Salin Artikel

Apa Itu Cuaca Ekstrem? Ini Penyebab, Tanda-tanda, dan Dampaknya

KOMPAS.com - Istilah cuaca ekstrem sering kita dengar dalam sebuah peringatan dini cuaca atau penyebab dari suatu kejadian bencana alam.

Apabila cuaca menjadi fenomena atmosfer yang keberadaannya sangat penting dalam berbagai aktivitas kehidupan, maka meningkatnya fenomena alam tersebut secara tidak lazim atau dikenal dengan cuaca ekstrem justru bisa menimbulkan gangguan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa selama tahun 2021 telah terjadi terjadi 1.577 kejadian cuaca ekstrem sebagai salah satu bentuk bencana hidrometeorologi.

Lalu apakah sebenarnya penjelasan dari fenomena cuaca ekstrem ini? Berikut penjelasan singkatnya.

Pengertian cuaca ekstrem

Dalam Peraturan KBMKG Nomor 009 tahun 2010 dijelaskan bahwa cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu.

Sementara cuaca ekstrem adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.

Dalam hal ini, terdapat lembaga yang berwenang dalam memantau kondisi cuaca di Indonesia yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

BMKG juga telah memiliki kriteria tersendiri dalam menyatakan kondisi suatu cuaca yang terjadi termasuk ekstrem atau tidak.

Penyebab cuaca ekstrem

Dilansir dari Kompas.com (04/02/2022), Kepala Bidang informasi Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab menjelaskan bahwa cuaca ekstrem di Indonesia disebabkan oleh dua hal.

Pertama, cuaca ekstrem dapat terjadi karena puncak musim penghujan yang sedang terjadi.

Kedua, cuaca ekstrem juga dapat terjadi karena adanya aktivitas dinamika atmosfer di mana indonesia merupakan daerah pertemuan air dan memiliki penguapan yang kuat.

Sementara dikutip dari laman repo.itera.ac.id, penyebab terjadinya cuaca ekstrem adalah karena adanya Monsun Asia dimana adanya angin yang berhembus secara periodik dari Benua Asia menuju Benua Australia yang melewati Indonesia.

Faktor lain yaitu adanya suhu hangat permukaan laut di Indonesia dan sekitarnya yang memicu kondensasi menjadi awan hujan dan fenomena gelombang atmosfer.

Gelombang atmosfer inilah yang kemudian dapat meningkatkan potensi udara basah di sejumlah wilayah di Indonesia yang menyebabkan hujan dan cuaca ekstrem.

Tanda-tanda cuaca ekstrem

Dilansir dari Kompas.com (08/07/2020), Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin menjelaskan beberapa indikasi umum yang dapat digunakan untuk mengenali terjadinya potensi cuaca ekstrem.

Beberapa tanda-tanda cuaca ekstrem yang bisa dikenali antara lain:

  1. Udara terasa panas terik sejak pagi hari
  2. Terlihat awan Cumulus sejak pagi
  3. Terbentuknya awan Cumulonimbus (Cb)
  4. Turun hujan
  5. Udara terasa lebih dingin
  6. Datangnya hujan lebat dengan tiba-tiba

Apabila melihat atau merasakan gejala ini, masyarakat diharap tetap waspada dan berhati-hati, serta memerhatikan arahan apabila terdapat peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.

Dampak cuaca ekstrem

Cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang, kilat atau petir, puting beliung, hujan es, dan sebagainya tentunya akan menimbulkan dampak atau akibat.

Beberapa dampak atau akibat yang bisa ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem yaitu:

1. Bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan lain-lain.

2. Cuaca panas berkepanjangan dengan potensi bencana yang bisa terjadi adalah kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan.

3. Munculnya ancaman penyakit karena tubuh yang sulit beradaptasi dengan cepat sehingga rentan terkena dan menularkan penyakit.

4. Menimbulkan risiko terhadap produktivitas dan kualitas hasil pertanian, termasuk ancaman gagal panen.

5. Mengganggu kelancaran transportasi, baik perjalanan melalui darat, laut, maupun udara.

Sumber:
peraturan.go.id
bnpb.go.id
repo.itera.ac.id
kompas.com/tren
kompas.com/sains 
bobo.grid.id

https://regional.kompas.com/read/2022/07/19/200540078/apa-itu-cuaca-ekstrem-ini-penyebab-tanda-tanda-dan-dampaknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke