Salin Artikel

Nama Gibran Muncul di Berbagai Survei Jelang 2024, Pakar UNS: Sangat Mungkin Naik Kasta Politik

SOLO, KOMPAS.com - Belakangan, nama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka muncul dalam berbagai lembaga survei terkait Pemilihan Gubernur DKI maupun Jawa Tengah pada Pilkada Serentak 2024.

Gibran muncul dalam survei yang dilakukan oleh Charta Politika pada Februari 2022.

Dalam survei itu menunjukkan putra sulung Presiden Jokowi paling banyak dipilih masyarakat Jawa Tengah dalam pilkada.

Belum lama, suami Selvi Ananda muncul dalam survei ahli yang dilakukan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Ada 10 nama calon gubernur pengganti Anies Baswedan pada Pilkada DKI 2024 dalam survei tersebut.

Nama Gibran sendiri berada di urutan ketujuh di bawah Wali Kota Semarang Hendar Prihadi.

Tak hanya itu, sejak Gibran memimpin Solo, banyak petinggi partai politik (parpol) di tanah air yang berkunjung ke Solo.

Mereka berbondong-bondong menemui Gibran baik di rumah dinasnya Loji Gandrung, maupun kantornya di Balai Kota Solo, Jawa Tengah.

Seperti Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan atau akrab disapa Zulhas, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah, Ketua Umum PSI Giring Ganesha, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan lain-lain.

Pakar Psikologi Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Moh Abdul Hakim menilai sangat mungkin Gibran naik kasta politik pada Pilkada Serentak 2024, baik maju DKI Jakarta maupun Jawa Tengah.

Meski pengalamannya dianggap masih dini di dunia perpolitikan,  tidak menjadi persoalan.

Menurut dia, politik dipengaruhi dua hal. Pertama kemampuan atau kinerja. Kemudian kedua, kepentingan publik atau popularitas atau elektabilitas.

"Terkait dengan elektabilitas ini Gibran sekarang momen. Saya lihat berdasarkan survei-survei populasi munculnya Gibran sebagai salah satu kandidat di Jawa Tengah dan di Jakarta sekarang ini menunjukkan sebagian masyarakat tidak menghitung lagi soal dia terlalu dini atau tidak," kata Abdul Hakim saat dihubungi, Kamis (9/6/2022).

"Sebagian masyarakat menganggap apapun rekam jejaknya walaupun pengalaman politiknya masih terbatas, Gibran diharapkan maju sebagai Gubernur Jateng. Jadi ini menunjukkan di sisi lain masyarakat tidak terlalu mempertimbangkan faktor lamanya jam terbang. Itu bukan sesuatu yang diperhatikan masyarakat. Melihat elektabilitas itu," sambung dia.

Abdul Hakim mengungkap banyak parpol yang mendorong Gibran untuk maju Pilkada DKI Jakarta maupun Jateng, meski ayah Jan Ethes Srinarendra itu tetap menyatakan dirinya fokus di Solo.

Dia menilai dorongan tersebut karena banyak parpol yang tidak memiliki kandidat yang dianggap populer selain Gibran untuk maju di Pilkada DKI Jakarta maupun Jateng.

"Sangat besar kemungkinannya (maju Pilkada DKI Jakarta atau Jateng). Walaupun Gibran berkali-kali menyatakan fokus ke Solo, tetapi ada parpol-parpol punya kepentingan mendorong Gibran maju di Jateng dan DKI Jakarta. Mengapa demikian? Balik lagi urusan soal bagaimana memperoleh dukungan. Karena parpol-parpol yang sekarang ini tidak punya kandidat baik di Jateng maupun DKI," terangnya.

Jika parpol tersebut bisa mengusung calon sendiri dan menang, ungkapnya akan memperoleh efek elektoral dari kemenangan tersebut.

"Sehingga majunya Gibran ke Jawa Tengah dan DKI Jakarta tidak hanya pilihannya Gibran, tapi sangat tergantung pada kepentingan parpol-parpol untuk di Jateng dan Jakarta saat ini, terutama parpol pengusung," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/09/135011978/nama-gibran-muncul-di-berbagai-survei-jelang-2024-pakar-uns-sangat-mungkin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke