Salin Artikel

Tak Ada Pembeli, 8 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Bengkulu Tutup Sementara

Pabrik-pabrik itu tidak bisa melanjutkan operasionalnya karena hasil olahannya berupa crude palm oil (CPO) belum bisa dijual.

"Sejauh ini ada 8 pabrik tutup karena tangki penyimpanan penuh karena belum ada pembeli CPO," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Bengkulu Riki Gunarwan saat dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu (4/6/2022).

Riki mengatakan, selama berhenti, pabrik-pabrik itu juga tidak bisa membeli buah kelapa sawit dari kebun yang ada di sekitarnya.

Riki mengungkapkan, pabrik yang tutup empat di antaranya ada di Mukomuko, satu di Bengkulu Utara, dua di Bengkulu Tengah.

Sebagai informasi, ada 30 pabrik crude palm oil di Bengkulu. Dari jumlah itu, hanya 13 yang punya perkebunan sendiri.

Petani biarkan buah kelapa sawit membusuk

Keadaan itu membuat petani kelapa sawit di Kabupaten Seluma, Bengkulu, belum berani melakukan panen.

Apalagi, saat ini harga kelapa sawit sedang jatuh menjadi Rp 1.500 per kilogram.

Harga tersebut jauh dari ketentuan Gubernur Bengkulu yang menetapkan harga terendah kelapa sawit dari petani yaitu Rp 2.600.

"Harga jatuh takut kalau dipanen tidak ada yang beli jadi kami biarkan membusuk tidak dipanen," ungkap Jaurat, petani kelapa sawit di Seluma, Sabtu (4/6/2022).

Jika memaksa panen dengan harga saat ini, kata Jaurat, hasil penjualan tidak akan cukup untuk menutupi biaya operasional. Terlebih, harga pupuk sedang tinggi.

Para petani kini hanya bisa berharap pemerintah segera mendapatkan jalan keluar agar CPO bisa mendapatkan pembeli sehingga hasil panen dapat diterima pabrik.

https://regional.kompas.com/read/2022/06/04/173148978/tak-ada-pembeli-8-pabrik-pengolahan-kelapa-sawit-di-bengkulu-tutup

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke