Salin Artikel

Duduk Perkara Santri Didenda Rp 37 Juta oleh Pesantren dan Reaksi Keras Wagub Jabar

KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum bereaksi keras atas kasus santri didenda Rp 37 juta oleh pesantren.

Uu meminta orangtua IKW (12), santri asal Tasikmalaya didenda oleh Pesantren Ruuhul Qur'an Mumtaz (RQM) Rp 37.25 juta, agar tidak membayar denda tersebut.

"Silakan boleh orangtua dan santrinya menghadap saya ke Manonjaya. Kami sebagai panglima santri, akan datangi pesantrennya, mempertanyakan kenapa bisa sampai ada denda, kaya bayar pajak saja didenda. Saya minta ke orangtua santri jangan bayar denda. Ini sudah keterlaluan," ujar Uu dilansir Kompas.com, Senin (7/11/2022).

Uu menilai aturan denda terhadap santri tidak masuk akal dan bertentangan dengan nilai yang harusnya diajarkan di lembaga pendidikan agama tersebut.

Ia pun mengancam akan menutup pesantren tersebut jika tetap membelakukan denda terhadap santri.

Sebab, menurut Uu, pesantren bukanlah lembaga pendidikan yang berorientasi mencari keuntungan. Pesantren, kata dia, adalah lembaga pendidikan untuk mengajarkan agama sesuai ajaran para ulama.

"Mendirikan pesantren itu jangan untuk cari untung. Kalau mau, jangan pesantren. Karena kalau pesantren ada denda seperti itu, tidak pantas dan elok. Kan tujuan pesantren adalah untuk mencetak imamal muttaqin, ulama, mengajar di pesantren, dan lembaga keagamaan," tandas Uu.

Penjelasan pihak pesantren

Sementara itu, pengasuh pondok Pesantren RQM membenarkan pihaknya memberlakukan denda Rp 37 juta lebih terhadap santrinya berinisial IKW. Denda itu merupakan 'hukuman' terhadap IKW yang keluar masuk pesantren seenaknya.

Haikal menjelaskan, aturan denda diberlakukan sebagai bentuk komitmen agar para santri serius belajar di pesantren sampai tuntas.

Sebab, pesantren yang dikelolanya adalah lembaga pendidikan gratis. Semua biaya ditanggung oleh RQM.

Kendati gratis, namun pihak pesantren tidak ingin para santri keluar masuk seenaknya. Oleh karena itu, kata Haikal, pihak pesantren meminta setiap orangtua menyepakati komitmen yang sudah disiapkan lembaga dengan menandatanganinya di materai.

Salah satu kesepakatan itu adalah bahwa setiap santri harus menyelesaikan studi. Jika macet di tengah jalan atau tidak dilanjutkan, maka konsekuensinya ada denda Rp 50.000 per hari.

"Kalau berjalannya waktu santri tersebut macet di jalan, nggak mau lanjutkan, maka secara otomatis di situ tertera denda administrasi satu hari Rp 50.000," jelas Haikal.

Sementara IKW sering kabur dan tidak mengikut kegiatan di pesantren selama 2 tahun terakhir. Jika dihitung per hari, maka denda yang dikenakan terhadap IKW adalah sebesar Rp 37 juta.

"Tanpa ada yang dikurangi, tanpa ada yang dilebih-lebihkan," tandas Haikal.

Haikal mengakui orangtua IKW pernah meminta keringanan melalui pesan singkat ke istrinya. Namun Haikal meminta istrinya agar tidak membalas pesan tersebut karena ia berharap ada itikad baik orangtua IKW untuk menemuinya secara langsung. (Sumber: Kompas.com/ Penulis: Kontributor Bandung, M Elgana Mubarokah | Editor: Glori Setyvani Putri, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2022/11/07/213311778/duduk-perkara-santri-didenda-rp-37-juta-oleh-pesantren-dan-reaksi-keras

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke