Salin Artikel

Aceh Terdampak Siklon Noru, Ganggu Penerbangan dan Sebabkan Gelombang Tinggi

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, cuaca buruk itu terjadi akibat pengaruh bibit Siklon Tropis Noru yang bersumber dari Vietnam.

Cuaca buruk tersebut bahkan sempat mengganggu penerbangan ke Kabupaten Nagan Raya pada Rabu (28/9/2022).

Para penumpang Wings Air sebagian diturunkan di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar dan sebagian lagi dialihkan pada penerbangan Jumat (30/9/2022) hari ini.

“Pesawat gagal mendarat untuk pertimbangan keselamatan penerbangan," kata Kepala Bandara Nagan Raya, Sarmin, kepada Serambi, Kamis (29/9/2022).

Wings Air  ATR-72 seri 600 itu terbang dari Bandara Kualanamu (KNO) Sumatera Utara pukul 08.50 WIB dan dijadwalkan mendarat di Nagan Raya pukul 09.30 WIB.

Pesawat yang mengangkut 49 penumpang, termasuk dua bayi itu sempat berusaha mendarat sekira pukul 09.45 WIB, tapi gagal.

Pesawat lalu berputar-putar di langit Nagan Raya selama 15 menit, hingga akhirnya memutuskan kembali ke Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.

"Info dari pihak maskapai, sebagian penumpang dari KNO-Medan dialihkan (di reroute via bandara SIM Banda Aceh)," imbuhnya.


Manajer MEQ Wings Air di Bandara CND Nagan Raya, Andi Siswanto mengakui ada pesawat maskapainya yang gagal mendarat karena cuaca buruk.

"Pesawat kembali ke bandara asal guna keselamatan penumpang," jelasnya.

Dikatakan, penumpang yang gagal berangkat dan yang gagal turun sebagian dialihkan melalui Bandara SIM Blang Bintang Aceh Besar, tapi sebagai lain dialihkan penerbangan pada Jumat (30/9/2022).

BMKG Stasiun Meteorologi Nagan Raya menyebutkan, hujan masih akan terus menguyur kawasan barat selatan Aceh hingga beberapa hari ke depan.

"Waspadai hujan intensitas ringan hingga lebat di pesisir pantai barat," ujar prakirawan BMKG Nagan Raya, Almira Apriliyanti.

BMKG mengungkapkan, Siklon Tropis Noru saat ini terpantau di Laut Cina Selatan dengan kecepatan angin maksimum 85 knots (155 kilometer per jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.

Namun intensitasnya diperkirakan melemah dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat.

Siklon itu berdampak hujan lebat di Aceh, Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jambi dan Bengkulu.

Selain itu, juga berdampak pada gelombang laut tinggi (2,5-4 meter) di Laut Natuna Utara, perairan utara Pulau Sabang.

Provinsi di Indonesia yang berada dalam kategori ‘Siaga’ terhadap bencana hidrometeorologi (banjir, banjir bandang, dan lainnya) dampak dari potensi hujan lebat adalah Aceh.


Ancaman potensi hujan lebat itu juga disampaikan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar.

Hujan lebat disertai angin kencang dan petir akan terjadi di hampir seluruh wilayah Aceh hingga dua hari ke depan.

“Jadi diperkirakan untuk Aceh dua tiga hari ke depan masih berpotensi terjadi hujan ringan hingga lebat,” kata Kasi Data BMKG Kelasi I SIM, Zakaria Ahmad.

Dia mengatakan, dari dinamika atmosfer di Aceh, hal tersebut sangat mendukung.

Dengan adanya pergerakan masa udara (rosbi) dari timur ke barat, kemudian terjadinya belokan angin di wilayah Aceh dan stabilitas atmosfer yang uap airnya mencapai 100 persen.

“Artinya uap air sangat banyak di atas atmosfer kita. Hal tersebut sangat mendukung terjadi hujan lebat di Aceh,” ujarnya.

Selain itu, untuk anomali suhu muka laut di Samudera Hindia Barat Aceh, Laut Andaman, dan Selat Malaka juga begitu tinggi.

“Bisa dikatakan, di sekeliling Aceh sangat berpotensi terjadi penguapan air laut yang lebih besar. Hal itu itu menimbulkan tumbuhnya awan konvektif (awan-awan hujan),” lanjut Zakaria.

Zakaria Ahmad juga menyebutkan, gelombang laut dalam tiga hari ke depan terbilang cukup tinggi, antara 2,5 meter hingga 4 meter di area utara Sabang dan Malaka bagian utara.


Sementara untuk daerah Samudera Hindia Barat Aceh, ketinggian gelombang mencapai 6 meter.

“Ini artinya sangat membahayakan bagi nelayan dan penyedia jasa penyeberangan. Namun untuk penyeberangan Banda Aceh-Sabang dan Simeulue-Meulaboh, ketinggian gelombang masih dalam kategori sedang antara 1,25 meter hingga 2,5 meter,” jelasnya.

Selain itu kata dia, untuk wilayah kepulauan seperti Simeulue, Pulo Aceh dan Sabang, harap diwaspadai potensi angin kencang.

Menurutnya, angin kencang tersebut dapat merobohkan pohon-pohon dan atap rumah.

Zakaria menyebutkan, potensi angin kencang itu juga terjadi di sebagian wilayah Aceh Besar dan Banda Aceh.

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Aceh Terdampak Siklon Tropis Noru, Gelombang Laut Capai 6 Meter.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/30/121039778/aceh-terdampak-siklon-noru-ganggu-penerbangan-dan-sebabkan-gelombang-tinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke