Salin Artikel

Terjangkit PMK, Satu Ekor Kerbau Bule Kiai Slamet Keraton Solo Mati

Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, KP Dani Nur Adiningrat mengatakan, dua pekan sebelum Kerbau Kiai Slamet mati, Sinuhun Pakubuwana XIII sudah memerintahkan utusan memantau kondisi kerbau di kandang.

Selain itu, dokter hewan dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Solo juga mengecek kondisi kerbau yang disakralkan tersebut dengan harapan terhindar dari PMK.

"Seperti kita ketahui bersama PMK sangat cepat menularnya. Kamis lalu sempat dicek semua negatif (PMK). Kita sebenarnya tidak mengira kerbau itu ada di kandang alun-alun relatif terpisah dengan binatang ternak masyarakat," kata Dani dihubungi, pada Jumat (22/7/2022).

"Akan tetapi hasil (pemeriksaan) dokter dari Pemkot Solo dan Sinuhun sendiri mengutus tim dokter hewan independen ternyata hasilnya pemeriksaannya sama (PMK)," sambung dia.

Menurut Dani ada satu kandang Kerbau Kiai Slamet yang terjangkit PMK. Sedangkan kandang kerbau lainnya tidak terjangkit.

Untuk Kerbau Kiai Slamet yang terjangkit PMK langsung dipisahkan dan dikarantina supaya tidak menjangkiti terhadap kerbau lainnya yang kondisinya sehat.

Kerbau yang positif PMK juga mendapatkan pemantauan tim dokter hewan DPKPP dan dokter hewan independen dari Keraton Solo. Sementara kerbau lainnya yang sehat akan disuntik vaksin PMK.

"Kita lakukan langkah-langkah pencegahan dari kandang yang terjangkit dengan kandang yang lainnya. Jadi memang posisinya terpisah. Kita rutin melakukan penyemprotan disinfektan dan yang sakit diobati tim dokter secara bertahap sambil kita pantau setiap hari," ungkap dia.

Dani menyebut Keraton Solo memiliki sebanyak 18 ekor Kerbau Kiai Slamet. Setiap memperingati malam 1 Sura kerbau itu selalu dikirab.

Kendati ada yang terjangkit PMK, Dani berharap Kerbau Kiai Slamet nantinya bisa dikirab dalam peringatan malam 1 Sura yang jatuh pada Sabtu (30/7/2022).

"Tiap hari tim dokter memantau. Baik dari dokter hewan dari Pemkot Solo maupun dari utusan Sinuhun apakah malam 1 Sura yang sakit itu sudah sembuh total dan bisa dikirab atau memilih kerbau di kandang tidak terjangkit," jelas Dani.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Peternakan (Dispertan KPP) Kota Solo Eko Nugroho membenarkan satu ekor Kerbau Kiai Slamet Keraton Solo mati karena terindikasi PMK.

"Satu ekor terindikasi PMK. Umur sudah tua 20 tahun sehingga daya tahan tubuh rendah," katanya.

Menurut Eko ada enam ekor kerbau yang terindikasi terkena PMK. Tetapi semuanya sudah dilakukan pengobatan. Sementara kerbau yang lainnya sehat dan sudah dipisahkan ke kandang lain.

"Yang enam ekor ada indikasi PMK dilakukan pengobatan. Sekarang berangsur membaik. Kandang kerbau sebelumnya diantisipasi dengan desinfeksi," ungkap dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/22/111557278/terjangkit-pmk-satu-ekor-kerbau-bule-kiai-slamet-keraton-solo-mati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke