Salin Artikel

Penantian Keluarga pada Dokter Mawardi Hamry yang Hilang sejak 6 Tahun Lalu

MATARAM, KOMPAS.com - Hilangnya dr Mawardi Hamry masih menjadi teka-teki. Keluarga bahkan yakin sang dokter masih hidup, tetapi tak bisa pulang karena faktor tertentu.

"Kami tidak tahu ya, ini mungkin perasaan seorang adik ya. Insya Allah saya yakin beliau masih ada (hidup), tapi tidak tahu di mana, dan apa yang dia alami," kata Nurul Hidayati Hamry, adik kandung dr Mawardi, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (15/9/2022).

Ida, biasa Nurul Hidayati disapa, percaya bahwa kakaknya masih hidup, tetapi mengalami sesuatu hal sehingga tidak bisa kembali ke keluarga. Ida juga sangat terpukul ketika ada pihak yang mengatakan bahwa dokter Mawardi bukan hilang, melainkan menghilangkan diri atau disembunyikan keluarga.

"Bagaimana kami menyembunyikan beliau dari kehidupan sosialnya, itu sangat menyakitkan. Bagaimana mungkin kami menyembunyikan kakak tercinta kami saat ibunda kami meninggal," keluhnya.

Adapun dr Mawardi Hamry dilaporkan hilang pada 23 Maret 2016. Saat itu, Mawardi yang berprofesi sebagai dokter merupakan Direktur RSUD Nusa Tenggara Barat (NTB).

Polda NTB sempat menelusuri keberadaan Mawardi. Namun, pencarian dihentikan pada 2018, saat Kapolda NTB dijabat Brigjen Pol Firli Bahuri, yang kini Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Polda NTB akan membuka kembali kasus tersebut jika ada bukti baru.

Pertemuan terakhir

Ida mengungkapkan kesedihannya sekaligus upaya keluarga yang sangat ingin menemukan keberadaan Mawardi. Ida bercerita pertemuan terakhirnya dengan sang dokter yang dikenal perhatian pada keluarga.

Sebelum dikabarkan hilang pada Kamis malam, 24 Maret 2016, lima hari sebelumnya atau Sabtu, 19 Maret 2016, Ida bertemu Mawardi di Jakarta saat kunjungan kerja. Karena, Ida tinggal di Jakarta, maka mereka bertemu. Ketika itu, Mawardi bercerita banyak hal dan harapannya untuk rumah sakit Provinsi NTB supaya lebih maju. Bahkan, pada 24 Maret 2016, Mawardi menuturkan akan ke Solo untuk menerima penghargaan.

Saat di Kalimantan, Ida masih mendapat kabar bahwa pada Selasa, 22 Maret 2022, Mawardi pulang ke Lombok dan Rabu pagi, 23 Maret 2022, berdinas ke kantor di RSUD Provinsi NTB. Sebab, pada Kamis pagi, 24 Maret 2022, Mawardi akan ke Solo untuk menerima penghargaan. Persiapan ke Solo, menurut Ida, sudah beres, termasuk tiket keberangkatan dari Lombok ke Solo. Semua telah disiapkan oleh Mawardi.

"Tapi ternyata beliau tidak balik-balik hari Kamis, karena ternyata malam Kamis atau Rabunya beliau sudah hilang, tapi saya tidak tahu dia hilang, saya tahunya setelah dilaporkan ke polisi oleh Pak Rosiadi Sayuti (Sekda NTB ketika itu). Saya tidak tahu kabar itu, mungkin takut saya syok, mungkin," tutur Ida.

Ida mendapat kabar ketika itu bahwa saat kakaknya tak kembali lagi ke rumah dinas di Jalan Langko No 31 Dasan Agung Kota Mataram, persis di pinggir jalan, di rumah dinas sedang kumpul bersama Satpam rumah dinas, Rosiadi Sayuti, Irjani dan Iswandi atau rekan-rekan pejabat Pemprov NTB.

"Karena pak dokter tak kembali atau hilang tanpa kabar 1x24 jam, maka pak Rosiadi berinisiatif melapor ke polisi, tapi keluarga belakangan tahu kabar itu, setelah dilaporkan. Keluarga (saudara kandung dr Mawardi) ditelepon satu per satu, dan saya yang paling terakhir tahu, saya tahu itu pun karena saya yang menelepon," kata Ida.

Sebagai adik, Ida merasa aneh ketika Mawardi tak meneleponnya berhari-hari. Karena, tiap hari kakaknya selalu menelepon. Kalau tidak pagi, akan menelepon Ida pada malam hari.

Sehingga, Ida berinisiatif menelepon ke rumah dinas, karena ponsel Mawardi tak bisa ditelepon.

Ketika menelepon ke satpam, Ida justru mendapat kabar bahwa Mawardi ke Solo. Namun, hal itu dilakukan atas perintah rekan Mawardi agar dirinya tidak syok menerima kabar itu. Termasuk, sopir Mawardi yang mengaku mengantar Mawardi ke Bandara Lombok sampai pintu keberangkatan.

Ida menghargai niat semua pihak yang tak menginginkan dirinya panik saat itu.

Dijemput mobil di seberang jalan

Ida menemukan sejumlah kejanggalan setelah mencari tahu informasi, termasuk mengulik Berita Acara Pemeriksaa (BAP) satpam terkait hilangnya sang kakak.

Pertama, ketika Mawardi meninggalkan rumah dinas, mobil yang menjemputnya tidak masuk ke halaman rumah dinas. Padahal, halaman cukup luas bisa muat tiga sampai empat mobil.


Pada Rabu malam, 23 Maret 2022, Mawardi menerima telepon dari seseorang dan meminta Antok, sang satpam membuka garasi karena Mawardi akan menggunakan mobil dinas untuk keluar. Tetapi, setelah menerima telepon, Mawardi justru meminta satpam mengurungkan membuka garasi mobil dan menuju mobil yang parkir di seberang rumah dinasnya.

"Sebelumnya pak dokter bilang, setelah menerima telepon, Antok buka garasi saya mau keluar, itu artinya pak dokter kan tahu atau kenal orang yang meneleponnya, logikanya kan seperti itu, pasti yang menelepon orang yang sudah dikenal dong, tidak mungkin orang tak dikenal, kan pak dokter bukan anak kecil," ungkap Ida.

Tak beberapa lama berselang, Mawardi kembali menerima telepon dan minta ke satpam untuk menutup garasi dan mengaku akan menggunakan mobil yang parkir di seberang jalan.

"Pasti itu orang yang dikenal dan sejak saat itu HP sudah tak bisa dihubungi, tetapi terakhir kami mendapat kabar HP-nya sempat terlacak jam 12 malam berada di Senggigi, Lombok Barat, dan setelah itu tak terlacak lagi," beber Ida.

Apa yang disampikan Nurul Hidayati Hamry, sesuai dengan pernyataan dari tim penyidik Polda NTB yang mengabarkan bahwa dokter Mawardi dilaporkan meninggalkan rumah dinas mengunakan mobil seseorang berwarna hitam, namun tidak terlacak mobil itu milik siapa.

Bahkan tim penyidik memburu keberadaan Mawardi hingga ke sejumlah daerah di Pulau Jawa sesuai instruksi mantan Kapolda NTB Irjen Pol (Purn) Umar Septono yang serius menangani kasus hilangnya pejabat publik di NTB itu.

Kini, Polda NTB kembali akan mengusut kasus tersebut dan membuat keluarga, terutama Ida bersyukur dan mengharapkan kabar apapun terkait kondisi sang dokter yang hilang.

Berharap Mawardi pulang

Ida berharap, kakak tercintanya suatu hari akan pulang, berkumpul dengan keluarga kambali. Keluarga, kata Ida, tak akan pernah berhenti berjuang menemukan mawardi.

Ida mengaku akan menerima jika Mawardi sudah meninggal. Namun, pihaknya berharap melihat jenazahnya. Namun, hingga kini keluarga tidak mendapatkan kabar apapun tentang kondisi Mawardi setelah dinyatakan hilang pada enam tahun yang lalu.

Bahkan, keluarga tidak mendapat kabar tentang status jabatan dan gaji Mawardi setelah dinyatakan hilang.

Namun, bagi Ida, hal itu bukan masalah utama, meskipun keluarga berhak dikabari. Menurutnya, yang utama bagi keluarga adalah kejelasan dan keberadaan dokter Mawardi.

"Bukan kami tidak butuh atau menganggapnya tidak penting, itu adalah hak pak dokter, karena suatu hari kita berharap beliau pulang," kata Ida lirih.

"Itu masih berlaku sampai detik ini, asalkan jelas pak dokter memang benar benar ditemukan, asalkan akurat, kami hanya ingin pak dokter ditemukan apapun kondisinya," kata Nurul Hidayati Hamry.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/15/150743478/penantian-keluarga-pada-dokter-mawardi-hamry-yang-hilang-sejak-6-tahun-lalu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke