Salin Artikel

Alasan Warga Palembang Pilih LRT: Tarif Murah, Bebas Macet

PALEMBANG, KOMPAS.com - Jumlah penumpang Light Rail Transit (LRT) Palembang terus meningkat setiap tahunnya setelah resmi dioperasikan 2018 lalu.

Balai Besar Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan mencatat, jumlah penumpang LRT pada Oktober 2022 mencapai 9.666 orang dengan angka kumulatif pertengahan Oktober 2.328.970 orang.

Pantauan Kompas.com, pada Rabu (26/10/2022), penumpang LRT meningkat pada jam sibuk seperti pukul 06.00 WIB memasuki waktu kerja, pukul 12.00-13.00 WIB waktu pulang sekolah dan pukul 17.00 WIB saat pulang kerja.

Pada jam-jam tersebut, semua tempat duduk di tiga trainset LRT terisi penuh. Sementara, hanya terlihat beberapa orang penumpang yang berdiri karena kehabisan tempat duduk.

Satu rangkaian LRT dengan tiga trainset dalam kapasitas normal, dapat membawa 434 penumpang. Namun, jumlah itu dibatasi karena pandemi Covid-19. Karena itu dalam satu rangkaian LRT hanya membawa 179 penumpang.

Wawan (20) salah seorang mahasiswa mengaku menggunakan LRT dua tahun terakhir. Ia naik LRT menuju kampusnya di Seberang Ulu II, Palembang.

Semenjak menggunakan LRT, Wawan jarang menggunakan sepeda motor ataupun mobil untuk menuju kampus.

Sebab penggunaan kendaraan pribadi menuju ke kampus menguras waktu dan tenaga. Terlebih kondisi jalan di Palembang sering macet ketika memasuki jam sibuk.

“Naik LRT hanya Rp 5.000 sekali jalan, kalau dihitung pulang pergi hanya Rp 10.000. Makanya lebih memilih naik LRT, karena jalanan di Palembang juga suka macet, belum lagi harga BBM yang sudah naik kalau bawa kendaraan sendiri,” kata Wawan kepada Kompas.com.

Kelebihan lainnya, suasana stasiun yang bersih dan gerbong yang memiliki pendingin AC, membuat para penumpang nyaman. Selain itu, jarak tempuh setiap stasiun hanya memakan waktu kurang dari satu menit.

“Kadang sampai ketiduran di kereta kalau pulang dari kampus karena dingin,” ujarnya.

Sebagai mahasiswa, Wawan juga memiliki kartu LRT khusus pelajar dan mahasiswa. Dengan kartu itu, dalam sebulan ia hanya dikenakan tarif Rp 25.000 dan bebas menggunakan layanan LRT ke rute manapun.

“Kalau terbantu, jelas moda transportasi ini sangat membantu karena tiketnya masih murah apalagi masih promo seperti sekarang ini,” jelasnya.

Hal serupa diutarakan Rahma (15), siswi SMA. Setiap pergi dan pulang sekolah, ia selalu menggunakan LRT karena lebih cepat dan nyaman.

“Saya berangkat sama lima orang teman, kebetulan rumah dekat dengan Stasiun Cinde, kami juga pakai kartu pelajar langganan hanya Rp 25.000,” ujarnya.

Sedangkan Afif (30), salah seorang pekerja swasta mengaku berangkat bekerja dari rumah menggunakan motor. Kemudian, sepeda motornya dititipkan di Stasiun DJKA untuk menggunakan LRT.

Hal itu ia lakukan untuk menghindari kemacetan yang ada di Jembatan Ampera sampai ke Jakabaring yang sering terjadi ketika jam sibuk.

“Kadang yang lama itu macet di Ampera, jadi saya memilih naik LRT dan parkir di DJKA. Kebetulan kantor juga dekat Stasiun Polrestabes sehingga tidak jauh. Sudah hampir 1 tahun saya memakai LRT,” pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/26/160751578/alasan-warga-palembang-pilih-lrt-tarif-murah-bebas-macet

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke