Salin Artikel

Kronologi Petugas Kebersihan di Palembang Dianiaya Polisi sampai Babak Belur hingga Pingsan

KOMPAS.com - Petugas kebersihan Kota Palembang menjadi korban penganiayaan oleh sejumlah oknum anggota polisi lantaran dugaan kasus narkoba.

Saat itu korban bernama Aidil Aditiawan (33) hendak mengambil gaji di mesin ATM.

Korban ditendang dan dipukuli

Namun, tiba-tiba anggota polisi dari Polsek Seberang Ulu (SU) 1 Palembang menendang korban hingga terjatuh.

Korban pun digelandang ke kantor Polsek Seberang Ulu 1 untuk diinterogasi.

Tak sampai di situ, dengan posisi tangan diborgol, korban dipukuli abis-habisan sampai babak belur hingga jatuh pingsan.

Kuasa hukum korban, Muhammad Romadona mengatakan, para petugas itu menangkap dan memukuli Aidil tanpa ampun. Padahal saat penangkapan berlangsung, para oknum itu tidak memiliki bukti yang cukup.

“Korban saat itu bermaksud hendak mengambil gaji di ATM. Dari belakang tiba-tiba korban ditendang sampai terjatuh. Orang yang menendang itu mengaku polisi dari Polsek SU 1,” kata Romadona, Jumat (26/8/2022).

Dia mengungkapkan saat ditangkap, Aidil dituduh sebagai seorang pengedar narkoba.

Namun, saat dibawa ke Polsek Seberang Ulu 1 untuk diperiksa, korban kembali dianiaya secara brutal hingga tak sadarkan diri.

“Waktu dianiaya posisi korban tangannya diborgol dan pukuli sampai pingsan. Padahal korban tidak membawa narkoba seperti yang dituduhkan,” ujarnya.

Atas peristiwa penganiayaan itu, korban melapor sejumlah oknum polisi itu ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sumatera Selatan pada Kamis (26/8/2022).

Keluarga tuntut keadilan

Kakak kandung korban, Alex Sutra (36) mengaku kaget mendapatkan telepon dari polisi bahwa Aidil ditangkap atas tuduhan kepemilikan narkoba.

“Waktu di polsek mereka bilang adik saya DPO narkoba. Tapi malah adik saya dibawa ke rumah sakit, kami jadi bingung,” ujar Alex.

Alex dan keluarganya merasa terpukul melihat kondisi Aidil yang babak belur hingga harus dirawat di rumah sakit.

Karena curiga dianiaya, mereka sempat meminta hasil visum ke pihak rumah sakit. Namun, hasil visum ditolak karena dihalangi oleh polisi,

“Tapi ada polisi yang menghalangi dan tidak memberikan hasil visum tersebut,” jelasnya.

Kondisi terkini, kini korban telah dibawa pulang dari rumah sakit, karena pihak keluarga tak memiliki uang yang cukup untuk menjalani perawatan.

Atas kejadian tersebut, pihaknya meminta agar anggota polisi yang telah menganiaya korban dapat segera diadili secara hukum.

“Kami minta Kapolda menindak lanjuti laporan ini, kami masyarakat tak mampu,” ungkapnya.

Polisi bantah aniaya korban

Terpisah, Kapolsek Seberang Ulu 1 Palembang, Kompol Ahmad Firdaus membantah anggotanya melakukan penganiayaan terhadap Aidil.

Dia menegaskan bahwa Aidil merupakan target operasi yang melarikan diri saat dilakukan pemeriksaan.

“Tidak ada penganiayaan itu, bukan (dianiaya). Dia itu coba melarikan diri, untung kita selamatkan kalau nggak mati dia,” ujar Firdaus melalui sambungan telepon.

Menurut Firdaus, Aidil sempat melompat dari gedung pemeriksaan ketika penangkapan berlangsung.

Hal itu menyebabkan luka memar di sekujur tubuhnya.

Selanjutnya, petugas yang melihat kejadian itu, langsung membawa Aidil ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

Hasil tes urine positif

Dia menyebut, saat Aidil menjalani pemeriksaan tes urine, hasilnya dinyatakan positif menggunakan narkoba

“Saat ditangkap dia mengakui mau membeli barang itu (narkoba). Tapi tidak jadi beli, dilakukan tes urine, urinenya positif. Dilakukan pemeriksaan, diborgol tangannya, tidak tahunya dia meloncat dari gedung pemeriksaan itu, untung tidak mati,” ungkap dia.

Kendati demikian, pihaknya mempersilakan korban melaporkan anggota ke Bid Propam Polda Sumsel.

“Barang bukti memang tidak ada, tapi dia mengakui kalau sudah beli, di tes urine positif urinenya. Untung kita selamatkan bukan dianiaya. Berarti dia tidak tahu diri kita selamatkan, kalau tidak mati dia. Silahkan saja dia melapor, nanti dibuktikan,” ungkapnya.

Sumber : Kompas.com (Penulis Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor Reni Susanti)

https://regional.kompas.com/read/2022/08/28/120006878/kronologi-petugas-kebersihan-di-palembang-dianiaya-polisi-sampai-babak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke