Salin Artikel

Polisi Sebut Otopsi Jenazah Santri Gontor Berlangsung 6 Jam, Ditemukan Memar di Dada

Hasil otopsi, antara lain ditemukannya luka memar pada bagian dada korban dan organ dalam.

Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo yang dikonfirmasi Kamis (8/9/2022) sore menyatakan pelaksanaan otopsi jenazah santri berinisial AM di Palembang berlangsung lancar.

Proses otopsi yang melibatkan tim Polres Ponorogo, tim Biddokes Polda Sumsel dan dokter dari RSU di Palembang menemukan adanya luka memar pada tubuh korban.

“Hasil kesimpulan sementara salah satunya ditemukan memar atau bekas benda tumpulan di area sekitar dada dan organ dalam,” kata Catur.

Kendati demikian, Catur belum menegaskan luka itu menjadi penyebab kematian korban. Menurut Catur, kepastian penyebab kematian AM akan disampaikan ahli.

“Kami hanya menyampaikan sedikit temuan dari hasil otopsi tadi siang,” jelas Catur.

Ahli nanti juga akan menjelaskan soal pendarahan di kepala korban yang diungkap keluarga.

Usai mendapatkan hasil otopsi, Polres Ponorogo segera melakukan gelar perkara. Dari gelar perkara itu polisi akan mendapatkan syarat formil dan materiil guna meningkatkan proses hukum ke tahap selanjutnya.

Total saksi yang sudah diperiksa hingga sore ini sebanyak 20 orang. Hingga kini, polisi belum menentukan tersangka.

Catur berjanji akan menyampaikan tersangka ke publik bila sudah ditetapkan oleh penyidik.

“Tambahan saksi yang diperiksa berasal staf dari rumah sakit dan staf pengasuhnya,” demikian Catur.

Menyoal pemanggilan pimpinan pondok dan dokter yang meneken surat kematian korban, polisi belum mengagendakannya.

Sebelumnya, santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor asal Palembang, Sumatera Selatan, berinisial AM dilaporkan meninggal.

Pihak keluarga awalnya menerima laporan dari pihak pesantren bahwa anak mereka meninggal karena kelelahan saat mengikuti perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).

Informasi tersebut diterima ibu korban, Soimah dari pengasuh Gontor 1 Ustad Agus pada Senin (22/8/2022) sekitar pukul 10.20 WIB.

Belakangan, Soimah mendapatkan informasi dari orang tua santri lainnya yang menyebut anaknya tewas dianiaya.

Keluarga kemudian membuka peti jenazah dan mendapati anak mereka diduga mengalami kekerasan.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Pesantren Gontor Noor Syahid mengatakan pihaknya memohon maaf sekaligus menyampaikan duka cita. Ia berharap peristiwa penganiayaan tersebut tidak kembali terulang di kemudian hari.

“Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum,” kata Noor dalam keterangan tertulisnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/08/195444578/polisi-sebut-otopsi-jenazah-santri-gontor-berlangsung-6-jam-ditemukan-memar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke