Salin Artikel

Legenda Putri Lumimuut, Asal-usul Etnis Minahasa

KOMPAS.com - Minahasa terletak di bagian utara Pulau Sulawesi.

Asal-usul orang Minahasa masih menjadi tanda tanya. Namun, pendapat beberapa ahli antara lain ALC Baekman dan MB Van Der Jack menyebutkan bahwa orang Minahasa berasal dari ras Mongolscheplooi yang sama dengan pertalian Jepang dan Mongol.

Pihak lain menyebutkan bahwa Tou Minahasa dari Cina, Suku Ainu Jepang, dan lain sebagainya.

Legenda Putri Lumimuut memperkuat perkiraan di atas.

Legenda Putri Lumimuut merupakan salah satu cerita rakyat Sulawesi Utara.

Salah satu versinya adalah Legenda Putri Lumimuut diambil dari buku Putri Lumimuut: Asal-usul Etnis Minahasa, Sulawesi Utara, karya Nurul Qomariah

Berikut ini Legenda Putri Lumimuut

Legenda Putri Lumimuut

Dahulu kala di Jepang, ada kaisar yang sangat kejam yang terkenal ke seluruh negeri.

Setiap, dia memerintah harus selalu terpenuhi, siapa yang melanggar perintahnya akan dihukum.

Kaisar sangat menyukai pertunjukan, khususnya tari-tarian.

Suatu ketika saat tengah menikmati pertunjukkan tari, kaisar merasakan ada sesuatu yang janggal. Ia baru menyadari bahwa penari yang tampil tidak genap sepuluh orang, ada satu penari yang tidak hadir.

Mengetahui hal itu, kaisar marah besar. Panglima yang bertanggung jawab terhadap para penari tersebut menyadari kesalahan nya dan langsung mohon ampun.

Atas kesalahannya, panglim diberhentikan dari tugasnya. Sementara, hukuman berat diberikan pada penari yang tidak hadir, yakni berupa hukuman mati.

Ternyata, penari yang tidak hadir adalah puteri kaisar terdahulu yang sangat rupawan bernama Rumimoto. Kaisar belum mengetahui jati diri puteri tersebut.

Rumimoto tidak siap menari dengan alasan dirinya masih perlu istirahat setelah menari minggu lalu.

Para hakim yang mengetahui jati diri Rumimoto berupaya untuk melindungi dari jeratan hukum kaisar.

Dengan cara para hakim akam menceritakan jati diri Rumimoto yang sebenarnya.

Akhirnya, kaisar mempertimbangkan hukuman atas saran hakim istana dan menggantinya dengan hukuman dihanyutkan ke lautan seorang diri.

Perjalanan Rumimoto di laut

Keluarga Rumimoto sangat sedih mendengarkan keputusan kaisar, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa.

Rumimoto memulai perjalanan seorang diri di lautan lepas selama berbulan-bulan.

Kapal yang ditumpangi Rumimoto kerap terombang-ambing ombak lautan.

Rumimoto mengalami tempaan selama dalam perjalanannya, ia merasakan kesepian dan kedinginan.

Terkadang muncul, bayangan kedua orang tuanya yang membuatnya menangis.

Selama perjalanan, Rumimoto semakin menghargai kehidupan, terlebih dia kerap menghadapi ganasnya gelombang lautan.

Rumimoto belajar ketabahan dalam menghadapi hidup.

Suatu hari, kapal Rumimoto terdampar di suatu pantai. Rumimoto senang karena perjalanannya telah sampai tujuan setelah berbulan-bulan terombang-ambing di tengah laut.

Rumimoto sangat bersyukur pada Tuhan karena terdampar di pantai yang sangat cantik dengan pasir putih bagaikan permadani.

Pantai itu dikenal sebagai Manandau yang berarti 'tempat yang sangat jauh'.

Untuk bertahan hidup, Rumimoto mencari buah-buahan dan belajar berburu, supaya dia dapat makan daging.

Perjalanan yang jauh dan kehidupan hutan yang keras membuat Rumimoto jatuh sakit.

Ia ditolong dan dirawat oleh wanita separuh baya.

Setelah sembuh, Rumimoto menceritakan perjalanannya hidupnya pada wanita tersebut.

Rumimoto menjadi Putri Lumimuut

Lalu, Rumimoto mengganti namanya menjadi Lumimuut, karena tidak ingin mengingat peristiwa pedih yang dialaminya.

Wanita paruh baya yang bernama Karema menydari bahwa Lumimuut bukan gadis sembarangan.

Karena Lumimuut memiliki kulit putih dan ujung kelopak matanya yang menyipit. Hal tersebut menandakan, bahwa dia bukan dari penduduk sekitar.

Karema merupakan wanita sakti yang hidup seorang diri di dalam hutan.

Kedua wanita itu bagaikan ibu dan anak. Karema mengajarkan pengatahuan yang dimilikinya pada Lumimuut, agar dia dapat diterima kelompok lain jika bertemu suatu saat nanti.

Di wilayah itu juga tinggal Opo Sumandep dan Opo Sumilang, kedua orang sakti ini tinggal di Gunung Wulur Maatus.

Saat melihat pertama melihat Lumimuut yang datang bersama Karema, kedua yakin Lumimuut diutus para dewa untuk melanjutkan keturunan di tanah Manandau.

Lalu, Opo Sumandep, Opo Sumilang dan Karema ini berdoa dan berusaha agar Puteri Lumimuut diberi anak laki-laki.

Ternyata, usaha ketiganya dikabulkan saat Lumimuut diminta melakukan upacara dengan menghadap ke arah barat ke arah dewa barat atau Opo Barat

Akhirnya, Putri Lumimuut diberi anugerah anak laki-laki yang diberi nama Toar.

Keturunan Etnis Minahasa

Nama Toar mengandung arti tou yang artinya manusia dan ari yang artinya tidak diketahui. Sesuai asal-usulnya, Toar tidak jelas siapa orang tuanya karena pemberian langsung dari dewa.

Toar tumbuh menjadi laki-laki yang gagah dalam perawatan Putri Lumimuut dan Karema. Toar hanya mengetahui bahwa Karema adalah ibunya.

Lumimuut tetap cantik dan terlihat seperti seusia Toar. Bahkan saat duduk bersanding, keduanya seperti sepasang remaja yang baru mekar.

Suatu hari, Karema memanggil keduanya, kecantikan Putri Lumimuut tak luntur sejak Opo Barat memberi titisan penerus tanah Manandau.

Karema meminta Putri Lumimuut dan Toar untuk mengelilingi Gunung Wulur Maatus, masing-masing membawa togkat pemberiannya.

Karema berpesan jika dalam perjalanan, mereka bertemu dengan orang yang memiliki tongkat yang panjangnya tidak sama dengan tongkat mereka, maka orang tersebut diminta menemui dirinya.

Ternyata, perintah tersebut datang dari Opo Sumendap dan Opo Sumilang. Dengan maksud untuk mencari penerus tanah Manandau.

Dalam perjalanan mengelilingi gunung, ternyata tongkat Putri Lumimuut dan Toar tidak sama panjang.

Sedangkan selama perjalanan tidak ada orang lain yang ditemui selain mereka berdua.

Putri Lumimuut mengetahui bahwa dirinya akan dinikahkan dengan Toar.

Pernikahanpun dilaksanakan dan disaksikan Opo Sumendap dan Opo Sumilang. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai sembilan anak laki-laki dan sembilan anak perempuan.

Dari Putri Lumimuut dan Toar keturunan etnis Minahasa berkembang secara turun temurun hingga saat ini.

Untuk itu, tanah Manandau dikenal Manado disebut pula dengan tanah Toar dan Lumimuut.

Sumber:

budi.kemdikbud.go.id dan kebudayaan.kemdikbud.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/07/01/063401078/legenda-putri-lumimuut-asal-usul-etnis-minahasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke