Salin Artikel

Keluarga Pasien di RSUD Arifin Achmad Riau Mengamuk Pecahkan Kaca, Ini Penyebabnya

Keluarga pasien marah dan mengamuk, karena petugas rumah sakit berdalih tidak memiliki stok alat untuk pengecekan darah. 

Salah seorang keluarga pasien, Maria menceritakan, bahwa pasien membutuhkan darah dikarenakan untuk penyakit kanker. 

Darah yang dibutuhkan yakni darah trombosit, yang harus digunakan dalam lima hari sebelum kedaluwarsa.

"Awalnya saya tanya apakah ada stok darah, tapi jawaban dari Pihak RSUD Arifin Achmad bahwa untuk stok darah tidak ada," ujar Maria, saat diwawancarai wartawan di rumah sakit, Sabtu malam.

Karena itu, dia dan keluarganya diminta untuk mencari darah. Alhasil, Maria mendapatkan donasi darah dari anggota Brimob Polda Riau, warga hingga sejumlah wartawan.

"Setelah kita cari, akhirnya darahnya dapat. Ramai yang datang mau donor darah. Tapi, tiba-tiba darahnya dipermainkan sama orang RSUD ini," sebut Maria.

Setelah ditanya berulang kali, lanjut dia, pihak RSUD Arifin Achmad baru mengaku bahwa stok darah sudah ada.

Namun, masalahnya alat reagen atau alat pencocokan darah tidak ada, sehingga belum bisa ditransfusi.

"Kami cek kenapa reagen tidak ada, kata petugas reagen menipis sejak dua hari lalu dan habis siang tadi. Alatnya katanya akan datang Selasa atau Rabu, tapi itu juga tidak bisa dipastikan," sebut Maria.

Mendengar penjelasan petugas, salah satu keluarga pasien datang mempertanyakan lagi kenapa tidak ada alat tersebut.

Terkait darah yang akan kedaluarsa bila tidak segera digunakan, juga tidak dapat dijawab oleh petugas.

Karena emosi yang tak terbendung, keluarga pasien mengamuk dan memukul kaca di loket penyerahan darah hingga pecah.

Sebab, pasien bernama Hironimus Patut Pahur sedang bertaruh nyawa dengan penyakit kanker nasofaring yang dideritanya.

"Darah trombosit itu kata PMI akan kedaluwarsa dalam waktu lima hari. Tentu kami bingung. Kalau kedaluwarsa nanti ke mana darah mau dicari lagi. Padahal siangnya sudah ditanya katanya aman dan akan segera diproses. Makanya abang saya marah," kata Maria.


Maria mengaku kecewa dengan pelayanan RSUD Arifin Achmad Riau.

"Pak Gubernur Riau (Syamsuar) saja bilang pelayanan RSUD harus maksimal, agar orang Riau tidak berobat ke Malaka atau Singapura. Kalau macam gini gimana orang sakit tak keluar berobat," ucap Maria.

"Jadi, setelah ada keributan baru dibilang reagen sudah ada. Padahal, katanya Selasa atau Rabu baru datang. Tolonglah pihak rumah sakit pemerintah ini tidak mempermainkan orang sakit," imbuh dia.

Pelayanan lamban di RSUD Arifin Achmad itu sampai diketahui oleh Gubernur Riau Syamsuar.

Akhirnya, Direktur RSUD Arifin Achmad, Wan Fajriatul Mammunah langsung menghampiri keluarga dari pasien dan mendengarkan permasalahan yang terjadi.

Wan Fajriatul yang merupakan anak Mantan Gubernur Riau Wan Abu Bakar, itu mengakui kesalahan petugas.

Dia pun meminta maaf kepada keluarga pasien. 

"Kami meminta maaf kepada keluarga pasien. Ini memang kesalahan dari petugas kami," kata Fajriatul.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/30/115005478/keluarga-pasien-di-rsud-arifin-achmad-riau-mengamuk-pecahkan-kaca-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke