Salin Artikel

Mengaku Jadi Pegawai, Pembunuh Satu Keluarga di Magelang Ternyata Penganggur, Polisi: Keterangannya Palsu

Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan, tersangka ternyata tidak memiliki pekerjaan atau penganggur.

Padahal, sebelumnya DSS mengaku bekerja di salah satu perusahaan milik negera. Namun, setelah dicek ke perusahaan, keterangan yang disampaikan DDS tidak benar.

"Memang sempat tersangka mengaku memiliki pekerjaan di salah satu perusahaan milik negara pada tahun 2018-2021, namun setelah dilakukan cross check ternyata tidak ada data yang bersangkutan bekerja di sana. Sepertinya demikian tersangka memberikan keterangan bohong," ungkapnya di halaman depan Mapolresta Magelang, pada Rabu (30/11/2022).

Terkait kondisi kejiwaan pelaku, Sajarod mengatakan, DSS bisa memberikan keterangan secara detail terkait pembunuhan yang telah ia lakukan.

"Kemarin Ibu Kabiddokkes dan kami, selaku penyelidik melakukan wawancara interogasi dan pemeriksaan. Dan tersangka lancar dalam hal memberikan jawaban, memberikan kronologis secara detail. Sehingga dengan gambaran seperti itu bahwasannya yang bersangkutan memiliki ketahanan jiwa yang bagus," ungkapnya.

Saat ini pihaknya masih fokus ke penyelidikan kasus pembunuhan tersebut.

DSS dijerat Pasal 340 KUHP Juncto 338KUH dengan pidana ancaman hukuman mati atau seumur hidup.

"Sedangkan untuk keterangan palsu tersangka nanti dengan berjalannya waktu apakah dengan kebohongannya itu bisa terjerat UU pidana juga. Namun, saat ini, kami fokus pada kejadian ini dulu," urainya.

Cerita sang guru ngaji

Penetapan status tersangka kepada DSS pun menyedot perhatian masyarakat, tak terkecuali guru ngaji tersangka yakni Ahmad Anwari.

"Saya tidak menyangka anak ini melakukan ini. Dari kecil saya mengajar dia mengaji. Anaknya itu sebenarnya apik (baik) saya ya kaget tau-tau anaknya seperti itu. Orangtuanya juga apik, keluarganya sangat apik," ujarnya dengan nada kecewa dikutip dari Tribun Yogya.

Dia tak menyangka anak didiknya yang dikenalnya sebagai anak baik hati, berubah menjadi sosok pembunuh sadis.

"Ya Allah, langsung lemes soalnya cah apik (anak baik) itu. Soalnya anaknya apik itu sedikit pun saya tidak curiga.Semalam pas ibunya semaput dia itu sempat ibu ini kenapa, pas dawet itu. Lalu, pas ayahnya keracunan dia juga sempat menolong, tidak ada curiga," tuturnya.

Namun dirinya mengakui, sifat tersangka DSS mulai berubah sejak lulus sekolah menengah atas (SMA). Terlebih setelah DSS mengalami kecelakaan yang membuat dirinya kehilangan beberapa jarinya.

"Sejak kecelakaan itu, ya sewaktu lulus SMA dia (tersangka) mulai tidak pernah ke masjid. Bahkan, Salat Jumat pun tak pernah kelihatan," ungkapnya.

Saat disinggung terkait keseharian tersangka DDS termasuk pekerjaannya, Anwari mengaku tidak mengetahui pasti.

"Saya juga tidak tahu, katanya pegawai di KAI tapi setelah di cek tidak ada. Dia (DSS) juga tidak pernah kelihatan pergi bekerja, kalau ditanya ke orangtuanya yaitu kerja online. Kalau pernah kuliah atau tidak saya juga tidak mengetahui, memang ada rencana mau coba TNI,"ucapnya.

Kekecewaan yang dirasakan Ahmad Anwari pun masih tersimpan. Bahkan, dirinya enggan untuk menjenguk tersangka yang saat ini sudah ditahan di Polresta Magelang.

"Enggak (mau menjenguk). Kalau untuk hukuman, kami serahkan kepada aparat negara,"urainya

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Sempat Bohong, Tersangka Pembunuh 3 Anggota Keluarga di Mertoyudan Magelang Ternyata Pengangguran

https://regional.kompas.com/read/2022/11/30/161600178/mengaku-jadi-pegawai-pembunuh-satu-keluarga-di-magelang-ternyata-penganggur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke