Salin Artikel

Kisah Umi, Sinden Tunanetra yang Bertekad Menjaga Budaya melalui Tembang Jawa

Siapa sangka, pemilik suara emas dan beberapa pengrawit merupakan penyandang disabilitas.

Meski demikian, permainan mereka tak terasa berbeda dengan musik karawitan pada umumnya.

Umi Musfiroh, salah satu sinden penyandang tunanetra, sukses membawakan tembang-tembang Jawa dengan apik.

Tembang Jawa yang dia bawakan, seperti Ketawang Mijil, Gugur Gunung, Prahu Layar, Santai Mulyo dan Jaranan.

"Saya dasarnya di vokal mas, saya senang bernyanyi sejak SD," kata Umi.

Umi mengungkapkan, dari belasan anggota karawitan, 6 orang di antaranya menyandang status disabilitas.

Bertekad melestarikan budaya Jawa

Menjadi tunanetra sejak lahir, Umi mengaku belajar karawitan hanya mengandalkan audio dari perekam suara maupun ponsel.

Meski penuh keterbatasan, ia pantang menyerah dan mempunyai tekad untuk terus melestarikan budaya Jawa melalui karawitan.

"Dengan audio belajarnya, kalau dulu sebelum di karawitan biasanya vokal diiringi alat musik organ," kata mahasiswi semester 2 Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa UM Purworejo ini.


Keterampilan menyanyikan tembang Jawa bagi tunanetra menjadi tantangan tersendiri.

Para sinden harus mengingat notasi gending, menghafal gending hingga kepekaan terhadap bunyi yang dimainkan.

Keberadaan kelompok musik karawitan di UM Purworejo ini seakan menjadi angin segar bagi para penyandang tunanetra untuk mengembangkan kemampuannya.

Kelompok ini juga didukung oleh Prodi Bahasa dan Sastra Jawa UMP.

"Keterbatasan bukan penghalang bagi penyandang disabilitas untuk berprestasi," kata Umi dengan bersemangat.

Umi mengaku senang bisa berkumpul dengan sesama penyandang disabilitas yang lain untuk belajar bersama, terlebih dalam sebuah wadah kesenian tradisional karawitan.

Dia dan kawan-kawanya mengaku telah menghafal beberapa tembang Jawa seperti yang dibawakannya hari ini.

"Senang bisa melestarikan budaya, apalagi sekarang minat terhadap budaya Jawa semakin menurun," tuturnya wanita berhijab ini.

Bermotivasi tinggi

Pembimbing karawitan sekaligus kepala Lab bahasa UM Purworejo, Eko Santosa, menyebutkan, mahasiswa-mahasiswi disabilitas yang ikut kelompok karawitan bimbingannya mempunyai motivasi tinggi dalam melestarikan budaya Jawa, khususnya seni karawitan.

"Di kelompok kami yang difabel ada 6, hari ini yang ikut tampil ada 3, yakni Mas Sugeng, Mas Prasojo dan Mbak Umi tadi yang jadi sinden," katanya.

Kelompok karawitan yang mengakomodasi penyandang disabilitas di Kampus UM Purworejo  ini dinamainya "Surya Budaya" yang sudah berdiri sejak tahun 2006 silam.

Ia mengaku dalam pembelajarannya semua anggota ini dilatih tidak hanya dalam satu posisi saja namun semua posisi dalam seni karawitan dipelajari.

Bahkan anggota yang menyandang disabilitas seperti Umi dan yang lainnya juga diberikan materi untuk memainkan alat karawitan.

Eko menyebut para disabilitas mempunyai kepekaan terhadap rasa dan suara yang tinggi dibanding anggota yang lainnya.

"Awalnya itu saya tertarik dengan suaranya mbak Umi, waktu menyanyikan tembang Mocopat kok bagus, akhirnya saya ajak untuk gabung di Karawitan mengiringi Wisuda UM Purworejo  yang ke 66 ini," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/25/202947278/kisah-umi-sinden-tunanetra-yang-bertekad-menjaga-budaya-melalui-tembang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke