Salin Artikel

Duka Ibu RF, Anaknya Tewas Dipukuli Sesama Napi Anak di Tahanan

Sebelum tewas, RF dirawat di RS Ahmad Yani, Kota Metro sejak Sabtu (9/7/2022). Ia dilarikan ke RS oleh keluarga karena kondisinya kritis.

RF disebut tak bisa bicara dan tak bisa berjalan. Di tubuhnya juga ditemukan luka lebam hingga di bagian wajah.

Dari hasil penyeldikan, RF diduga tewas setelah dianiaya oleh empat tahanan lainnya.

RF sendiri divonis 8 tahun penjara atas kasus kenakalan remaja pada Juni 2022. Sebelum tewas, ia baru 45 hari menjalani hukuman.

Duka sang ibu

Jenaah RF pun disemayamkan di rumah duka di Jalan Imam Bonjol, Langkapura Baru, Bandar Lampung.

Korban kemudian dimakamkan pada Rabu (13/7/2022).

Kepergian RF membawa luka mendalam bagi sang ibu, RS (57). Ia mengaku sebelum mendapat kabar anaknya meninggal, RS merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

“Seminggu yang lalu badan ini sakit semua rasanya, seperti dipukulin. Jadi badan ini rasanya tidak enak kayak orang digebukin padahal saya tidak ngapa-ngapain," kata RS. saat ditemui Tribun Lampung di rumahnya setelah pemakaman.

Ia kemudian membesuk anaknya di LPKA Lampung di Kabupaten Pesawaran.

“Anehnya setelah membesuk dan bertemu dengan Rio, seketika badan ini kembali sehat dan biasa saja, ya normal kembali begitu,” tutur RS.

Firasat lain juga dirasakan kakak RF yakni gigi geraham sang kakak copot tiga hari sebelum RF meninggal dunia.

RS bercerita jika keluarga baru mengetahui kondisi RF setelah dihubungi petugas tahanan pada Sabtu (9/7/2022). Saat itu petugas mengatakan RF ingin bertemu keluarganya.

Namun betapa terkejutnya RS saat tahu kondisi anaknya penuh luka lebam. Lalu mereka meminta izin membawa RF ke RS Ahmad Yani, Kota Metro.

Menurut RS, luka lebam ditemukan di tangan, kaki, rahang dan wajah anaknya.

Saat menjalani perawatan, kondisi RF terus menurun. Remaja 17 tahun itu pun dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (12/7/2022).

"Kami datang kondisi adik kami sudah kritis, sudah enggak bisa bangun, enggak bisa ngomong," kata AS usai pemakaman korban, Rabu (13/7/2022).

AS juga membenarkan jika ditemukan sejumlah luka lebam di tubuh adiknya yang dirawat di rumah sakit.

"Ada luka lebam di tangan dan kaki, di wajah, punggung, dan beberapa titik lain," kata AS.

Sementara kakak perempuan RF, NO (30) mengatakan adiknya adalah sosok yang baik dan manja karena merupakan anak bungsu dari empat bersaudara.

Menurut NO, ia kerap mendengar cerita dari adiknya jika sering mendapat penganiayaan dari sesama tahanan.

Selama 45 hari menjalani hukuman, RF selalu trauma dan selalu memegangi kepalanya.

"Jadi dari cerita adik saya saat masuk sampai dengan meninggal dunia ini adik saya ini selalu digebukin terus di dalam lapas," kata NO.

Saat kondisi adiknya kritis, pihak sipir memberitahu jika adiknya hanya sakit panas dalam.

Namun saat dicek di Rumah Sakit Ahmad Yani (RSAY), keluarga mendapati banyak luka di tubuh Rio.

"Pada gigi geraham itu merah seperti disogok. Sebelum meninggal memang korban ini tidak bisa ngomong," kata NO.

Ia mengatakan sang adik mengalami kekerasan fisik seperti di bagian kepala memar, lengannya disundut rokok, sampai pahanya lemas hingga kaki lumpuh.

Padahal seminggu sebelum kejadian, kondisi adiknya baik-baik saja saat dijenguk keluarga.

NO bercerita, petugas menjelaskan jika kondisi adiknya sakit dan sering buang air besar.

"Kaki RF itu lumpuh sebelah dan tidak bisa ngomong, badan memar akibat digebukin," kata NO.

NO pun meminta kepada pihak LPKA Kelas II A Lampung untuk menindak para pelaku dan memberikan hukuman setimpal.

"Kami tidak diterima adik kami dilakukan seperti ini hingga meninggal dunia," kata dia.

"Jadi hukum mereka (pelaku) yang menewaskan adik kami, harus ada perlakuan seadil-adilnya untuk adik kami," tegas NO.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Tri Purna Jaya | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Gloria Setyvani Putri), Tribun Lampung

https://regional.kompas.com/read/2022/07/14/081500078/duka-ibu-rf-anaknya-tewas-dipukuli-sesama-napi-anak-di-tahanan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke