Salin Artikel

Orangtua Murid Geruduk Kantor Gubernur Papua Barat soal PPDB, Tawarkan Sekolah Pagi dan Siang

Para orangtua murid itu kemudian dikumpulkan dan dipertemukan dengan Sekertaris Daerah Sekda, Nataniel Mandacan, Asisten I Setda Papua Barat Roby Rumbekwan, serta Kepala Bidang Pendidikan SMA Dinas Pendidikan, Timotius Kambu.

Kepala Sekolah, SMA Negeri 2 Manokwari, Adrianus Hara mengatakan kuota yang diterima di SMA Negeri 2 Manokwari yakni 288 orang.

"Pendaftaran kita tutup karena sudah memenuhi kuota yakni 288," kata Adrianus Hara, Selasa.

Dia menegaskan pihak sekolah tidak bisa memaksakan menerima siswa lebih banyak lantaran telah melebihi kuota.

"Apakah pasang tenda di lapangan kah, lalu guru dari mana. Sedangkan perbandingan guru dan murid di SMA itu tidak seimbang," ujar dia.

Dia menambahkan bahwa guru tetap di SMA Negeri 2 yang beralamat di Jalan Pertanian Wosi, Kelurahan Wosi, Distrik Manokwari Barat itu hanya berjumlah 39 orang.

Soal penerimaan murid gelombang II, pihaknya belum bisa memastikan.


Sementara salah satu orangtua murid Imenus Wanggai yang ditemui usai pertemuan mengemukakan pendapatnya.

"Pertemuan orangtua murid ini banyak orangtua sepakat tidak mau sekolahkan anaknya di sekolah swasta, mereka lebih cenderung memilih sekolah negeri," katanya.

Wanggai menambahkan, jika patokanya adalah zonasi dalam penerimaan, maka pihak sekolah diharapkan tetap konsisten dengan penetapan zonasi.

"Kalau misalnya kita tinggal di dekat SMA 2 atau SMA 1 kan kita masuk zonasi, harusnya anak kita diakomodasi," ucapnya.

Sebanyak 400 anak lulusan SMP saat ini menginginkan untuk melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Manokwari dan SMA Negeri 1 Manokwari.

"Tadi itu sudah ada solusi, bahwa dengan adanya tambahan siswa sudah pasti kapasitas daya tampung melebihi, sehingga sekitar 400 siswa yang belum diakomodasi di dua sekolah yakni SMA 1 dan SMA 2 jadi kita tawarkan anak-anak ini ada yang sekolah pagi dan sekolah siang" ucapnya.

Sekertaris Daerah (Sekda) Papua Barat, Nataniel Mandacan mengatakan bahwa semua sekolah sama, baik negeri maupun swasta atau SMA maupun SMK.

"Soal aspirasi yang disampaikan oleh para orangtua murid, kami akan bicarakan lagi dalam pertemuan dengan dinas terkait, kita perlu pertimbangkan keadaan sekolah, berapa jumlah guru, daya tampung sekolah dan sebagainya," ucap Nataniel Mandacan.

Meski demikian dia meminta agar para orangtua juga memanfaatkan sekolah swasta yang ada di Manokwari.

"Jangan pandang remeh sekolah swasta, saya ini juga dari sekolah swasta," kata Sekda Papua Barat.

Mandacan menegaskan, pihaknya akan membicarakan usulan para orangtua terkait dengan skema sekolah siang dan sekolah pagi baik di SMA Negeri 2 maupun SMA Negeri 1 Manokwari.


Sebelumnya pada Senin (27/6/2022), para orangtua murid mendatangi SMA Negeri 2 Manokwari.

Mereka meminta agar anak-anak tamatan SMP yang tinggal di dekat sekolah tersebut diakomodasi.

Para orangtua tersebut melakukan aksi pemalangan pintu utama sekolah, aksi yang sama dilakukan pada Selasa kemudian dilanjutkan pertemuan dengan Sekda di kantor gubernur.

Sementara PPDB di SMA Negeri 2 Manokwari mengunakan pola seleksi dengan 70 persen untuk Orang Asli Papua (OAP) dan 30 persen untuk anak non-Papua. Jalur afirmasi 15 persen kemudian jalur prestasi 30 persen dan jalur perpindahan 5 persen.

"Kami tinggal di dekat sekolah, katanya sistem zonasi tapi nyatanya kami punya anak tidak bisa mendaftar di SMA Negeri 2 Manokwari," kata orangtua siswa, Yuliana Orocomna saat aksi kemarin.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/28/123207178/orangtua-murid-geruduk-kantor-gubernur-papua-barat-soal-ppdb-tawarkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke