Salin Artikel

3 Daerah di Jateng Ini Paling Banyak Beredar Pangan Mengandung Formalin dan Boraks

MAGELANG, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang, Jawa Tengah, Sandra Maria P Linthin menyebutkan, daerah Semarang, Batang dan Salatiga paling banyak ditemukan pangan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya.

Hal itu dikatakan Sandra usai memberikan Bimbingan Teknis dan Desk Konsultasi Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik di kompleks kantor Wali Kota Magelang, pada Selasa (19/7/2022). 

Sandra menuturkan, bahan kimia itu berupa formalin, boraks dan pewarna sintetis atau pewarna tekstil.

"Kami sedang memetakan, kerawanan kasus, tapi tentu tidak bisa kami lakukan di semua kabupaten/kota. Kami lihat mana yang prioritas, kami lakukan ada 3 yakni Semarang, Batang dan Salatiga," sebut Sandra.

Di Semarang, lanjut Sandra, masih banyak beredar mi kuning mengandung formalin.

Formalin adalah zat kimia yang biasa dipakai untuk mengawetkan mayat.

Pihaknya berkomitmen akan menintervensi peredarannya agar dapat dikendalikan.

Kemudian di Batang, banyak ditemukan kerupuk, seperti kerupuk mi dan kerupuk usek, yang mengandung pewarna tekstil.

Lalu di Kota Salatiga, ada kerupuk karak, yang mengandung boraks.

Jenis zat ini jika dikonsumsi manusia, kata Sandra, bisa menyebabkan kanker. 

"Tahun ini kami usahakan di tiga kabupaten/kota tersebut, karena yang terbanyak. Meskipun di daerah lain juga masih ada peredaran," ungkap Sandra. 

Secara umum di Jawa Tengah, kata dia, memang masih banyak ditemukan pangan yang ditambahkan zat-zat kimia tersebut.

Bahkan, prosentasenya mencapai 13 persen, lebih banyak dari temuan secara nasional yang rata-rata hanya 5 persen. 


Selain jenis-jenis makanan itu, BBPOM juga mengungkapkan bahwa di Jawa Tengah banyak jamu yang mengandung bahan kimia obat.

Bahan kimia tidak boleh ditambahkan pada produk jamu karena jamu bermanfaat untuk memelihara kesehatan tubuh, bukan untuk pengobatan. 

"Kebanyakan (ditambahkan bahan kimia obat) agar efek jamu cespleng (berkhasiat) yang dosisnya 3-4 kali lebih tinggi dari dosis yang dianjurkan dokter. Jamu-jamu itu khususnya jamu pegel linu, rematik, sakit gigi dan jamu kuat pria," terang Sandra.

Bahan kimia dilarang ditambahkan pada pangan karena akan berdampak pada kesehatan manusia dalam jangka panjang, rata-rata 3-4 tahun yang akan datang bisa menyebabkan gangguan organ seperti gagal ginjal dan kanker.

Sandra mengatakan, pengawasan terhadap pangan dan obat-obatan tidak bisa hanya dilakukan oleh BBPOM, tapi perlu sinergi dengan pemerintah daerah, dan seluruh unsur masyarakat.

"Memang sulit kalau hanya dilakukan oleh kami (BBPOM). Masyarakat juga perlu diedukasi agar cerdas. Kalau masyarakat tidak meminta, demandnya kurang, maka pasokan juga berkurang. Masyarakat adalah pilar pengawasan obat dan makanan, minimal untuk diri sendiri kemudian ke orang lain," ucap Sandra.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/20/053733678/3-daerah-di-jateng-ini-paling-banyak-beredar-pangan-mengandung-formalin-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke