Salin Artikel

Sisihkan Uang Gaji, Pemuda Semarang Ini Keliling Beri Makan dan Rawat Ratusan Kucing Jalanan

SEMARANG, KOMPAS.com- Penghasilan yang tak seberapa dengan keahlian semampunya, tak menghalangi pemuda asal Semarang (28) dalam melangsungkan aksinya, yaitu memberi makan dan merawat ratusan kucing-kucing tak bertuan di sekitar Kota Semarang.

Pria yang minta disamarkan namanya dengan sebutan Cat Meong ini sudah melakukan aksi street feeding atau memberi makan kucing-kucing jalanan sejak 6 tahun silam.

Setiap malam, dia selalu menyempatkan diri untuk berkeliling ke pasar-pasar tradisional, jalanan, hingga Tempat Pembuangan Sampah (TPS) untuk mencari kucing-kucing yang terlantar.

Awalnya, dia mengaku, hanya iseng lantaran merasa iba dengan kucing yang terhantam kekerasan oleh tangan-tangan manusia.

Atas dasar itu, Cat Meong merasa empati lalu mengulurkan tangannya dengan memberi makan dan merawat kucing-kucing tersebut.

"Awalnya iseng saja karena hobi. Tiap malam habis pulang kerja mampir ke pasar-pasar. Terus malah keterusan dan ketagihan sampai sekarang," jelas Cat Meong kepada Kompas.com, Kamis (17/11/2022).

Dulunya, Cat Meong hanya lah pekerja dengan gaji Rp 400.000 perbulan. Tak banyak acap, setengah dari gajinya itu disisihkan untuk membeli makanan kucing.

Lebih jelas dia menuturkan, dalam satu kali jalan, kucing-kucing tak bertuan itu bisa menghabiskan 4 hingga 6 kilogram makanan ringan.

Bahkan, dirinya juga kerap memberi makan kucing dengan nasi dan ikan pindang.

"Dulu gaji saya 400 ribu. Yang 200 ribu buat senang-senang, 200 ribu lagi buat beli makanan kucing. Otak saya spontan saja pengen ngasih makan kucing di pasar," jelas dia.

Aksi Cat Meong ini dilakukan setiap hari pukul 23.00 hingga 02.00 WIB. Biasanya, dirinya berkeliling di dua pasar tradisional daerah Semarang Selatan, hingga ke 7 TPS sekitarnya.

Bukan tanpa alasan Cat Meong melakukan aksinya pada malam hingga dini hari. Dirinya mengaku, kucing-kucing jalanan akan lebih mudah ditemui pada malam hari.

"Kalau pagi sampai sore masih banyak orang yang di pasar, mereka pada sembunyi. Kalau malam kan lebih bebas. Tapi harus izin sama penjaga pasarnya dulu kalau malam," tutur dia.

Dapat stigma negatif


Meski berniat baik untuk menolong kucing jalanan, serta menginspirasi banyak orang, tak jarang Cat Meong mendapati stigma negatif dari masyarakat. Seperti dicemooh, diremehkan, bahkan disebut seperti pemulung.

"Dulu awal-awal malah dikatain pemulung, dikasih sepatu bolong-bolong juga pernah. Kalau seringnya, dicemooh orang-orang yang tidak suka kucing. Dengan alasan tertentu," jelas Cat Meong.

Tak lantas berhenti, Cat Meong justru lebih semangat menebarkan aksi kebaikannya itu.

Selain memberi makan kucing, dirinya juga merawat kucing-kucing yang ditemui dalam keadaan sakit. Terbukti, saat ini terdapat sekitar 50 kucing yang dirawat di rumahnya.

"Dulu jumlah kucing yang di rumah ada 150-an. Karena anakan kucing tidak bertahan lama jadi 113 kucing. Sekarang tinggal 50-an," tutur dia.

Tak main-main, perawatan yang diberikan Cat Meong kepada kucing-kucing jalanan itu berupa pemberian obat, vitamin, hingga pengobatan di klinik hewan.

Dirinya mengaku, dulunya seluruh usaha yang dilakukannya itu selalu mengandalkan dana pribadi.

Namun seiring berjalannya waktu, banyak orang yang tergugah dan terinspirasi. Sehingga, saat ini Cat Meong lebih banyak terbantu dan mendapat uluran tangan.


"Alhamdulillah sekarang banyak yang support. Pembiayaan dulu uang pribadi, sekarang ada dari yayasan masuk. Meski tidak setiap bulan ada," jelas dia.

Menurut Cat Meong, populasi kucing jalanan sudah mulai berkurang. Hal tersebut disebabkan lantaran semakin banyak orang yang melakukan street feeding, atau merumahkan kucing-kucing jalanan.

"Sekarang kucing mulai berkurang dan yang inisiatif ngasih makan banyak. Saya berharapnya, nantinya di tiap daerah ada kandang-kandang rehab untuk kucing-kucing yang sakit," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/18/070000178/sisihkan-uang-gaji-pemuda-semarang-ini-keliling-beri-makan-dan-rawat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke