Salin Artikel

Profil Sofifi, Ibu Kota Provinsi Maluku Utara

KOMPAS.com - Kota Sofifi atau Kota Baru Sofifi adalah ibu kota dari Provinsi Maluku Utara (Malut).

Kota Sofifi berada di Pulau Halmahera, pulau terbesar di kepulauan Maluku Utara.

Selain menjadi sebuah wilayah administratif, Kota Sofifi juga berstatus sebagai kota otonom.

Berikut adalah profil Kota Sofifi yang dapat Anda simak.

Sejarah Kota Sofifi

Pada masa lalu, Kota Sofifi merupakan wilayah bagi Kesultanan Jailolo, Tidore, Ternate, dan Bacan.

Sejarah Kota Sofifi sebagai ibu kota berawal dari pembentukan Provinsi Maluku Utara pada tahun 1999.

Sebelum resmi menjadi sebuah provinsi, Maluku Utara merupakan bagian dari Provinsi Maluku, yaitu Kabupaten Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Tengah.

Provinsi Maluku Utara kemudian resmi terbentuk pada tanggal 4 Oktober 1999, melalui UU RI Nomor 46 Tahun 1999 dan UU RI Nomor 6 Tahun 2003.

Pasal 9 ayat 1 UU RI Nomor 46 Tahun 1999 juncto UU RI Nomor 6 Tahun 2000 berbunyi “Ibukota Provinsi Maluku Utara berkedudukan di Sofifi.”

Walaupun sejak awal berdiri telah ditentukan bahwa ibu kota akan berada di Sofifi, namun di awal pendirian ibu kota Provinsi Maluku Utara masih berada di Ternate.

Terpilihnya Sofifi sebagai ibu kota provinsi tak lepas dari kajian pengembangan kawasan kepulauan tersebut, termasuk aspek geografis.

Kota Ternate sendiri telah dikenal sebagai kota terbesar di Maluku Utara yang berlokasi di kaki Gunung Gamalama, namun kondisinya tidak memungkinkan untuk dikembangkan sebagai ibu kota.

Kondisi ini berlangsung selama 11 (sebelas) tahun, sambil menunggu selesainya proses pembangunan infrastruktur di Kota Sofifi.

Peresmian Sofifi sebagai ibu kota provinsi dilakukan pada 4 Agustus 2010.

Geografi Kota Sofifi

Secara geografis, Kota Sofifi merupakan bagian dari poros Pulau Halmahera dan Pulau Tidore yang terletak di seberang Pulau Ternate.

Dalam RDTR Kota Sofifi tahun 2009 sudah ditetapkan dan fungsinya sebagai pusat pelayanan pemerintahan yang terbagi atas 5 BWK yaitu: BWK I pusat kegiatan pemerintahan.

  1. BWK II pusat kegiatan pemerintahan.
  2. BWK III pusat perdagangan dan jasa.
  3. BWK IV pusat kegiatan industri dan transportasi.
  4. BWK Penunjang sebagai pusat kegiatan permukiman dan fasilitas umum.

Lebih lanjut, Delineasi Kota Baru Sofifi dalam RDTR Kota Sofifi tahun 2009 meliputi wilayah Kecamatan Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan dan sebagian wilayah Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat.

1. Kecamatan Obe Utara di Kota Tidore Kepulauan, meliputi:

  • BWK-1 Kelurahan Guraping, Desa Kaiyasa (5,83 km2)
  • BWK-2 Kelurahan Sofifi, Desa Bukit Durian, Balbar, Galala (9,06 km2)
  • BWK-3 Desa Oba, Ampera, Akekolano (7,98 km2)
  • BWK-4 Desa Garojou, Simahode, Kusu (5,54 km2)

2. Kecamatan Jailolo Selatan di Kabupaten Halmahera Barat, meliputi BWK Penunjang Desa Toniku, Rioribati, Tabadamai, Braha, Tewe, Dodinga (47,4 km2)

Pemerintahan Kota Sofifi

Dikutip dari laman bpkp.go.id, walau ibu kota sudah berpindah ke Sofifi namun keberadaan sebagian besar ASN masih berdomisili di Ternate dan Tidore.

Lebih lanjut, sebagian besar pelayanan instansi vertikal juga masih berkantor di Ternate.

Walaupun Kota Sofifi dirasa belum berkembang dengan optimal, namun beberapa sarana pendukung sudah mulai dibangun seperti jalan, perumahan ASN, dan lain sebagainya.

Pembangunan Kota Sofifi juga telah menjadi salah satu agenda prioritas nasional sejak RPJMN 2015-2019 dan 2020-2024 (Major Project).

Tradisi dan Budaya Kota Sofifi

Salah satu hasil budaya khas dari Kota Sofifi adalah Parang Salawaku yang terdiri dari Parang (pisau panjang) dan Salawaku (perisai).

Kedua simbol ini ada pada Tugu 99 di perempatan Desa Galala, Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan.

Parang melambangkan keberanian, sementara Salawaku melambangkan perjuangan untuk mendapatkan keadilan.

Selain itu terdapat Sasadu yang merupakan rumah adat Suku Sahu, salah satu suku yang berasal dari Pulau Halmahera.

Sasadu berasal dari kata Sasa - Sela - Lamo atau besar; dan Tatadus - Tadus atau berlindung, sehingga memiliki arti berlindung di rumah besar.

Bangunan Sasadu sangat sederhana yaitu rumah panggung yang dibangun menggunakan bahan kayu sebagai pilar dan anyaman daun sagu sebagai atap.

Sebagai rumah adat, Sasadu memiliki tiga fungsi utama yaitu tempat pertemuan, tempat penyelesaian masalah, dan tempat pelaksanaan upacara adat.

Sumber:
perkotaan.bpiw.pu.go.id  
bpkp.go.id  
infopublik.id  
warisanbudaya.kemdikbud.go.id 
aceh.tribunnews.com 

https://regional.kompas.com/read/2022/11/19/163505778/profil-sofifi-ibu-kota-provinsi-maluku-utara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke