Salin Artikel

Menanti Polisi Mengungkap Kasus Kematian K, Bocah 4 Tahun yang Tewas di Septic Tank

Prarekontruksi terbagi dalam 21 adegan, yang dimulai dari ibu korban bersama korban pergi ke warung, lalu korban bermain, selanjutnya korban dinyatakan hilang dan terakhir orangtua korban bersama-sama warga mencari korban.

Pelaksanaan prarekontruksi hanya terfokus pada kejadian Sabtu (23/7/2022). Diketahui bahwa 

"Harapannya dengan prarekontruksi ini, memudahkan kita menemukan siapa tersangkanya," kata Direskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudistira, di lokasi prarekontruksi, Sabtu (3/9/2022).

Ia mengatakan, dalam prarekontruksi ini, penyidik mendalami peristiwa demi peristiwa korban dan rekannya yang terlihat sedang bermain di berbagai tempat.

Prarrekontruksi melibatkan orangtua korban, kemudian peran pengganti korban dan teman korban, lalu 10 orang saksi lainnya yang mengetahui korban dan rekannya sedang bermain.

Petunjuk lain seperti rekaman kamera CCTV yang diserahkan keluarga rupanya belum membuktikan adanya pembunuhan.

Pasalnya, setelah diperiksa polisi, rekaman kamera CCTV itu menujukkan seseorang yang membawa anak yang mirip dengan korban.

Terkait keterangan polisi ini, ibu korban, Nurlela, juga membenarkan bahwa ada anak yang mirip dengan anaknya. Hanya saja anak itu tubuhnya lebih besar.

Andri mengakui terdapat kendala yang menghambat pengungkapan kasus hingga belum terungkap lebih dari sebulan.

"Yang pasti ada kendala, untuk itu rekan-rekan penyidik tak henti-hentinya melakukan evaluasi termasuk prarekontruksi," kata Andri.

Namun, dari hasil otopsi, menunjukkan adanya tindakan kekerasan yang menyebabkan kematian dan jejak tindakan kekerasan seksual di bagian intim korban.

Sementara, ibu korban, Nurlela, usai mengikuti prarekontruksi, berharap polisi secepatnya menangkap tersangka.

Sebab sudah lebih dari 40 hari anaknya meninggal dan dirinya terus dilanda ketakutan.

Pihak keluarga, kata Nurlela, menduga ada dua motif pembunuhan, yaitu balas dendam dan predator anak. Dugaan ini berdasarkan riwayat keluarga dan hasil otopsi.

"Kita tentu ada cekcok dengan tetangga. Maka kita menduga ada dua motif pembunuhan, satu dendam, kedua predator anak," kata Nurlela yang tampak lemah usai prarekontruksi.

Harapan agar pelaku segera ditangkap, lantaran Nurlela amat ketakutan saat harus mengantar-jemput dua anaknya ke sekolah.

"Saya tidak mungkin setiap waktu mengawasi anak. Pasti ada juga lengahnya. Nah, di situ kami takut, karena bisa jadi pelaku ada sakit hati sama bapaknya atau saya," kata Nurlela.

Sementara jika motifnya predator anak, para orangtua juga semakin khawatir, karena di tempat itu banyak anak-anak.

"Kalau ada predator anak, itu membuat kami semakin khawatir," kata Nurlela.

Unjuk rasa

Belasan mahasiswa peremuan di Jambi unjuk rasa mendesak kepolisian menangkap pelaku dugaan pembunuhan dan tindak kejahatan seksual terhadap K.

Total ada 18 mahasiswi gabungan dari KAMMI dan GMKI yang melakukan demo di Polda Jambi sejak pukul 10.00 WIB, Senin (5/9/2022).

"Kami minta tangkap pelaku secepatnya, agar kasus serupa tidak berulang," kata Koordinator aksi, Novita Sari.

Tidak hanya menangkap pelaku, penegak hukum harus memastikan perlindungan dan pendampingan untuk keluarga korban.

Selanjutnya lembaga terkait seperti PPA, LPSK, KPAI, dan kepolisian harus bekerja kolaborasi, untuk menjamin hak keluarga korban.


Novita menilai kasus ini amat janggal karena hasil otopsi menujukkan adanya kekerasan seksual dan kekerasan yang menyebabkan kematian.

Pada Sabtu (23/7/2022) lalu, kata Novita, dari informasi yang didapatkannya, korban diajak bermain oleh seorang teman yang baru tinggal di daerah itu.

Kemudian pada hari yang sama, K menghilang ;lalu ditemukan tewas dalam septic tank dua hari kemudian.

"Dengan kasus ini, kami melihat adanya dugaan praktik perdagangan anak dan kekerasan seksual," jelasnya.

Novita mengatakan, merujuk data PPPA, terdapat 230 kasus kekerasan yang terjadi di Jambi sejak Januari 2022 hingga awal September, di mana jumlah anak korban kekerasan mencapai 154 orang.

Jumlah tersebut belum termasuk kasus yang tidak tercatat karena tidak terjangkau pada pihak penyedia layanan, ketidaktahuan masyarakat, hingga faktor lain sehingga kondisi ini sangat memprihatinkan.

Poin tuntutan para mahasiswa, yaitu mendesak Polda Jambi bekerja cepat menetapkan tersangka kasus kematian K dan membongkar praktik dugaan perdagangan anak dan kekerasan seksual terhadap K.

Selanjutnya, menuntut Dinas PPPA, LPSK, dan KPAI menjalankan tugas dan fungsinya dalam proses pendampingan dan penanganan keluarga korban.

Kemudian mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus mengawal kasus K hingga tuntas.

Lalu mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk terus menjaga dan waspada terkait tindakan kekerasan seksual di lingkungan masing-masing.

"Tuntutan kita agar polisi mengungkapkan tersangka kasus kematian (K). Kami juga akan terus mengawal kasus ini hingga kepolisian membuktikan bahwa kinerja mereka itu berhasil," terangnya.

Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta merasa senang mendapat dukungan dari mahasiswi untuk mengungkap kasus tersebut.

"Kita akan ungkap perkara ini sampai terungkap. Kasus tersebut sudah kita lakukan prarekonstruksi," kata Andri di Mapolda Jambi.

Ia mengatakan, sejauh ini ada 30 saksi sudah diperiksa. Namun, alat bukti belum ada yang mengarah ke pelaku.

Sementara ada petunjuk orang yang dicurigai, akan tetapi hanya petunjuk saja.

Menurut Andri, hasil otopsi memang ada tindak kekerasan terhadap korban.

"Kami yakin ada tindak pidana bukan hanya jatuh di septic tank, karena ada tanda-tanda kekerasan ke korban," jelasnya.

Kesulitan pengungkapan kasus ini, kata Andri, disebabkan minimnya saksi yang melihat, tidak ditemukan rekaman CCTV yang memperlihatkan pelaku, dan keterangan saksi yang berubah-ubah.

Sebelumya diberitakan, bocah berusia 4 tahun berinisial K ditemukan tewas dalam septic tank di Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Senin (25/7/2022).

Keluarga menduga korban dibunuh serta menjadi korban kekerasa seksual. Dugaan ini berasal dari hasil otopsi.

"Dokter menjelaskan bahwa di tubuh K ada bekas lebam di bawah mata, kemudian kepala bagian belakang remuk, serta lehernya patah. Selain itu itu ada jejak pelecehan seksual," kata Effendi, kakek K di rumahnya, Kamis (28/7/2022).

https://regional.kompas.com/read/2022/09/05/190426278/menanti-polisi-mengungkap-kasus-kematian-k-bocah-4-tahun-yang-tewas-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke