Salin Artikel

Lintah Hidup Diekspor Rp 9.900 per Ekor, Apa Manfaat Lintah?

KOMPAS.com - Satu ekor lintah hidup dari Indonesia dijual ke negara lain dengan harga 3 ringgit atau sekitar Rp 9.900 per ekor.

Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Kota Bengkulu baru saja mengekspor 7.000 ekor lintah hidup ini ke tiga negara, yakni Malaysia, Filipina, dan Singapura.

Pejabat Fungsional Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BPKIPM) Bengkulu Jones mengatakan, jumlah lintah hidup yang diekspor ke negara lain menandakan bahwa komoditas lintah hidup dibutuhkan pasar global.

Dia mengatakan, lintah hidup merupakan komoditas yang banyak dicari di negara ASEAN karena dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengobatan alternatif untuk mengatasi hipertensi, diabetes, mempercepat penyembuhan luka, serta menjaga kesehatan kulit.

Apa manfaat lintah hidup?

Dikutip dari laman Kemenkes, lintah yang memiliki nama ilmiah Hirudinea merupakan kelompok hewan dalam keluarga cacing beruas (Annelida) yang berbadan pipih serta memiliki alat pengisap darah di ujung kepala dan ujung ekornya.

Kebanyakan lintah hidup di air tawar dan sebagian kecil hidup di darat atau di laut.

Spesies yang paling umum dikenal di antaranya adalah lintah medis (Hirudo medicinalis) yang bersifat hematofagus (pemakan darah).

Spesies ini melekatkan pengisapnya di tubuh inang, lalu mengeluarkan senyawa peptida bernama hirudin untuk mencegah penggumpalan darah sebelum mengisapnya.

Spesies ini memiliki rahang untuk menembus kulit inangnya, sedangkan sebagian spesies lain memiliki probosis (semacam belalai) yang dapat dijulurkan dan menusuk kulit seperti tombak.

Sebagian kecil spesies lintah tidak mengisap darah tetapi memangsa hewan-hewan avertebrata kecil.

Hingga abad ke-19, lintah umum digunakan untuk mengisap darah pasien. Dalam ilmu pengobatan di berbagai budaya sejak zaman kuno, lintah dianggap dapat menyembuhkan penyakit-penyakit tertentu.

Dikutip dari Healthline, sejak zaman Mesir kuno, lintah digunakan untuk mengobati kelainan sistem saraf, masalah gigi, penyakit kulit, dan infeksi.

Dalam bidang kedokteran modern, penggunaan lintah dibatasi untuk mengobati beberapa penyakit sendi seperti epikondilitis dan osteoartritis, varikosa, dan untuk pemulihan setelah bedah mikro.

Hirudin yang dihasilkan lintah digunakan sebagai obat antikoagulan untuk menyembuhkan beberapa kelainan terkait penggumpalan darah.

Dalam dunia medis modern, lintah juga digunakan dalam operasi plastik dan bedah mikro lainnya.

Ini karena lintah mengeluarkan peptida dan protein yang berfungsi untuk mencegah pembekuan darah. Ini membuat darah mengalir ke luka untuk membantu mereka sembuh.

Saat ini, terapi lintah masih dilakukan karena dinilai murah untuk mencegah komplikasi.

Terapi lintah dalam dunia medis

Lintah hidup menempel pada area target dan mengambil darah. Lintah melepaskan protein dan peptida yang mengencerkan darah dan mencegah pembekuan.

Ini meningkatkan sirkulasi dan mencegah kematian jaringan. Lintah meninggalkan luka kecil berbentuk Y yang biasanya sembuh tanpa meninggalkan bekas.

Lintah efektif untuk meningkatkan sirkulasi darah dan memecah gumpalan darah. Tak heran, lintah juga digunakan untuk mengobati gangguan peredaran darah dan penyakit kardiovaskular.

Bahan kimia yang berasal dari air liur lintah telah dibuat menjadi obat-obatan farmasi yang dapat mengobati:

  • hipertensi
  • varises
  • wasir
  • masalah kulit
  • radang sendi

https://regional.kompas.com/read/2022/10/26/151347378/lintah-hidup-diekspor-rp-9900-per-ekor-apa-manfaat-lintah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke