Salin Artikel

Ibunda Brigadir J Tak Henti Menangis, Kematian Putranya Menyisakan Duka dan Misteri bagi Keluarga

KOMPAS.com - Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak, tak henti menangisi kepergian putranya.

Bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak, mengatakan, duka yang mendalam membuat Rosti sampai kurang tidur dan istirahat.

"Kurang tidur. Banyak nangis juga. Kepikiran dan bersedih meninggal dunia anaknya. Jadi, wajar kesehatannya terganggu," ujarnya, Rabu (13/7/2022).

Rohani menuturkan, kesehatan Rosti kembali melemah sewaktu berziarah ke makam anaknya bersama Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jambi pada Rabu sekitar pukul 10.30 WIB.

Dalam ziarah tersebut, Rosti menangis histeris.

"Malam masih juga menangis. Tadi berziarah menangis. Kami cerita sedikit, nangis," ucapnya.

Dikutip dari Tribun Jambi, dalam sebuah video, ibunda Brigadir J sudah meneteskan air mata semenjak tiba di makam anaknya untuk berziarah.

Saat keluarga akan meninggalkan lokasi itu, tangisan Rosti kembali pecah.

"Kami tinggalkan kamu di sini ya nak. Rohmu akan naik dan bersama Tuhan," ungkapnya.

Kalimat itu diulangi beberapa kali bersamaan dengan tetesan air matanya.

Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, menjelaskan, Rabu itu, kondisi istrinya lemah dan wajahnya pucat. Rosti dan keluarga lantas dicek kesehatannya oleh petugas.

"Tadi Kapolda melihat istri saya terlihat pucat. Maka mereka (Polda Jambi) kirim tim kesehatan. Kesehatan kami dicek dan dikasih vitamin. Tensi masih pas," tuturnya.

Kematian Brigadir J dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022),  menyisakan misteri bagi keluarga.

Keluarga menilai ada sejumlah kejanggalan pada kejadian tersebut.

Pada Selasa (12/7/2022), Samuel membeberkan bahwa terdapat perbedaan pernyataan polisi saat di publik dengan yang disampaikan kepada keluarga.

Kejanggalan-kejanggalan itu di antaranya seputar rusaknya closed-circuit television (CCTV) di rumah Kadiv Propam Polri pada dua minggu sebelum kejadian. Hal ini berbeda dengan pernyataan rombongan dari Mabes Polri kepada keluarga.

Sewaktu mengunjungi rumah duka di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Senin (11/7/2022), pihak dari Mabes Polri itu menyebutkan bahwa ada CCTV di rumah Ferdy Sambo, tetapi letaknya bukan di kamar utama.

"Alasan mereka, bawahan dari Pak Hendra berpangkat Kombes, kalau rumah dinas memang CCTV tidak sebanyak di rumah pribadi," jelasnya.

Selain itu, keluarga Brigadir J diberi tahu bahwa baku tembak terjadi pada jarak 5-7 meter. Namun, kata Samuel, yang muncul ke publik jaraknya sampai 10 meter.

"Anak saya pintar. Untuk itu, dia ditarik ke Mabes Polri. Tak mungkin dari 7 tembakan, tak satu pun mengenai tubuh Bharada E," terangnya.

Di samping itu, Samuel juga meminta kepada rombongan tersebut agar ponsel anaknya dikembalikan. Namun, ponsel Brigadir J disebut hilang.

"Saya sudah minta 3 ponsel anak saya beserta pakainnya, tapi rombongan dari Mabes bilang ponselnya hilang," bebernya.

Dilansir dari pemberitaan Kompas TV pada Rabu (13/7/2022), atas kasus ini, Samuel berharap proses hukum benar-benar ditegakkan.

“Yang penting kalau memang diadili, seadil-adilnya lah, transparan, jangan direkayasa,” tandasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Jambi, Suwandi | Editor: Reni Susanti, Gloria Setyvani Putri), TribunJambi.com, Kompas TV

https://regional.kompas.com/read/2022/07/14/070749778/ibunda-brigadir-j-tak-henti-menangis-kematian-putranya-menyisakan-duka-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke