Salin Artikel

Asal-usul Potongan Jari Manusia di Sayur Lodeh Masih Misteri, Milik Siapa?

KOMPAS.com - Asal-usul potongan jari manusia di sayur lodeh masih menyisakan tanda tanya. Polisi menemui kendala untuk mengungkap identitas pemilik potongan jari manusia itu.

Dikutip dari Pos Kupang, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Belu AKBP Yosep Krisbiyanto melalui Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Belu Iptu Djafar Awad Alkatiri mengatakan, kesulitan yang dihadapi penyidik lantaran kondisi potongan jari manusia tersebut hanya setengah.

Kondisi tersebut membuat penyidik kesulitan mengidentifikasi menggunakan sistem tes sidik jari. Djafar menuturkan, hasil metode sidik jari tidak akan maksimal dan bahkan tidak bisa terbaca alur sidik jarinya karena potongan jari tidak utuh.

Meski demikian, untuk mengungkap asal-usul jari manusia itu, terang Djafar, penyidik Polres Belu telah berkoordinasi dengan tim forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), agar dapat mengidentifikasi potongan jari manusia yang saat ini berada di Puskesmas Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT.

Penyidik berharap upaya tes yang dilakukan tim forensik Rumah Sakit Bhayangkara bisa menemui titik terang, sehingga identitas pemilik potongan jari manusia yang masih berkuku tersebut bisa diketahui.

Di samping itu, Djafar juga menuturkan bahwa penyidik juga melakukan pendalaman terhadap keterangan saksi-saksi untuk mengungkap identitas pemilik potongan jari manusia tersebut.

Untuk mengungkap kasus potongan jari manusia di sayur lodeh, polisi telah memeriksa sejumlah pihak, yakni tiga warga yang membeli sayur lodeh di warung dan menemukan potongan jari, pemilik warung, penyuplai sayuran untuk sayur tersebut, dan pembuat tahu.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kepolisian Daerah (Polda) NTT Kombes Pol Ariasandy menjelaskan, penyidik Polres Belu telah memeriksa pemilik warung berinisial YKD dan juga pemasok tahu ke warung tersebut.

"Polres Belu juga sudah periksa orang perorang yang bekerja di warung A serta tempat penjualan tahu tersebut, tetapi tidak ada yang mengalami luka pada jari," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (12/12/2022).

Ariasandy menerangkan, penyidik Satreskrim Polres Belu telah membentuk tim khusus untuk mengungkap siapa pemilik potongan jari dalam sayur lodeh itu.

Tim khusus tersebut dipimpin Kasat Reskrim Polres Belu Iptu Djafar Alkatiri. Tim khusus dibentuk setelah Satreskrim Polres Belu menerima sejumlah barang bukti dari Kepolisian Sektor (Polsek) Tasifeto Timur.

"Ada tiga barang bukti yang diserahkan dari Polsek Tasifeto Timur ke Polres Belu. Satu di antaranya adalah potongan jari itu," ucapnya, Kamis (15/12/2022).

Ariasandy berharap kasus potongan jari manusia di sayur lodeh ini bisa segera terungkap.

Potongan jari manusia di sayur lodeh ini ditemukan oleh Petrus Watu (30), warga Desa Haitimuk, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka, NTT.

Sayur lodeh itu mulanya dibeli oleh Dion Klau dan Isto Foa di sebuah warung makan di Dusun Baulenu, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Kamis (8/12/2022) siang.

Menu makan siang itu mulanya disantap oleh Dion dan Isto. Keduanya menyisakan sayur lodeh itu untuk Petrus. Saat Petrus memakan sayur tersebut, ia menemukan potongan jari manusia.

Penemuan jari itu kemudian dilaporkan ke Polsek Tasifeto Timur. Mereka juga membawa barang bukti sisa sayur lodeh tahu dan potongan jari manusia yang ditemukan.

Polisi lalu berkoordinasi dengan pihak kedokteran untuk memeriksa dan memastikan potongan jari dalam sayur lodeh itu. Berdasarkan hasil pemeriksaan, benda tersebut dipastikan potongan jari manusia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor: Krisiandi, Dheri Agriesta)

Sebagian artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Tim Dokter Forensik RSB Kupang Periksa Potongan Sidik Jari Manusia di Dalam Sayur Lodeh

https://regional.kompas.com/read/2022/12/16/134817878/asal-usul-potongan-jari-manusia-di-sayur-lodeh-masih-misteri-milik-siapa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke