Salin Artikel

Kronologi Versi Korban soal Oknum Polisi Todong Warga Pakai Senpi di Lampung

Aksi penodongan itu terjadi di depan kantor ekspedisi Baraka Sarana Tama di Jalan Soekarno-Hatta (bypass) pada Selasa (9/11/2022) siang.

Peristiwa ini bermula saat adik korban, Dian Adi Saputra (warga Kecamatan Rajabasa) dihubungi oleh abangnya, Bobi untuk menghubungi FE, seorang kepala proyek pembangunan jalan di Lampung Selatan pada Selasa (9/11/2022) pagi.

Dian diminta oleh abangnya untuk menasehati lantaran FEB membuat kegaduhan serta meresahkan rekan kerja Bobi sejak seminggu terakhir, terkait pekerjaan di Lampung Selatan itu.

"Abang saya itu lagi ada meeting, jadi enggak sempat menghubungi FE, saya diminta buat sekadar meredakan emosi si FE ini, karena teman abang saya merasa terganggu secara pribadi dan pekerjaannya," kata Dian, saat ditemui, Jumat (11/11/2022) malam.

Dian yang sebenarnya hendak meredakan emosi FEB ini justru diancam dan ditantang berkelahi saat menelepon.

"Ya enggak saya ladenin, terus saya shalat zuhur di masjid dekat rumah," kata Dian.

Selepas shalat zuhur, Dian yang pulang ke rumah terkejut melihat ada dua orang polisi, satu orang mengenakan seragam tapi bersendal dan seorang lagi mengenakan kaos olahraga warna hitam beremblem Brimob serta FE itu.

Kondisi di sekitar rumah sudah ramai warga.

"Orangtua saya kaget dan bilang mereka (polisi) mau nangkap saya karena jadi pengedar sabu-sabu," kata Dian.

Namun, melihat penampilan para anggota kepolisian yang mencurigakan itu, Dian tidak percaya dan bahkan sempat adu mulut saat menanyakan surat-suratnya.

"Dipisahkan sama Pak RT, sudah adu mulut kami di situ, enggak kenal saya anggota itu, yang saya ingat pangkatnya kelelawar tiga (Aipda)," kata Dian.

Dian pun menghubungi Bobi dan mengatakan ada FE datang membawa polisi serta menuduhnya menjadi pengedar narkoba.

Bobi yang kemudian datang langsung menelepon FE dan menanyakan lokasinya di mana, dengan maksud hendak mengklarifikasi tuduhan itu.

Hingga Dian dan beberapa kerabatnya datang ke Jalan Soekarno-Hatta dan langsung terjadi keributan. Menurutnya, saat mereka tiba, di lokasi sudah ada FE dan sejumlah pria.

Satu orang oknum mengeluarkan senjata api dan menodong kepala Bobi.


"Kami datang baik-baik, mau klarifikasi, tiba-tiba abang saya ditodong senpi, ya jelas kami trauma," kata Dian.

Menurut Dian, oknum polisi yang menodongkan senpi itu tidak ada saat terjadi keributan di rumahnya.

"Kami enggak tahu dia siapa, langsung ngeluarin senpi, pas kita mau rekam (video), senpinya ditaruh di belakang pinggang," kata Dian.

Dian mengatakan, pihaknya akan melaporkan peristiwa ini ke Bidang Propam Polda Lampung.

Sementara itu, Kapolresta Bandar Lampung Komisaris Besar (Kombes) Ino Harianto mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan atas peristiwa itu.

"Sudah kita selidiki dan akan memanggil pihak-pihak yang terkait," kata Ino.

Ino menambahkan, secara garis besar peristiwa itu bermula dari permasalahan pribadi.

"Ini ada masalah pribadi ke pribadi, jadi tidak ada hubungannya dengan instansi," kata Ino.

Diberitakan sebelumnya, video pertikaian seorang pria yang disebut anggota kepolisian dengan warga di Bandar Lampung viral di media sosial.

Disebutkan oknum anggota kepolisian itu sempat mengeluarkan senjata api (senpi) miliknya.

Video berdurasi 35 detik yang telah tersebar secara berantai itu menanyangkan sebuah pertikaian yang hampir berujung perkelahian antara sejumlah pria.

Di dalam video itu tertera tulisan “Anggota Gegana Arogan Todongkan Senpi ke Warga Sipil”.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/12/164525378/kronologi-versi-korban-soal-oknum-polisi-todong-warga-pakai-senpi-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke