Salin Artikel

"Tidi lo Tuhuo", Tarian Gorontalo yang Mengajarkan Budi Pekerti Kaum Remaja

Warna hamsei (salah satu nama baju adat Gorontalo) yang dikenakan para penari ini merupakan warna adat atau tilabataila, yaitu merah, hijau, kuning dan ungu. Warna ini selalu hadir dalam setiap kegiatan adat Gorontalo.

Lima orang gadis menari dengan sangat lembut mengikuti irama pukulan gambusi yang dihentak oleh dua pria muda. Sementara seorang gadis memegang pelantang melantunkan lagu tidi.

“Ini adalah tidi lo tihuo. Tihuo memiliki arti dedak yang halus, mudah diterbangkan angin. Makna gerakan dalam tidi lo tihuo adalah pembentukan budi pekerti yang halus kepada para gadis yang baru saja memasuki masa remaja,” kata Reinyers Bila, pensiunan pegawai negeri sipil dan penggiat kebudayaan Gorontalo, Rabu (3/8/2022).

Reinyers menjelaskan dalam tidi lo tihuo para penari memainkan untaian rantai yang bisa berhias bunga, biji-bijian, mutiara atau lainnya. Untaian ini bermakna kesatuan dan persatuan.

“Rangkaian hiasan ini melambangkan buhuta wawu walama atau kesatuan dan persatuan,” tuturnya.

Tidi lo tihuo ini memiliki arti yang luas. Tidak hanya sebagai gerakan ritmis yang dapat dinikmati penari dan penonton. Namun juga menjadi sarana pengajaran budi pekerti kepada gadis remaja.

Dengan mengajarkan dan melestarikan tarian ini berarti para gadis Gorontalo mendapat pendidikan budi pekerti yang menjadi pedoman dalam bergaul di tengah masyarakat. Termasuk juga selalu menguatkan rasa persatuan dan kesatuan, sopan santun, saling menghormati dan menghargai.

Para penari, pemusik dan penyanyi ini adalah perwakilan setiap pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo, ada 54 remaja siswa SMA/SMK/Aliyah.

Kegiatan tari ini adalah lomba yang dilaksanakan oleh UPTD Museum Purbakala Provinsi Gorontalo, yang bertujuan untuk mempromosikan museum dan memajukan kebudayaan Gorontalo.

“Lomba tidi lo tihuo ini merupakan rangkaian lomba edukatif kultural museum, ini menjadi pembuka kegiatan yang berlangsung hingga 10 Agustus 2022,” kata Mely Mohamad, Kepala UPTD Museum Purbakala yang berada di bawah Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Provinsi Gorontalo.

Lomba ini dibuka Sekretaris daerah Darda Daraba. Selain lomba tidi, juga ada lomba cerdas cermat, lomba tutur sejarah dan lomba tujai (tradisi lisan), melukis koleksi museum dan desain pengembangan museum.

Menurut Kepala Dinas Dikbudpora Wahyudin Katili, kegiatan ini tujuan utamanya adalah menumbuhkan minat serta kecintaan kaum muda terhadap kearifan lokal. Para pelajar diharapkan mengenal dan melestarikan warisan budaya dan ilmu pengetahun, dengan cara yang lebih menarik melalui perlombaan.

“Sejak tahun kemarin kami ada gerakan seniman masuk sekolah. Lewat program ini kami mendapatkan apresiasi dari Kemendikbud. Untuk itu lomba tahun ini juga kami buat dengan cara yang lebih unik dan menarik,” ucap Wahyudin Katili.

https://regional.kompas.com/read/2022/08/05/233309878/tidi-lo-tuhuo-tarian-gorontalo-yang-mengajarkan-budi-pekerti-kaum-remaja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke