Salin Artikel

Takut Distigma Masyarakat, Banyak Penderita HIV/AIDS di Solo Menghilang

SOLO, KOMPAS.com - Kasus HIV/AIDS di Kota Solo, Jawa Tengah seperti fenomena gunung es. Pasalnya, tak sedikit penderita HIV/AIDS ini menghilang tanpa diketahui keberadaannya.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Solo, Widy Srihanto menyampaikan, penderita HIV/AIDS di Solo menunjukkan peningkatan setiap tahunnya meski tidak signifikan.

Namun, yang menjadi perhatian, tidak sedikit penderita ini menghilang.

Mereka takut distigma negatif oleh masyarakat di lingkungan sekitar. Seharusnya, mereka ini bisa mendapatkan perhatian khusus terutama dalam terapi antiretroviral (ART).

"Penderita HIV/AIDS ini ada yang lama, ada yang baru. Terus kadang yang baru terus menghilang. Mereka takut distigma. Mereka tidak terdeteksi di mana tempatnya. Kan kita harus menjaga privasi mereka," kata Widy di Solo, Jawa Tengah, Senin (29/8/2022).

Untuk mengantisipasi hal itu, KPA Solo terus berupaya menjalin kerja sama dengan populasi kunci kelompok penderita HIV/AIDS. Hal ini agar mereka tidak menghilang karena takit distigma negatif masyarakat.

"Kita datangi ke sana, berikan pengertian. Minimal mau berobatlah. Karena mereka itu takut disingkirkan lingkungan sekitarnya," terang dia.

Berdasarkan data, kasus penderita HIV/AIDS di Solo tahun 2021 tercatat ada 105 kasus penderita HIV/AIDS.

Sementara, pada tahun 2022 dari Januari hingga Juni atau semester pertama ada 120 kasus.

Dari jumlah itu, 55 kasus merupakan warga Solo, sedang sisanya warga dari luar Solo.

Jumlah itu dimungkinkan masih bisa bertambah karena banyak penderita HIV/AIDS yang tidak melapor ke KPA.

"Kita kesulitan mencarinya karena mereka tidak mau. Tapi ada juga yang open. Mereka terjangkit dan mengakui itu malah kita dorong," jelas Widy.

Lebih jauh, Widy menyampaikan, virus HIV/AIDS tidak menular melalui udara, air, keringat, air mata dan lain-lain.

Penularan terjadi disebabkan karena kontak dengan cairan tubuh penderita, misalnya dengan berhubungan seksual.

"Jadi hidup bermasyarakat itu tidak apa-apa. Kan penularannya khas. Ini berbeda dengan Covid-19 lewat udara, tidak," ungkap Widy.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/29/100505378/takut-distigma-masyarakat-banyak-penderita-hiv-aids-di-solo-menghilang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke