Salin Artikel

Ini Pengakuan Pemilik Rumah Jagal Anjing yang Buang Jeroan ke Bengawan Solo

SOLO, KOMPAS.com - Tim gabungan mendatangi tempat diduga rumah jagal anjing yang jeroannya dibuang ke sungai di Kawasan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2022).

Tim tersebut terdiri dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo, perwakilan Kecamatan Banjarsari, Kelurahan Gilingan dan petugas perlindungan masyarakat (Linmas).

Kedatangan tim gabungan disambut oleh Ketua RT 001, RW 005 Cinderejo Lor, Gilingan, Banjarsari yang tidak lain merupakan pemilik dari rumah jagal anjing tersebut yakni Daryanto (59).

Pengawas Lingkungan Hidup DLHK Provinsi Jawa Tengah Aris Haryadi mengatakan, menerima aduan terkait jeroan anjing dibuang ke sungai pada Senin (30/8/2022).

Dari aduan itu pihaknya bersama tim yang lain mendatangi ke lokasi.

Berdasarkan keterangan pemilik rumah jagal, kata Aria, pembuangan jeroan anjing ke sungai terjadi sekitar dua pekan lalu.

Pemilik rumah jagal itu juga menyampaikan hanya memotong satu ekor anjing pesanan dari wilayah Karanganyar.

"Tadi sudah ada informasi dari pemilik. Kita buatkan berita acara temuan sesuai dengan fakta. Dan informasi dari pemilik yang melakukan seperti itu banyak tidak cuma ini," kata Aris di Solo, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2022).

Aris juga mengatakan dari informasi pemilik sudah lama tidak melakukan penjagalan anjing. Tetapi, pemilik hanya menerima daging anjing yang sudah disembelih di tempat lain.

"Dan tadi informasi dari pemiliknya juga menyampaikan hanya memotong satu ekor dua minggu yang lalu. Karena kita menerima aduannya baru kemarin sore," ungkap dia.

Menurut dia, tempat penyembelihan atau rumah penjagalan harus didukung dengan sarana pengolahan air limbah, tidak boleh kemudian dibuang sembarangan ke sungai.

Pihaknya menegaskan seandainya masih ditemukan ada rumah penyembelihan membuang jeroan atau limbah kotoran ke sungai akan ditindak secara tegas.

"Kalau dia masih melakukan penyembelihan mestinya (limbahnya) harus diolah dulu. Semua apapun tidak boleh dibuang ke sungai, intinya di situ. Kalau nanti kita masih menemukan, kita tuntut untuk membuat sarana pengolahan air limbah," terang dia.

Usaha turun temurun

Pemilik rumah jagal anjing Solo, Daryanto mengatakan, dirinya menekuni pekerjaan sebagai penerima jasa penyembelihan anjing sejak masih duduk di bangku SMP atau sekitar 43 tahun lalu.

Usahanya itu dilakukan secara turun temurun. Daryanto mengaku dirinya merupakan generasi ketiga. Ia mewarisi pekerjaan itu dari keluarganya.

"Sebelum ayahnya sudah ada. Iya, turun-temurun. Saya sudah generasi ketiga," ungkap dia.

Daryanto mengatakan dalam sehari bisa memotong anjing hingga puluhan ekor. Anjing yang dia potong tersebut dikirim dari wilayah Jawa Barat, Jawa Timur dan sekitar Soloraya. Namun, sejak empat tahun terakhir dirinya sudah tidak lagi menyembelih anjing.

"Dulu memang motong (anjing). Sekarang tidak masalahnya yang biasanya kirim tidak berani mengirim ke Solo. Kita ambil di Sragen sudah siap masak," kata dia.

"Dulu memang kalau motong darah tidak keluar. Kita kumpulkan kita rebus kalau sudah dingin kita cincang buat pakan lele," sambung dia.

Daryanto tak menampik terkait beredarnya video penjagalan anjing yang kemudian limbah kotorannya dibuang ke sungai dan beredar luas tersebut terjadi di tempatnya.

Saat itu, dirinya dimintai tolong warga dari Karanganyar menyembelih anjing untuk keperluan acara keluarga.

"Itu kebetulan ada orang ke sini minta tolong (memotongkan anjing) dari Karanganyar untuk acara keluarga. Pas waktu itu darahnya dibuang ke sungai," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/31/171436578/ini-pengakuan-pemilik-rumah-jagal-anjing-yang-buang-jeroan-ke-bengawan-solo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke