Salin Artikel

Pamit ke Malaysia, Hilang 30 Tahun hingga Dikira Meninggal, Muhadi Ditemukan Selamat di Labuhanbatu

Dibantu pihak kepolisian, Muhadi berkomunikasi dengan keluarganya di Desa Ngadisoko, Kecamatan Durenan, Trenggalek melalui video call.

Surti (65), istri Muhadi dan anak-anaknya terlihat terkejut bercampur haru saat mendengar suara pria berusia 72 tahun tersebut.

Pamit ke Malaysia, selamat dari tsunami

Ali Fattah (45), anak pertama Muhadi bercerita ayahnya pamit pergi ke Malaysia untuk merantau dan meninggalkan istri dan empat anaknya di Trenggalek.

Pada awal 1990, Muhadi kerap menghubungi keluarganya di Jawa melalui sambungan telepon. Setiap bulan, ia juga mengirim uang untuk kebutuhan istri dan anaknya di Trenggalek.

Kepada keluarganya, Muhadi bercerita selama di Malaysia, ia bekerja berpindah-pindah dan tak memiliki pekerjaan tetap.

Muhadi pun bercerita akan ke Aceh untuk mencari pekerjaan. Pada tahun 2006, sang ayah sempat mengabari keluarganya jika selamat dari tsunami di Aceh pada tahun 2004.

Sejak saat itu, keluarga tak lagi mendapatkan kabar dari Muhadi.

"Tahun 2006 usai tsunami, bapak (Muhadi) sempat berkabar kalau selamat," kata Ali.

Ali bercerita, ia sempat mencari keberadaan sang ayah hingga ke Jambi. Namun ia terpaksa kembali ke Trenggalek karena kehabisan uang.

"Saya cari sampai ke Jambi. Tidak ketemu. Balik lagi pulang karena kehabisan uang," terang Ali Fatah.

Tak hanya Ali, adi kandung Ali juga sempat akan mencari ayahnya. Namun dilarang oleh Ali karena tak ada biaya lebih.

Ali khawatir adiknya ikut hilang karena uang yang dimiliki terbatas dan sang adik tak pernah melakukan perjalanan jauh.

"Adik saya larang mencari. Bapak sudah hilang. Saya khawatir adik nanti hilang juga," ujar Ali.

Selama bertahun-tahun, keberadaan Muhadi tak diketahui hingga pihak keluarga pun merelakan jika Muhadi telah meninggal dunia.

Saat itu Muhadi tinggal seorang diri. Pada polisi, Muhadi bercerita telah kehilangan kontak dengan keluarganya di Jawa Timur selama puluhan tahun.

Lantas kabar tersebut beredar luas di berbagai media sosial, hingga akhirnya diketahui asal-usul Muhadi.

Selanjutnya, pihak polisi Labuhanbatu menjalin komunikasi dengan Polres Trenggalek untuk mencari keberadaan Muhadi.

Tidak berselang lama setelah ditelusuri, polisi Trenggalek mengetahui keberadaan keluarga Muhadi di Trenggalek di Desa Ngadisoko, Kecamatan Durenan.

Saat melakukan panggilan telepon, Muhadi tampak semangat berbincang dengan keluarganya di Trenggalek.

Terlihat dalam layar, Muhadi didampingi polisi di Kantor Polres Labuhanbatu, Sumatera Utara.

Muhadi menyampaikan bahwa ia akan segera pulang ke Trenggalek dan kembali berkumpul dengan keluarganya.

“Bapak muleh gak gowo opo-opo lo ya, (Bapak pulang tidak bawa apa-apa lo ya),” ujar Muhadi dalam video dengan Bahasa Jawa, Senin (27/06/2022).

Ungkapan Muhadi tersebut mengundang tawa Ali serta warga lain yang berada di rumah Surti. Suasana yang awalnya haru, berubah tawa mendengar kata-kata Muhadi.

"Yang penting selamat sampai rumah, Pak," Ali menyahut bapaknya.

Rencananya, Muhadi dipulangkan ke Trenggalek oleh Kapolres Labuhanbatu Sumatera Utara, didampingi oleh salah satu anggotanya hingga Bandara Juanda Surabaya.

Dijadwalkan, Muhadi berangkat dari Labuhanbatu Sumatera Utara dengan menggunakan pesawat.

Kemungkinan, Muhadi tiba di Bandara Juanda pada Selasa (28/06/2022) dan dijemput oleh Pihak Polres Trenggalek.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Slamet Widodo | Editor : Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2022/06/28/154500378/pamit-ke-malaysia-hilang-30-tahun-hingga-dikira-meninggal-muhadi-ditemukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke