Salin Artikel

Kasus Pengeroyokan Siswa Baru di SMP Jambi Berakhir Damai, Keluarga Korban Cabut Laporan

Pihak korban bersedia mencabut laporan kasus pengeroyokan di Polresta Jambi. Sementara orangtua pelaku, bersedia membayar seluruh biaya pengobatan dan perawatan korban.

"Kasihan mereka masih anak-anak. Jadi kita akan cabut laporan. Kita sudah memaafkan dan orangtua pelaku mau bertanggung jawab," kata Ratih Sundari, orangtua korban, usai melakukan rapat tertutup di sekolah, Selasa (19/7/2022).

Ratih mengatakan laporan dibuat agar memberikan efek jera dan peristiwa serupa tidak terjadi pada siswa lainnya.

Dia memberi apreasi kepada pihak sekolah yang telah melakukan mediasi dengan melibatkan pihak kepolisian, orangtua pelaku, para guru, dan Dinas Pendidikan Kota Jambi.

Dengan adanya mediasi, keluarga pelaku bersedia membayar ganti rugi seluruh biaya yang timbul akibat kejadian ini.

"Orangtua pelaku dan kakak-kakak kelasnya mau membayar biaya pengobatan dan perawatan. Anak saya itu diadu oleh kakak kelas dengan teman satu kelasnya," kata Ratih.

Kepala Sekolah SMP Negeri 17 Kota Jambi Bambang Hermanto mengatakan, dari keterangan para siswa yang terlibat dalam peristiwa, disimpulkan kejadian ini bukan aksi pengeroyokan.

"Bukan pengeroyokan. Tapi duel satu lawan satu. Kakak-kakak kelasnya hanya provokator dan mengelilingi mereka yang berkelahi. Kakak kelasnya juga yang misahin," kata Bambang.

Untuk itu, orangtua pelaku sudah bertanggung jawab dengan menandatangi kontrak perjanjian damai dengan konsekuensi membayar seluruh biaya pengobatan.

Dengan demikian orangtua korban sudah menerima keputusan bersama yakni berdamai secara kekeluargaan. Sehingga laporan ke pihak kepolisian tidak dilanjutkan.

Kaki korban yang retak, kata Bambang, bukan karena dipukul kakak kelas tetapi karena berkelahi seperti bergulat.

Dijelaskan Bambang, kaki korban mengenai sesuatu yang keras, sehingga terjadilah pembengkakan yang menyebabkan tidak bisa berjalan.

Kejadian bermula usai upacara adanya kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

Ketika anak-anak berkelahi, guru sedang melakukan rapat. Sedangkan satpam sedang berada di dekat gerbang sekolah.

"Guru kebetulan ada rapat kecil. Dan satpam sedang di depan, melakukan penjagaan dekat gerbang sekolah," kata Bambang.

Untuk mengatasi trauma kepada korban, pihak sekolah mulai dari satpam, guru, guru BK, dan pembina UKS akan memantau korban dan kakak kelasnya.

"Kita akan lakukan pemantauan dan memperkuat pengawasan agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi," kata Bambang.

Hal senada disampaikan Kasi Peserta Didik, Dinas Pendidikan Kota Jambi, Handra Anwar menuturkan pemerintah akan menguatkan pengawasan terhadap sekolah dan turun ke lapangan mengedukasi guru dan siswa, agar peristiwa serupa tidak berulang.

Sementara perwakilan dari Polsek Telanaipura, Solihin menuturkan dari keterangan para pelaku dan korban, tidak ada pengeroyokan dan pemalakan, tetapi perkelahian dengan provokator.

"Yang berkelahi itu satu kelas. Sedangkan kakak-kakaknya ini mengompori, mengadu. Jadi korban (merasa) dikeroyok, karena banyak orang di sekelilingnya saat dia jatuh," kata Solihin.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/19/141906578/kasus-pengeroyokan-siswa-baru-di-smp-jambi-berakhir-damai-keluarga-korban

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke