Salin Artikel

Lahan Terendam Banjir Rob, Petambak Cirebon Tak Dapat Produksi Garam

CIREBON, KOMPAS.com – Sejumlah petambak garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat tidak dapat memproduksi garam, pada Senin (22/8/2022). Lahan tambak mereka terendam air laut yang disebabkan banjir rob.

Ismail Marzuki, salah satu petambak garam Desa Rawaurip menyampaikan kebingungannya terhadap kondisi ini.

Menurut dia, tahun ini merupakan tahun terparah sepanjang dia menjadi petambak. 

“Banjir rob tahun ini terparah. Saya dan kakak serta beberapa petambak lainnya sudah coba mulai garap lahan. Tapi baru mulai, besoknya lahan tambak sudah dibanjiri air rob. Kami coba tinggikan tanggul, tetap saja, air rob masuk dan terus menggenangi,” kata Ismail kepada Kompas.com Senin (22/8/2022).

Ismail terpaksa meninggalkan tambak garamnya tanpa aktivitas sedikitpun.

Pasalnya, meski sudah membayar pekerja untuk membuat pembatas agar tidak terendam rob, tetap saja air naik dan merendam.

Hal ini membuat Ismail kehabisan modal hanya untuk membayar pekerja tapi tanpa hasil.

Ismail coba membandingkan. Tahun 2019, dia dapat memproduksi 85 ton garam dari total luas lahan 7.250 meter atau 14 petak persegi.

Pada 2020, produksi menurun menjadi 8 ton. Di tahun 2021 kembali turun menjadi lima ton. Tahun 2022, ismail sama sekali tidak memproduksi garam.

Selain tambak garam yang selalu banjir, kondisi cuaca saat ini tidak menentu. Ismail menilai kemarau tahun ini tidak terlalu panas sehingga banyak garam yang gagal produksi.

“Faktor pertama banjir rob yang sudah berulang kali terjadi selama tiga tahun. Kemudian, kemarau tahun ini juga tidak intens. Tidak terlalu panas dan masih dibarengi dengan hujan. Krisis iklim ini yang sedang dialami para petambak di kawasan Rawaurip,” tambah Ismail.

Ismail berharap pemerintah dapat membantu pembangunan tanggul penahan rob di sepanjang bibir pantai Rawaurip dan sekitarnya.

Hal ini juga merupakan janji Moeldoko, Kantor Staf Presiden (KSP) yang berkunjung ke daerah tersebut tahun lalu.

Oman Mukti (50), petambak Desa Rawaurip mengakui hal serupa. Dia telah menghabiskan modal berulang kali lipat untuk meninggikan tanggul petaknya.

Hal ini dilakukannya agar tetap dapat produksi di tengah ancaman banjir rob yang berulang kali mengancam.

“Dari total 10 petak, hanya 3 petak yang dapat saya selamatkan. Akibatnya, produksi turun. Dari tiga petak ini, saya hanya dapat 4 karung atau 2 kuintal dari total produksi yang biasa saya dapat sekitar tujuh kintal sampai satu ton perhari dari total 10 petak,” kata Oman kepada Kompas.com

Oman yang menjadi petambak garam sejak remaja menyebutkan, musibah ini juga dialami banyak petambak lainnya.

Agustus ini, menurut Oman, banyak petambak yang seharusnya panen raya. Namun kenyataannya sebaliknya, mereka tidak dapat banyak garam karena gagal produksi.

Mereka berharap pemerintah dapat memberikan solusi dari kondisi ini dengan membuat tanggul pembatas agar air laut tidak mudah naik ke permukaan tambak meski air pasang.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/22/155116678/lahan-terendam-banjir-rob-petambak-cirebon-tak-dapat-produksi-garam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke