Salin Artikel

Sistem Seleksi Masuk PTN Berubah, Ini Kata Rektor UNS Solo

SOLO, KOMPAS.com - Aturan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2023 resmi diubah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof Jamal Wiwoho menilai dengan aturan baru siswa berpeluang untuk mengambil program studi (prodi) yang ada.

"Sebetulnya dengan model ini satu kesetaraan. Karena tidak ada lagi jurusan IPA, IPS atau soshum, saintek. Artinya seluruh siswa berpeluang untuk bisa mengambil prodi-prodi yang ada," kata Jamal dikonfirmasi via telepon, Senin (12/9/2022).

Dalam aturan baru tersebut, siswa sekolah menengah atas bisa memilih jurusan SNMPTN 2023 sesuai minat dan bakat.

"Ini berbeda dengan dulu. Kalau dulu yang IPA boleh (mengambil peodi) IPA dan IPS atau saintek dan soshum. Kemudian soshum tidak boleh ikut yang saintek. Jadi dalam konteks ini sekarang tidak ada diskriminasi lagi," ungkapnya.

Meski demikian, ungkap Jamal, ada prodi tertentu yang tetap memakai persyaratan khusus. Misalnya kedokteran.

"Tetapi tentu ini nanti harus ada parameter-parameter passing grade prodi-prodi tertentu. Karena untuk misalnya saja untuk masuk kedokteran tes kemampuan skolastiknya harus berapa. Karena tesnya ada tiga atau empat, skolastik, matematika, bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dan berorientasi pada penalaran," kata dia.

Dengan aturan ini seleksi penerimaan mahasiswa baru tidak lagi dilakukan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

Seleksi penerimaan mahasiswa baru 2023 akan di bawah koordinasi Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan (BP3) pada Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek.

Sebelumnya, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengakui jika ada beberapa alasan perubahan jalur SNMPTN 2023 dibanding tahun sebelumnya.

Alasannya, siswa sekolah banyak yang kesulitan memilih jurusan diluar peminatan saat SMA.

SNMPTN 2022 dan tahun sebelumnya, siswa harus memilih jurusan sesuai peminatan mereka di SMA atau sederajat.

Misalnya, siswa IPS tak bisa mengambil jurusan di prodi Saintek. Begitu juga tidak semua prodi Soshum bisa dipilih siswa dari IPA. Termasuk siswa dari peminatan Bahasa, tidak bisa mengambil prodi sanitek dan soshum karena keterbatasan peminatan.

Nadiem mengatakan, SNMPTN tahun sebelumnya, siswa yang ingin memilih prodi yang sedang tren dan berbeda dengan jurusan saat SMA tidak bisa mengeksplorasi prodi yang mereka inginkan.

Kedua, dampaknya adalah siswa hanya belajar pada mata pelajaran tertentu yang dianggap penting dalam seleksi.

Padahal, untuk sukses di masa depan peserta didik perlu memiliki kompetensi yang holistik dan lintas disipliner.

Pada awal tahun 2022 lalu, Kemendikbud Ristek mengumumkan Kurikulum Prototipe atau Kurikulum Merdeka yang menghapus program peminatan jenjang SMA sederajat.

Dalam kurikulum itu, tak ada lagi pengelompokkan siswa SMA berdasarkan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Sehingga, dihapusnya peminatan ini akan selaras dengan aturan SNMPTN 2023.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/12/170259078/sistem-seleksi-masuk-ptn-berubah-ini-kata-rektor-uns-solo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke