Salin Artikel

Imigran Rohingya Terdampar di Aceh dalam Keadaan Lemas, Harus Diinfus dan Disuapi untuk Makan

Mereka disebut sudah kehabisan makan sehingga saat perahunya hanyut ke Aceh.

Keuchik Gampong Ujong Pie M Risyad mengatakan, warga Rohingya yang terdampar rata-rata sudah tidak makan selama sepekan.

"Umumnya mereka mengalami dehidrasi serta kondisi fisik yang sangat lemah sehingga harus mendapatkan penanganan secara medis berupa infus dan pemberian obat-obatan serta harus disuapi nasi oleh warga," kata Risyad kepada Serambinews, Selasa (27/12/2022).

Sebanyak 174 orang itu terdampar di Ujong Pie pada Senin (26/12/2022) sekitar 17.30 WIB.

Saat ini, sejumlah pengungsi tersebut direlokasi sementara ke kompleks SMPN 2 Muara Tiga.

Sekretaris Panglima Laot Pidie Marfian mengatakan, jumlah warga Rohingya berangkat untuk mengungsi lebih banyak ketimbang yang terdampar di Aceh.

Beberapa di antara dari mereka meninggal dalam perjalanan dan langsung dilarung ke laut.

"Untuk sementara ini mereka yang terdampar tidak ada meninggal," kata Marfian.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Aceh Kombes Winardy mengatakan, imigran Rohingya yang mendarat di Pidie terdiri dari 36 laki-laki dewasa, 31 wanita dewasa, dan 107 anak-anak.

Polisi sedang melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait lintas sektoral untuk mengatasi masalah ini.

"Perlu segera adanya koordinasi lintas sektoral untuk menyelesaikan masalah Rohingya ini, mengingat pendaratan mereka di Aceh makin sering," kata Winardy.


Sementara itu Kapolsek Muara Tiga, Ipda Fauzi, mengatakan beberapa dari imigran masih dirawat karena kondisi kesehatan yang menurun.

“Mereka dirawat ditempat penampungan oleh petugas medis, dengan measangkan infus dan memberi beberapa obat, karena kondisi yang lemas dan dehidrasi,” ujar Ipda Fauzi, kepada Kompas.com, melalui saluran telepon, Selasa (27/12/2022).

Dari pengakuan para imigran, sebut Fauzi, banyak dari mereka yang masih berada di lautan dan berlayar dengan tujuan negara ketiga untuk migrasi seperti Malaysia dan Thailand.

“Dari keterangan mereka memang masih ada kapal yang berada di lautan, dan banyak pula di antara mereka yang meninggal di laut karena sakit, kami sudah berkoordinasi dengan Polairud dan juga para nelayan, agar segera melaporkan ke pihak pengamanan jika melihat kapal asing yang memasuki perairan Indonesia khususnya Aceh, untuk penanganan dan pengamanan,” jelas Ipda Fauzi.

Diberitakan sebelumnya tiga gelombang imigran rohingya terdampar di pesisir Aceh sejak pertengahan November 2022.

Pada 15 dan 16 November 2022, 219 imigran Rohingya terdampar di pesisir Aceh Utara, dan kini ditampung di bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe.

Pada 25 Deseber 2022, 57 imigran Rohingya terdampar di pesisir pantai Ladong, Kabupaten Aceh Besar, dan kini ditampung sementara di UPDT Rumoh Sejahtera Dinas Sosial Aceh.

Terakhir pada 26 Desember 2022, 174 imigran Rohingya yang terdiri dari dewasa dan anak-anak, terdampar di pesisir Gampong Pie, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie.

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul 174 Rohingya Direlokasi ke SMPN 2 Muara Tiga Pidie.

https://regional.kompas.com/read/2022/12/27/141231678/imigran-rohingya-terdampar-di-aceh-dalam-keadaan-lemas-harus-diinfus-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke