Salin Artikel

Peristiwa Bumi Hangus Kenali, Saat Jambi Diincar Belanda karena Jadi Penghasil Avtur di Sumatera Masa Revolusi Fisik

Pasukan kolonial yang dari jauh terlihat seperti titik-titik kecil dengan parasut di udara turun untuk menyerang. Peristiwa ini disebut Bumi Hangus Kenali Asam.

Peran penting Jambi pada masa Revolusi Fisik

Jambi pada Revolusi Fisik (1945-1950) sempat punya peran penting sebagai penghasil avtur atau bahan bakar pesawat satu-satunya di Sumatera.

Raden Soedarsono adalah satu elite yang memberi komando pada laboran atau pekerja laboratorium di Jambi untuk membuat avtur bermodal buku petunjuk teknis dari Bukittinggi.

Kompas.com menemui Puteri Soraya Mansur, guru SMAN 10 Batanghari Jambi yang sedang mengerjakan master thesis-nya di Magister Sejarah UGM soal permiri (Perusahaan minyak Republik Indonesia) di Jambi. Dia menyebutkan sedikit dari penelitiannya bahwa mengatakan Jambi satu-satunya yang menghasilkan avtur di Sumatera saat itu.

“Ada perintah pembuatan avtur dari Kolonel Suyono dari AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) Sumatera yang berpusat di Bukittinggi waktu 1947,” katanya.

Raden Soedarsono diberi buku teks pembuatan bahan bakar pesawat terbang yang dibuat oleh Jepang dan tetra etiloid untuk mempertinggi kadar oktan bahan bakar pesawat terbang.

Setelah berhasil menghasilkan 500 liter avtur, lalu diujicobakan Maret 1948 di lapangan Paal Merah atau Bandar Udara Sultan Thaha Jambi yang lama.

“Pilotnya waktu itu pilot dari Australia, dan pesawatnya juga pesawat Australia. Karena beberapa negara ada yang mendukung Indonesia untuk merdeka,” katanya.

Raden Soedarsono melakukan percobaan bersama pekerjanya. Puteri menyebut ada 13 orang yang bekerja dengan Soedarsono sebagai staf pembuatan avtur. Di antaranya Sugiman yang memimpin laboratorium, Muhammad Ssbagai pembuat pabrik kilang minyak, Ewot dan Sutan Anwar.

Hatta yang akan berangkat ke luar negeri dengan pesawat pasti mampir ke Jambi untuk menembus blokade Belanda. “Sebab darat dan laut sudah diblokade oleh Belanda waktu itu,” katanya.

“Jadi kalau Bung Hatta mau terbang ke luar negeri dari Yogyakarta. Pesawatnya akan mampir ke Jambi untuk isi avtur lalu terbang ke Singapura, lalu ke Burma dan lanjut ke India,” katanya saat ditemui Kompas.com pada Jumat (12/8/2022), di bilangan Sipin Kota Jambi.

Bumi Hangus Kenali Asam saat Agresi Belanda Kedua di Jambi hancurkan 30 sumur minyak

“Belanda lama kelamaan tahu bahwa Jambi yang awalnya tidak dianggap penting, ternyata memproduksi avtur. Lantas Belanda berniat merebut Tanah Minyak yaitu Kenali, lalu Tempino dan Bajubang. Namun Raden Soedarsono merencanakan Bumi Hangus Kenali Asam,” katanya.

Informasi itu sampai cepat di telinga Soedarsono. Lantas dia merencanakan pembumihangusan sumber minyak di tiga tempat itu.

“Sebab waktu itu prinsipnya walaupun kita kalah dengan Belanda, setidaknya Belanda tidak dapat apa-apa,” kata alumni Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta ini.

Penghujung 1948 jadi tahun yang panas di Jambi. Pesawat Belanda berputar-putar di langit Jambi. Pasukan terjun payung melompat dari pesawat dan segera menyerang pusat-pusat energi penting di Jambi waktu itu.

Tentara Indonesia yang dikomandoi oleh Soedarsono waktu itu segera membakar 30 sumur minyak yang ada di Kenali Asam.

Dua lokasi penghasil minyak di Jambi, yaitu Tempino dan Bajubang tidak berhasil dibumihanguskan. “Sebab waktu itu orang yang disuruh Soedarsono keburu dibunuh Belanda dan informasinya tidak sampai,” kata Puteri.

Tiga puluh sumur itu baru selesai dipadamkan oleh Belanda akhir Januari 1949.

Puteri mengatakan pada 29 Desember 1948, Tentara Nasional Indonesia dikalahkan dan Jambi jatuh ke tangan Belanda. Selanjutnya pada 31 Desember 1948 dan 1 Januari 1949, pasukan para atau pasukan terjun payung Belanda kembali ke markasnya di Bandung.

Tentara Belanda menangkap Raden Soedarsono hidup-hidup bersama pekerja laboratoriumnya.

Beruntung, Raden Soedarsono tidak dibunuh dan dibebaskan oleh Belanda. Dia sempat menjadi ketua Permiri di Jambi dan sempat menjadi wali kota Jambi dua periode pada 1949 sampai 1966. “Jambi punya peran penting saat itu,” kata Puteri.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/17/102656978/peristiwa-bumi-hangus-kenali-saat-jambi-diincar-belanda-karena-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke