Salin Artikel

Kisah Pilu Bonafasia, Hidup dalam Kemiskinan, Putranya Putus Sekolah

Tak hanya kondisi rumah yang serba terbatas, putranya juga terpaksa putus sekolah lantaran Bonafasia tak memiliki biaya.

"Dia berhenti saat kelas dua Sekolah Dasar (SD). Mau makan saja kami ini susah. Apalagi mau bayar yang sekolah dan keperluan lainnya," ujar mama Bonafasia, Kamis (1/9/2022).

Menenun kain

Bonafasia menjelaskan, dia menenun kain untuk menyambung hidup, sekaligus merawat anaknya.

"Untuk bisa bertahan hidup, saya menenun kain songke. Hasil jual kain songke, saya beli kebutuhan rumah. Pas untuk hidup saja. Untuk lebih dari itu tidak bisa," katanya.

Sang suami telah meninggalkan dirinya sejak belasan tahun lalu.

Praktis, dia pun harus menjadi tulang punggung keluarga.


Belum tersentuh bantuan

Dengan kondisi itu, Bonafasia pun hidup dan makan dengan seadanya.

Alas tidur mereka terbuat dari bambu dan kasur tua yang sudah lusuh. Kampung mereka juga belum teraliri listrik.

Meski kondisi keluarganya serba kekurangan, Bonafasia mengaku masih belum tersentuh bantuan sosial (Bansos) reguler dari pemerintah.

"Harapannya, pemerintah bisa perhatikan kondisi keluarga kami. Kami ini keluarga miskin yang layak terima bantuan seperti yang lain," imbuh dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/09/01/151835878/kisah-pilu-bonafasia-hidup-dalam-kemiskinan-putranya-putus-sekolah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke