Salin Artikel

Kisah Sunardi, Penjual Sepatu Bekas sejak 1980-an di Semarang untuk Bertahan Hidup

Sejak pagi hari tadi, para penjual tersebut sudah menyuguhkan barang-barang bekas, mulai dari alat-alat elektronik, sepatu, baju, tas, hingga pernak-penik rumah tangga.

Salah satu lapak yang hilir mudik didatangi pembeli yaitu lapak milik Sunardi.

Beragam sepatu, seperti sepatu kets, sekolah, kantor, hingga sandal dipajang di lapak mungil milik Sunardi.

Tak hanya itu, merek terkenal seperti Vans, Carvil, Precise, hingga Wakai juga berjajar rapi di hadapannya.

Sembari menunggu pembeli, Sunardi menceritakan, dirinya telah merasakan manis pahit berjualan sepatu bekas sejak 1980-an.

"Dulu saya pindah-pindah. Pernah di daerah SMP N 4 Semarang, terus di Pasar Johar lama sebelum dibongkar, baru ke sini," jelas Sunardi saat ditemui Kompas.com, Senin (3/10/2022).

Selama puluhan tahun ini pula, dirinya merasakan jatuh bangun menjadi seorang penjual sepatu bekas.

Mulai dari tak ada pembeli, terdampak pandemi, bahkan diusir oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

"Dikejar-kejar Satpol PP juga sering. Makanya sekarang jualnya di teras rumah warga. Satu harinya bayar sewa Rp 7.000," jelas dia.

Lebih jelas Sunardi mengatakan, sepatu-sepatu bekas yang dijual itu tidak diberi harga mahal, hanya berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 100.000.

Dirinya menyebut, dalam satu hari dagangan Sunardi bisa terjual 1 hingga 3 pasang sepatu.

"Ya namanya rezeki, kadang laku kadang tidak. Tapi tiap hari pasti ada, langganannya sudah banyak," jelas dia.

Dengan demikian, Sunardi tak lantas menyerah. Dirinya memasarkan sepatu-sepatu bekasnya itu setiap hari, pada pukul 08.00 pagi hingga 15.00 WIB.

Sunardi menuturkan, peminat pembeli sepatu bekas semakin berkurang seiring bertambahnya zaman.

Dampaknya, penghasilan yang didapatkannya setiap hari tidak bisa menutup kebutuhan sehari-hari.

"Dulu zaman tahun 2.000-an masih enak, sehari bisa buat kehidupan. Kalau sekarang mungkin cuma bisa buat makan sendiri," tutur Sunardi.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/04/121937678/kisah-sunardi-penjual-sepatu-bekas-sejak-1980-an-di-semarang-untuk-bertahan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke