Salin Artikel

Cerita Mujahidin Belayar di Tengah Cuaca Ekstrem dari Karimunjawa ke Jepara untuk Ambil Logistik

Kondisi tersebut menbuat Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas 2 Jepara tidak mengeluarkan Surat Persetujuan Belayar (SPB) sejak Jumat (23/12/2022).

Penghentian segala jenis pelayaran itu secara otomatis menghentikan tambahan stok logistik pangan warga setempat.

Warga Karimunjawa hanya mengandalkan stok logistik yang tersisa.

Kondisi ini membuat Mujahidin (46) nekat mengemudikan perahunya dari Karimunjawa menuju Jepara pada Selasa (27/12/2022).

Ia berangkat dari Karimunjawa pukul 08.00 WIB dan perahu berukuran GT-26 tiba di Pelabuhan Jepara pukul 15.00 WIB.

Setiba di pelabuhan, perahu bernama Barokah mengangkut berbagai macam logistik pangan, di antaranya telur, gula, beras, sayur-sayuran, dan yang lainnya.

Pria asal Desa Kemujan itu mengaku nekat berlayar karena khawatir stok logistik di Karimunjawa habis.

Meski sudah ada informasi cuaca buruk, dia mengungkapkan sudah memperhitungkan kondisi gelombang di laut.

Menurutnya, kondisi gelombang pada hari ini Selasa (27/12/2022), masih aman untuk aktivitas pelayaran.

Dia mengakui sepanjang perjalanan memang terhambat oleh gelombang. Namun beruntung ia tiba di pelabuhan dengan selamat.

Kapal yang dikemudikan Mujahidin adalah rombongan pertama yang melakukan pelayaran dari Karimunjawa ke Jepara, sejak pengumuman penghentian pelayatan, Jumat (23/12/2022).

Dia mengungkapkan barang-barang yang diangkut merupakan titipan dari pelanggannya.

"Kebanyakan sayur-sayuran karena stoknya di sana sudah hampir habis," kata dia kepada tribunmuria.com.

Kini ia memantau kondisi cuaca untuk melanjutkan perjalanan balik ke Karimunjawa. Rencananya, ia balik ke kampung halaman usai subuh.

Sementara itu, Camat Karimunjawa Muslikin menyampaikan stok sembako di wilayah ibukota kecamatan Karimunjawa tergolong aman.

Ia menyebut stok beras tersisa 6 ton dan gula 21 ton. Sementara untuk telur, minyak goreng, dan tepung masih tersedia di pasaran.

Namun, kata dia, stok tersebut cukup untuk satu minggu.

Muslikin menyebut warga Karimunjawa sudah terbiasa dengan kondisi musim angin baratan. Warga yang berada di luar ibukota kecamatan juga sudah menyiapkan stok sembako yang cukup.

Muslikin juga mengetahui ada sejumlah warga Karimunjawa yang melakukan pelayaran dari Karimunjawa ke Jepara untuk mengambil logistik.

Menurutnya, warga Karimunjawa sudah sangat menguasai kondisi medan laut. Sehingga mereka telah memperhitungkan saat-saat yang tepat untuk berlayar di tengah cuaca buruk.

"Yang dari Batu Lawang informasinya malam ini mau berangkat ke Jepara. Karena membaca cuacanya malam ini agak reda dibanding pagi," ujarnya.

Dia berharap kondisi cuaca kembali membaik sehingga pelayaran kembali normal. Dengan demikian warga Karimunjawa tidak khawatir dengan stok logistik pangan.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kisah Mujahidin Nekat Berlayar ke Jepara di Tengah Cuaca Buruk Karena Kehabisan Logistik

https://regional.kompas.com/read/2022/12/28/070800278/cerita-mujahidin-belayar-di-tengah-cuaca-ekstrem-dari-karimunjawa-ke-jepara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke