Salin Artikel

Pihak Sekolah Bantah Ada Pemalakan Siswa Kelas 1 SD, Kasus Perundungan Kakak Kelas di Malang

KOMPAS,com - Pihak SD di Kepanjen, Malang membantah adanya pemalakan siswa kelas 1, dengan alasan saat itu sekolah masih menerapkan sistem belajar daring.

Hal ini merespons pernyataan pihak keluarga korban perundungan siswa kelas 2 yang dilakukan oleh 7 kakak kelasnya.

Wakil Kepala SD Andri Sujatmiko mengatakan, pihaknya baru mengetahui adanya perundungan setelah kasus tersebut terungkap.

Menurutnya, selama ini tidak pernah menerima laporan mengenai kekerasan siswa di lingkungan sekolah.

"Jadi selama ini kami tidak pernah menerima adanya laporan kenakalan dari siswa," tegas Andri, Jumat (25/11/2022) saat ditemui di sekolah.

Selain itu, dia membantah adanya pemalakan kepada siswa kelas 1, karena tahun lalu siswa masih belajar secara daring.

"Kelas 1 kan daring, kemudian blandert learning, di mana siswa masuk tidak ada istirahat lalu pulang. Baru kemudian masuk ke kelas 2, sekitar bulan Juli lalu. Lalu kalau kelas 1 ada pemalakan siapa yang narget, kan pembelajarannya daring," imbuhnya.

Sementara itu, waktu istirahat dan pulang sekolah dari kelas 1 sampai kelas 6 berbeda, sehingga dirinya tidak mengetahui adanya aksi pemalakan.

"Kami terapkan waktu istirahat siswa tidak sama, untuk kelas 1 sampai kelas 3 istirahatnya jam 08.30 WIB. Sedangkan untuk kelas 4 sampai 6 baru istirahat jam 09.00. begitupun juga pulangnya waktunya berbeda," tegasnya.

Andri juga menyebut, sekolahnya saat ini juga telah menerapkan sekolah ramah anak dan mengikuti sosialisasi cyber bullying.

"Siapapun yang menerima kenakalan dari siswa, silahkan langsung lapor ke guru," ungkapnya.

Meski demikian, wali kelas korban juga diperiksa pihak polisi.

Pihaknya menyerahkan proses penyelidikan kepada Unit Pelayanan Perempuan dan Anak.

"Kami ikuti prosedur dari polisi," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang siswa kelas 2 Sekolah Dasar (SD) berinisial MWF (7) di Jenggolo, Kepanjen, Kabupaten Malang dianiaya dan dirundung hingga sempat mengalami koma.

MWF dianiaya oleh 7 orang kakak kelasnya saat pulang sekolah, tepatnya di depan Bendungan Sengguruh.

Korban ditemukan di sekitar lokasi kejadian dalam keadaan lemas oleh seorang kakek pencari rumput.

Beberapa hari setelah kejadian itu, MWF mengeluh sakit perut, muntah-muntah dan sakit kepala hingga dibawa ke rumah sakit.

Korban diduga dirundung dengan cara ditendang di bagian kepala dan dada oleh kakak kelas yang duduk di bangku kelas 6 SD.

MWF mengaku sering diminta uang saku oleh kakak kelasnya, namun dia menolak hingga terjadi perundungan tersebut.

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Pihak SD di Kepanjen Malang Mengaku Tak Tahu Muridnya Mengalami Perundungan

https://regional.kompas.com/read/2022/11/25/201938678/pihak-sekolah-bantah-ada-pemalakan-siswa-kelas-1-sd-kasus-perundungan-kakak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke