Salin Artikel

Dinyatakan Punah Tahun 1980, Harimau Jawa Diduga Muncul dan Memangsa 4 Kambing Warga Jepara

Perangkat Desa Tempur Junaidi menyampaikan pada Oktober ini, tercatat sudah ada empat ekor kambing ternak milik warga Dukuh Kemiren dimangsa hewan buas yang diyakini sebagai Harimau Jawa atau dikenal "Si Loreng".

Beberapa orang pemilik ternak yang sempat menyaksikan bersikukuh kambing miliknya itu telah menjadi santapan Harimau Jawa. Terakhir pada Selasa (25/10/2022) malam, hewan karnivora itu hanya bisa melukai seekor kambing karena tepergok Sukijan (58) pemiliknya.

"Tiga kambing mati tak utuh. Satu ekor kambing selamat dan langsung disembelih pemiliknya," kata Junaidi saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Jumat (27/10/2022).

Menurut Junaidi, saat Pemdes Tempur mengkonfirmasi kejadian itu, warga yang melihat mengklaim ciri-ciri fisik predator kambing itu justru lebih mengarah ke Harimau Jawa bukan Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas). Pengakuan ini mengejutkan lantaran selama ini jejak yang terekam adalah macan tutul.

"Kami tunjukkan dua gambar harimau Jawa dan macan tutul, warga bersikeras Harimau Jawa. Bahkan warga ada yang melihat ngloloh atau ngasih makan anaknya. Menghebohkan karena biasanya penampakan macan tutul. Bisa saja terjadi sebab kamera trap tidak merekam seluruh kawasan hutan gunung Muria," ungkap Junaidi.

Belum terekam di kamera

Ketua Perkumpulan Masyarakat Pelindung Hutan (PMPH) Pegunungan Muria, Pranyoto Shofil Fu'ad mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya, tiga bulan lalu dilaporkan sejumlah bebek milik warga di permukiman kawasan hutan Pegunungan Muria dimangsa macan tutul.

Di antaranya di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Jepara dan di Desa Japan, Kecamatan Dawe, Kudus.

Dijelaskan Pranyoto, saat ini kawasan hutan di Pegunungan Muria wilayah Kabupaten Kudus, Jepara dan Pati sudah terpasang sebanyak 40 kamera trap atas gagasan berbagai pihak, termasuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng.

Kawasan hutan di Pegunungan Muria diidentifikasi menjadi habitat individu macan tutul jawa (Panthera pardus melas).

Pada 2019, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) merilis belasan ekor macan tutul terdokumentasi oleh kamera trap yang terpasang di sejumlah titik dalam area studi seluas 53,32 kilometer persegi.

Aktivitas pergerakan spesies salah satu "kucing besar" yang terancam punah di Indonesia itu terekam kamera jebakan yang sengaja dipajang untuk memonitoring satwa liar.

"Kalau dugaan Harimau Jawa itu, memang sudah lama ada kesaksian warga di kawasan hutan Pegunungan Muria. Ciri-ciri fisik yang disampaikan memang serupa Harimau Jawa, hanya belum terbukti dari kamera trap. Sejauh ini cuma macan tutul," jelas Pranyoto.

Menurut Pranyoto, di lokasi ternak Desa Tempur yang diincar hewan buas yang diduga harimau itu, dahulunya diakui warga sebagai tempat pembantaian harimau.

Dari situlah dimungkinkan konflik harimau diawali. Hal ini menyusul karakternya yang disebut pendendam di antara satwa liar lainnya. Terlepas dari reputasinya yang menakutkan, kebanyakan harimau menghindari manusia.

Karnivora besar tersebut lebih memilih makan daging hewan, dibandingkan manusia.

"Cerita masyarakat turun temurun, dulunya tempat situ untuk mbantai macan. Saat ini bagi warga desa tempur sudah terbiasa melihat. Warga memilih tertutup karena juga melindungi," pungkas Pranyoto.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/28/082312478/dinyatakan-punah-tahun-1980-harimau-jawa-diduga-muncul-dan-memangsa-4

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke