Salin Artikel

Cerita Sela, Warga Pacitan Rela Berdesakan demi Mengalap Berkah Gunungan Sekaten Keraton Solo

Ada dua pasang gunung jaler (laki-laki) dan estri (perempuan) dalam garebek Sekaten. Sepasang gunungan diperebutkan di halaman Masjid Agung Solo, dan sepasang lainnya di halaman Keraton Solo.

Warga Pacitan, Jawa Timur ini tiba di halaman Masjid Agung Solo sekitar pukul 06.00 WIB. Sela tidak sendirian. Ia berangkat bersama rombongan dari Pacitan ke Solo dengan menyewa bus.

"Tadi desak-desakan sama orang sampai tandunya gunungan jatuh," ungkap Sela ditemui seusai berebut gunungan Sekaten, Sabtu.

Sela mengaku setiap tahun dirinya selalu datang ke Solo untuk menyaksikan sekaligus mengalap berkah gunungan Sekaten.

Menurut Sela, intip hasil berebut dengan pengunjung Sekaten akan dia simpan dengan cara digantungkan di pintu rumahnya. Ia meyakini intip gunungan Sekaten tersebut bisa membuat rezekinya lancar.

"Biar berkah. Intip ini nanti disimpan digantungkan di pintu (rumah)," kata Sela.

Tafsir Anom Keraton Solo KRT Muh Muhtarom mengatakan, tradisi gunungan Sekaten sempat ditiadakan selama pandemi Covid-19.

Kini, gunungan Sekaten sebagai puncak peringatan Maulid Nabi Muhammmad SAW Keraton Solo kembali diselenggarakan.

"Pengunjung luar biasa, karena masyarakat rindu dengan kegiatan ini dan tadi garebek gunungan yang dibawakan dari keraton ke Masjid Agung tahun ini ada sepasang dulu biasanya 12 pasang yang menunjukan tanggal 12 Rabiul Awal," kata Muhtarom.

Dikatakan Muhtarom sepasang gunungan ini menggambarkan bahwa hidup ini tidak bisa lepas dari laki-laki dan perempuan. Gunungan jalu menggambarkan laki-laki. Ornamennya buah-buahan mentah.

"Artinya kita seorang suami mampu mengupayakan mencari kebutuhan keluarga seperti bekerja dan seterusnya," terang dia.

Kemudian gunungan istri adalah makanan siap saji. Artinya wanita harus mampu menerima hasil dari suami untuk keluarganya.

"Walaupun sedikit hasil suami, kalau bisa diatur oleh istri cukup untuk keluarganya," ungkap dia.

Muhtarom juga mengatakan gunungan Sekaten merupakan bentuk sedekah Raja Keraton Solo PB XIII dan keraton untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad dengan membawa makanan.

Belum selesai didoakan, sepasang gunungan Sekaten di halaman Masjid Agung Solo ludes diperebutkan warga.

"Inginnya setelah didoakan dibagi rata, tapi dalam kondisi seperti ini tidak bisa. Itu niat baik orang, semoga yang memperingati Maulid ini bisa mendapatkan keberkahan," kata Muhtarom.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/08/184158078/cerita-sela-warga-pacitan-rela-berdesakan-demi-mengalap-berkah-gunungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke