Salin Artikel

Mengenal 3 Terowongan di Jalur Lintas Selatan, Ada Terowongan Ijo

KOMPAS.com - Ada tiga terowongon legendaris yang dilalui kereta api di Jalur Lintas Selatan, yaitu Terowongan Notog, Terowongan Kebasen, dan Terowongan Ijo.  

Terowongan rel kereta api jalur lintas selatan terletak di Purwokerto sampai Kebumen.

Terowongan dibangun pada masa Belanda oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta kolonial Belanda antara tahun 1881-1890.

Jalur lintas selatan kereta api terkenal sebagai jalur berat dengan melewati pegunungan, persawahan, melintasi sungai, serta menembus perbukitan batu gamping.

Pada tahun 2019, pemerintah memutuskan untuk membangun terowongan baru di sisi terowongan lama, mengingat perjalanan kereta api semakin meningkat.

Berikut ini adalah tiga terowongan di jalur lintas selatan.

Terowongan di Jalur Lintas Selatan 

1. Terowongan Notog

Terowongan Notog terdapat di Bukit Gamping, Desa Notog, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Terowongan yang memiliki panjang 260 meter ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1914-1915.

Penamaan Terowongan Notog disebabkan lubang panjang ini memiliki ujung yang tidak tampak.

Hal tersebut terjadi karena bagian dalam terowongan yang terletak hanya beberapa meter dari Sungai Serayu dibuat melengkung dengan radius hingga 300 derajat atau R 800.

Terowongan yang bersisihan dengan lintas jalan nasional ruas Gumilir-Purwokerto memiliki tinggi delapan meter dan lebar tujuh meter. Kode bangunan berupa Bangunan Hikmat (BH) 1440 dan jenis rel tunggal (single track).

  • Terowongan Notog Baru

Terowongan Notog Baru dikerjakan pada Desember 2016 oleh PT PP (Persero) Tbk. Terowongan baru terletak 200 meter dari terowongan lama.

Terowongan Notog baru selesai tersambung pada kedua sisinya pada tangga 5 Maret 2018. Terowongan ini memiliki panjang 473 meter dengan tinggi 7,58 meter dan diameter 9,4 meter,

2. Terowongan Kebasen

Terowongan Kebasen terletak di Bukit Brojol, Desa Gambarsari, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Lokasi Terowongan Kebasen berjarak sekitar tiga kilometer dari Terowongan Notog yang dipisahkan oleh Sungai Serayu.

Panjang Terowongan Kebasen sekitar 79 meter, tinggi sekitar delapan meter, dengan diameter kurang lebih tujuh meter.

Terowongan yang dibangun pada tahun 1915 betipe rel tunggal.

  • Terowongn Kebasen Baru

Terowongan Kebasen Baru memiliki bentuk seperti Terowongan Notog Baru. Terowongan baru ini dibangun sekitar 100 meter dari terowongan lama.

Keunikan Terowongan Kebasen Baru adalah terdapat dua lubang yang terlihat menyambung.

Pada lubang baru pertama sepanjang 100 meter, kontur terowongan mengikuti lintasan terowongan lama.

Saat menembus ujung yang berjarak sekitar 20 meter kembali bertemu lubang kedua yang menembus Bukit Brojol dengan panjang hampir 200 meter.

Total panjang Terowongan Kebasen Baru dengan kode 1464 A dan 1464 B mencapai 292 meter dengan tinggi 7,58 meter, dan diameter kurang lebih 10 meter.

Pembangunan terowongan ini juga merelokasi Jalan Raya Kebasen dengan membangun ruas baru hampir satu kilometer termasuk overpass atau jalan lintasan baru untuk kendaraan bermotor yang berada di atas rel.

3. Terowongan Ijo

Terowongan Ijo terletak di Desa Bumiagung, Kecamatan Rowokele, Kebupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.

Letak Terowongan Ijo di berdekatan dengan terowongan lama, jaraknya sekitar 50 meter di sebelah utara.

Terowongan Ijo membelah Gunung Malang atau Stasiun Ijo dan Stasiun Gombong

Panjang Terowongan Ijo adalah 580 meter dan merupakan terowongan terpanjang di kelima di Pulau Jawa.

Terowongan yang dibuat oleh Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1885-1886.

Pembangunan Terowongan Ijo masuk dalam proyek pembangunan jalur kereta Yogyakarta-Cilacap pada masa kolonial sepanjang 184,8 Km.

Secara teknis, pembangunan terowongan dilakukan dengan menggali tanah secara bersamaam pada sisi barat dan timur terowongan.

Pada tanggal 20 Juli 1887, Terowongan Ijo dibuka untuk umum bersama dengan peresmian jalur kereta api Yogyakarta Cilacap.

  • Terowogan Ijo Baru

Terowongan Ijo baru dibuat berdekatan dengan terowongan lama, tepatnya 50 meter di sebelah utara terowongan lama.

Panjang Terowongan Ijo Baru mencapai 581 meter. Terowongan yang memiliki kode BH 1649 mulai dikerjakan pada akhir 2017 sampai April 2020 dengan menembus bukit kapur Gunung Malang, seperti terowongan lama.

Rel Ganda Terowongan Jalur Lintas Selatan

Pembangunan ketiga terowongan tersebut menelan biaya sekitar Rp 1,5 triliun yang masuk dalam Proyek Startegis Nasional (PSN). Skema pembiayaannya menggunakan Surat Berharga syariah Negara (SBSN).

Ketiga terowongan baru ini menerapkan rel ganda (double track) sebagai konsekuensi pengoperasionalan jalur serupa.

Jalur rel ganda dimulai dari Cirebon, Purwokerto, Kroya, Yogyakarta, Solo, Madiun, dan Jombang sejauh 550 Km.

Sistem peredam rel pada ketiga terowongan menggunakan teknologi ballastless track dan meniadakan batu kerikil atau ballast bantalan rel.

Keunggulan teknologi ini, getaran saat kereta melintas dapat dikurangi.

Pengeboran terowongan dengan menyemprotkan cairan kimia khusus ke dinding batu serta dinamit untuk membuat lubang dan tidak melibatkan mesin bor dengan diameter besar.

Sejak akhir 2020, ketiga terowongan tersebut sudah dilintasi ratusan kereta api.

Sumber:

indonesia.go.id dan heritage.kai.id

https://regional.kompas.com/read/2022/09/19/200048078/mengenal-3-terowongan-di-jalur-lintas-selatan-ada-terowongan-ijo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke