Salin Artikel

Perjuangan Ipda Lutfi Hakim Si Polisi Mangrove di Teluk Bintuni, Sempat Disebut Kurang Kerjaan

Selama bertugas di wilayah itu, ia berusaha mendekatkan diri dengan masyarakat dan mendengarkan keluhan mereka.

Keluhan yang disampaikan warga seperti abrasi dan tangkapan ikan yang berkurang akibat kerusakan hutan mangrove di wilayah itu.

"Saya temui warga dan saya tanyakan tentang keluhan mereka, ada yang mengeluh tentang hasil tangkapan yang berkurang akibat hutan mangrove yang mulai hilang," kata Ipda Lutfi saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (18/10/2022).

Ipda Lutfi pun mulai mengajak warga menanam mangrove. Awalnya, ajakan itu tak disambut warga dengan antusias.

Belum lagi, usahanya membantu warga memperbaiki kawasan mangrove juga mendapat tantangan dari rekan seprofesi di Polres Teluk Bintuni.

"Di dalam internal kami (Polres) ada teman-teman yang menyebut saya kurang kerjaan, bukannya menjaga keamanan dan ketertiban malah melakukan aksi tanam mangrove," ucapnya.

Sementara itu, masyarakat selalu mencopot spanduk ajakan kampanye menanam dan menjaga hutan mangrove yang dipasangnya. Terkadang spanduk itu hilang, ada juga yang dirusak.

"Spanduk ajakan itu saya buat dengan upah gaji saya sendiri namun waktu itu terus dikasih turun. Meski demikian saya tidak patah semangat," katanya.

Seiring berjalan waktu, Lutfi mendapat perhatian dari masyarakat setelah rutin melakukan sosialisasi di sejumlah lokasi. Ia juga mendatangi sekolah dan Pramuka.

"Alhamdulillah waktu itu saya memulai dari komunitas warga Nusantara, kemudian menggaet dari kalangan generasi muda di sekolah-sekolah dan saat itu mereka mulai ikut membantu melakukan aksi penanaman mangrove. Bahkan saya sebut atau juluki di sini sebagai Polisi Mangrove oleh warga," kata dia.

Setelah itu, warga lokal di Kampung Masina juga ikut bergabung melakukan penanaman mangrove.

Ia juga mendapat penghargaan dari USAID dan Pemerintah Provinsi Papua Barat berkat aksinya menjaga kelestarian mangrove.

Pimpinan Polri juga mulai memperhatikan usahanya di Kampung Masina. 

"Alhamdulillah saat itu perhatian pimpinan saya mendapat penghargaan dari pimpinan dengan memberikan PIN dan prioritas sekolah," kata Lutfi yang kini menjabat Kanit di Satuan Binmas Polres Teluk Bintuni.


Terus merawat mangrove

Meski tak lagi bertugas sebagai Bhabinkamtibmas, Lutfi tetap memberi perhatian terhadap kelestarian mangrove di wilayah itu. 

Lutfi tak ingin, hutan mangrove yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni hilang karena tak dirawat dengan baik.

"Saya selalu sampaikan kepada warga terutama nelayan, jangan sampai mangrove ini tidak dijaga kemudian hilang, sehingga tempat singgah dan makan habitat ikan dan kepiting hilang. Jangan sampai kita membeli ikan dan kepiting dari daerah lain," tuturnya.

Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni juga diharapkan memberdayakan setiap kelompok yang berjibaku menjaga hutan mangrove selama ini.

"Saya berharap pemerintah Daerah memperhatikan kelompok-kelompok yang selama ini konsisten merawat dan menjaga mangrove" kata Lutfi.

Menurutnya, perawatan hutan mangrove yang meluas membutuhkan biaya, seperti operasional bahan bakar minyak (BBM) untuk perahu.

"Kalau sudah kelompok-kelompok yang konsisten merawat ini, pemerintah daerah tolong memperhatikan," harapnya.

Jadi Kampung Wisata Mangrove

Usaha Ipda Lutfi Hakim Iha dan kelompok pegiat Mangrove membuahkan hasil. Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni telah menetapkan Kampung Masina sebagai Kampung Wisata Mangrove.

"Dulu tidak perhatian ke Kampung Masina, tetapi saat ini sudah ramai dikunjungi warga baik lokal maupun dari luar Teluk Bintuni," kata Lutfi.

Setelah ditetapkan sebagai kampung wisata, masyarakat lokal di Kampung Masina mulai diberdayakan membuat berbagai macam camilan dan minuman dari mangrove.

"Warga lokal mulai membuat sirup dan berbagai makanan dan minuman dari mangrove," katanya.

Hutan mangrove di Kabupaten Teluk Bintuni juga mendapat perhatian dunia, salah satunya pada pameran yang digelar di Paris, Perancis, beberapa waktu lalu.

"Agustus kemarin masuk di pameran yang dilesenggarakan di Paris, Perancis, bahkan dalam waktu dekat akan digelar Festival Mangrove Internasional di Teluk Bintuni Papua Barat," katanya.

Lutfi dan sejumlah kelompok pegiat lingkungan di Teluk Bintuni tak menutup diri terkait penanaman mangrove. Lutfi dan pegiat lingkungan lain juga menyediakan bibit jika ada warga di luar Kabupaten Teluk Bintuni yang ingin menanam mangrove di wilayah mereka.

"Kalau ada warga baik Manokwari atau Sorong membutuhkan, kami siap memberikan bibit, ini agar pelestarian mangrove dikenal tidak hanya di Bintuni tetapi Manokwari, Sorong, dan sebagainya sebagaimana Papua Barat disebut sebagai provinsi konservasi," tuturnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/19/054000678/perjuangan-ipda-lutfi-hakim-si-polisi-mangrove-di-teluk-bintuni-sempat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke