal, Beku,Tarubasan, Jungkare, Kadirejo di Kecamatan Karanganom.

Selanjutnya Desa Kwaren, Majungan, Pepe, Tempursari, Kahuman, Ngawen, Senden, Gatak, Duwet, di Kecamatan Ngawen. Lalu Desa Malangjiwan, Karangduren, Mendem di Kecamatan Kebonarum. Kemudian Desa Karangnongko, Demakijo, Jagalan, Gumul di Kecamatan Karangnongko.

Lalu Desa Tambakan, Tangkisan, Prawatan, Somopuro, Joton, Wonoboyo, Granting, Dompyongan, di Kecamatan Jogonalan. Kemudian Desa Borangan, Barukan, Nangsri, Taskombang, di Kecamtan Manisrenggo. Terakhir, Desa Joho, Kebondalem Lor, Kokosan, di Kecamatan Prambanan.

Sementara untuk rincian desa terdampak pembangunan tol lingkar Timur-Selatan Kota Solo masih belum dapat dipastikan. Saat ini hanya diketahui tiga kecamatan yang terdampak yakni Polanharjo, Delanggu, dan Wonosari.

https://regional.kompas.com/read/2023/01/03/092005678/tolak-pembangunan-tol-lingkar-solo-bupati-klaten-anak-cucu-kita-nanti-mau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke