Salin Artikel

Embung Sei Bolong Kering, 8.000 Pelanggan PDAM di Nunukan Alami Krisis Air Bersih

PDAM Nunukan juga sudah turun ke lapangan untuk berbagi air bersih ke warga terdampak sejak lima hari lalu.

Direktur Perumda Tirta Taka Nunukan, Masdi, mengatakan, kodisi Embung Sei Bolong yang mengalami kekeringan bukan kali pertama. Dia mengatakan kondisi ini kerap terjadi saat musim kemarau.

Selain karena Kabupaten Nunukan hanya mengandalkan curah hujan, ada sejumlah faktor lain yang mendasari PDAM mengambil kebijakan suplai air bergilir.

"Walau hujan memang sering turun, tapi di Nunukan, hujannya hanya berskala lokal. Satu daerah berlainan lokasi, ada yang hujan, ada yang tidak. Permasalahannya adalah, Nunukan tidak memiliki sumber air baku dan hanya mengandalkan tadah hujan,’’ujar Masdi, Selasa (20/12/2022).

Selain hanya mengandalkan hujan, pertumbuhan penduduk di Nunukan juga tidak selaras dengan produksi air bersih. Akibatnya, PDAM hanya mampu melakukan pelayanan dengan presentase 40 persen dari jumlah penduduk Nunukan.

Alasan lain, kondisi hutan yang sudah tak lagi lestari akibat alih fungsi, mengakibatkan embung inti di Nunukan, yakni embung Bolong, menyusut.

Kalau di waktu normal, instalasi pengolahan air (IPA) dapat memproduksi air bersih 85 sampai 120 liter per detik. Namun kini hanya mampu mengolah sekitar 25 sampai 30 liter per detik saja.

‘’Embung Bolong hanya bisa disedot 30 sampai 20 cm saja saat ini karena penyusutan. Itu ada pipa turun yang dibuatkan Balai Wilayah Sungai agak dalam, untuk mengantisipasi musibah atau kekeringan. Tapi kalau dipaksa menyedot, mesin akan rusak,’’urai Masdi.

"Untuk sementara, layanan kita prioritaskan ke wilayah atas, dimana mayoritas saudara kita yang akan merayakan Natal. Selanjutnya air mulai kita alirkan ke wilayah kota. Mohon dimaklumi,"imbuhnya.

Dia mengatakan  PDAM Nunukan juga sudah melakukan banyak hal untuk mengatasi persoalan ini. Sampai saat ini, pengerukan sudah dilakukan tiga kali terhadap Embung Bolong yang memiliki luas 350.000 kubik.

Tidak hanya itu, PDAM yang memiliki jumlah pelanggan hingga 8.000 tersebut juga kerap menggandeng komunitas pecinta alam untuk melakukan reboisasi.

Sejumlah komunitas juga pernah bergotong royong melakukan pembersihan aliran sungai di hutan, dan terlihat banyak pohon besar tumbang.

"Kami berharap pemerintah pusat bisa melihat kondisi Pulau terluar di Indonesia ini. Kita ingin ada solusi jangka panjang dengan bantuan penyediaan embung lain untuk tadah hujan lebih banyak,"harapnya.

Masdi mengajak masyarakat berdoa agar hujan segera turun dan kembali memenuhi Embung Bolong. Dengan begitu, air bisa kembali normal.

Sementara ini, PDAM terus berkeliling ke sejumlah wilayah terdampak, menggandeng BPBD, dan armada Dinas Pemadam Kebakaran, untuk membagikan air bersih.

"Prediksi BMKG Nunukan, hujan segera turun. Kita berharap embung terisi dan pelayanan bisa kembali normal,"kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/12/20/143300778/embung-sei-bolong-kering-8000-pelanggan-pdam-di-nunukan-alami-krisis-air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke