Salin Artikel

Warga Miskin di Jateng Berjumlah 3,83 Juta, Didominasi di Wilayah Perdesaan

“Angka ini masih lebih tinggi dibadingkan capaian pemerintah pusat yang berhasil menurunkan kemiskinan nasional di angka 9,54 persen,” papar Yasin dalam Rakor Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi (TKPKP), Selasa (13/12/2022).

Sebaran kemiskinan paling banyak di wilayah perdesaan dengan presentase 12,04 persen atau 2,01 juta penduduk. Sementara daerah perkotaan sebesar 9,92 persen atau 1,82 juta penduduk.

Penduduk miskin di perdesaan kebanyakan bekerja sebagai buruh tani, petani gurem, buruh industri kecil, dan pekerja serabutan. Untuk itu Yasin meminta distribusi pupuk lebih digencarkan untuk mereka.

“Data Kemiskinan itu harus disinkronisasi dengan berbagai pihak termasuk stakeholder di kabupaten/kota,” imbuhnya.

Akan tetapi saat tinggal di perkotaan, sebagian hanya mampu bekerja sebagai kuli bangunan, pekerja serabutan, dan pedagang asongan.

Dia menduga tingginya angka kemiskinan akibat pandemi Covid-19 dilalui yang kemudian disusul dengan perang Rusia-Ukraina. Beberapa harga komoditas pangan melonjak.

Selain itu terjadi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang mempersulit penduduk miskin. Pasalnya baik petani maupun nelayan membutuhkan bahan bakar untuk menjalankan pekerjaannya. Kondisi ini cukup menampar mereka.

“Kita masih dituntut untuk melampauai nasional tapi alhamdulillan tren angka kemiskinan Jateng menurun,” ujarnya.

Meski tren kemiskinan di Jateng menurun, Yasin meminta semua pihak untuk tidak puas dengan hasil ini dan tetap gencar mewujudkan target nol persen kemiskinan ekstrem pada 2024 mendatang.

https://regional.kompas.com/read/2022/12/13/135913478/warga-miskin-di-jateng-berjumlah-383-juta-didominasi-di-wilayah-perdesaan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke