Salin Artikel

Pedemo Tolak Harga BBM Naik Memaksa Masuk Gedung DPRD Jateng, Sempat Terjadi Kericuhan

SEMARANG, KOMPAS.com - Ribuan massa aksi demonstrasi penolakan kenaikan BBM bersikukuh memasuki Gedung DPRD Jawa Tengah untuk melakukan penyegelan, pada Kamis (8/9/2022).

Lantaran dilarang masuk, mahasiswa sempat ricuh mendorong gerbang.

Kurang lebih 1.500 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Semarang merapatkan barisan di Jalan Pahlawan sejak pukul 14.00 WIB.

Setibanya di lokasi, kawat polisi ditutup dengan banner aksi demonstrasi. Kemudian, massa menginjak-injak untuk merubuhkan kawat.

Aksi berlangsung kondusif selama orasi dilakukan secara bergantian.

Perwakilan buruh dari Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Jawa Tengah ikut menyuarakan keresahannya.

“Kami belum pulih setelah pandemi Covid-19, kami menuntut harga BBM diturunkan Kembali dan UMK dinaikkan di tahun mendatang,” tutur Giyanto, perwakilan KASBI Jateng dihadapan barisan massa.

Mahasiswa juga menyampaikan kekecewaannya terhadap pemerintah pusat yang tetap melanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di tengah krisis yang terjadi.

Sebab, pemindahan ibu kota tersebut dinilai mengancam keberadaan masyarakat adat di Kalimantan Timur.

“Orangtua kami kesulitan Pak mencari uang, BBM naik, bahan pokok naik. Kami mahasiswa beli nasi telur Rp 8.000 sekarang jadi Rp 10.000,” keluh salah seorang orator dari mahasiswa Unnes.

Beberapa yel-yel kritik dinyanyikan dengan kompak di depan Kantor Gubernur Jateng dan DPRD Jateng itu.

Pukul 16.00 WIB massa berdiri Menyusun formasi.

Dengan satu komando mereka melangkah bergandengan mendekati gerbang kantor.

Beberapa saat kemudian, massa meminta masuk untuk membacakan tuntutan. Namun, tak ada respons dan gerbang masih digembok.


Sebagian demonstran menaiki pagar. Mereka kembali meminta akses masuk gedung untuk melakukan penyegelan secara simbolis.

Lantaran kesal tak ditanggapi, massa mengayunkan gerbang meluapkan amukannya.

Sebagian melemparkan botol ke balik gerbang. Korlap aksi kembali mengambil alih untuk menertibkan massa.

Sekretaris DPRD Jateng Urip Sihabudin menemui massa dan menawarkan audiensi dengan mengirim beberapa delegasi perwakilan buruh dan mahasiswa.

Akan tetapi massa menolak dan memaksa pihak DPRD untuk membuka gerbang agar semuanya dapat melakukan aksi segel tersebut.

Jelang pukul 16.30 WIB para demonstran mulai dibubarkan pihak kepolisian yang bertugas.

Lalu muncul kesalah pahaman antarkorlab aksi yang memicu kericuhan antardemonstran.

Kemudian, sempat terjadi bentrok antarmassa aksi dengan saling melempar botol.

Polisi menegaskan kembali untuk mengakhiri aksi dengan damai.

Kurang lebih pukul 17.50 massa membubarkan diri. Terlihat mahasiswa dengan almamater Unnes dan UIN Walisongo membersihkan tumpukan sampah di lokasi aksi.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/08/192452078/pedemo-tolak-harga-bbm-naik-memaksa-masuk-gedung-dprd-jateng-sempat-terjadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke